Minggu, 5 Oktober 2025

UAS di Sekolah? NO! Siswa SMA di Manggarai Timur Ini Sempat UAS di Kebun

Siswa kelas XII SMA Katholik St Arnoldus Mukun Manggarai Timur NTT terpaksa ikut UAS online di kebun memburu sinyal internet.

POS KUPANG/HO
Para siswa/siswi SMA St Arnoldus Mukun Manggarai Timur pekan lalu mengikuti UAS secara daring di dekat kebun dan semak-semak karena memburu sinyal internet. Layanan internet di sekolahnya mati total menyusu gangguan listrik. 

TRIBUNNEWS.COM, BORONG – Siswa-siswi kelas XII SMA Katolik St Arnoldus Mukun, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi NTT, menghadapi pengalaman pahit ta bisa mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS) di dalam kelas.

Mereka terpaksa berpindah-pindah tempat atau nomaden untuk mencari jaringan atau sinyal internet demi mengikuti UAS berbasis online dari 11-15 April 2023.

Situasi ini dijelaskan Kepala SMA Katolik St Arnoldus Mukun, Erland Darmo, SPd Gr. Ketiadaan sinyal intenet memaksa sekolah putar otak dan membawa para peserta UAS keluar sekolah.

Pengalaman buruk itu dialami hari kedua pelaksanaan UAS, saat aliran listrik padam dan jaringan internet total menghilang.

Karena itu diputuskan untuk ditunda pelaksanaan ujian pada hari ke-2 tersebut dan dilanjutkan pada Kamis (13/4).

Namun, kata Darmo, mereka tetap mengalami kendala yang sama berupa sinyal internet tidak ada, meskipun listrik PLN sudah menyala.

Karena itu diputuskan untuk mencari jaringan internet yang bagus di luar sekolah untuk pelaksanaan UAS.

Akhirnya memperoleh jaringan di salah satu tempat terbuka di Mukun, jarak sekitar satu kilometer dari sekolah tersebut.

UAS Online ala Siswa Manggarai Timur di Kebun
Siswa-siswi SMA St Arnoldus Mukun, Manggarai Timur mengikuti UAS online di kebun dan semak-semak jauh dari sekolahnya karena memburu sinyal internet. Guru-guru mendampingi para siswa di tempat terbuka itu.

Namun sayang, kata Darmo, sedang berlangsung ujian, cuaca tak bersahabat berupa turun hujan karena di alam terbuka.

Karena itu, dia memutuskan agar peserta didik bersama guru-guru menggunakan kendaraan mobil untuk bergeser menuju Kampung Paleng atau dengan jarak sekitar 3 kilometer dari sekolah tersebut.

Di kampung tersebut, kata Darmo, peserta didik mengikuti UAS di dalam sebuah gedung sekolah sehingga peserta didik dapat terlindungi dari cuaca alam yang kurang bersahabat.

"Kendala sinyal internet dan listrik padam ini, kami pihak sekolah dan anak-anak peserta didik sangat kecewa. Tapi tidak apa ini kan kejadian di luar dari rencana dan harapan kami di sekolah. Tidak apa-apa kami tetap semangat sehingga anak-anak kami bisa mengikuti ujian dengan baik dan pada akhirnya harapan kita mereka bisa sukses," ujar Darmo.

Di tempat berbeda, sebanyak 380 orang peserta didik kelas XII SMK Negeri 1 Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Provinsi NTT mengikuti ujian sekolah berbasis online Tahun Pelajaran 2022/2023.

Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum SMK Negeri 1 Borong, Pius Kabut, S.Pd, mengatakan, ada 380 siswa siswi peserta didik kelas XII SMK Negeri 1 Borong yang mengikuti ujian sekolah berbasis online.

Dari jumlah itu ada sejumlah peserta yang tidak mengikuti ujian pada hari pertama, ada yang hari kedua dan ada yang hari ketiga hari ini, karena ijin dengan alasan tertentu seperti sakit, izin melengkapi berkas untuk test Polri dan alasan lainya.

"Jadi kita izinkan, nantinya mereka tetap ikut ujian juga," ujarnya.

Menurut Pius, sesuai jadwal ujian sekolah berbasis online tersebut berlangsung mulai dari tanggal 11 sampai 15 April 2023. Dikatakan Pius, para peserta didik yang mengikuti ujian menggunakan handphone.

"Memang ada komputer sekolah tapi tidak pas, sehingga kita memilih menggunakan HP selain pas, juga memudahkan. Terkait paket internet sebagian gunakan WiFi sekolah, sedangkan sebagian peserta menggunakan data pribadi," terang Pius, Jumat (14/4).

Kendala Umum di Pulau Flores 

Pius mengklaim, selama tiga hari ujian sudah berlangsung, tidak ada kendala yang ditemukan baik sinyal internet maupun lainya.

Ketika ditanya bagaimana dengan siswa-siswi peserta ujian yang belum melunasi uang komite, kata Pius, memang ada sejumlah peserta didik yang belum melunasi uang komite, namun sudah diselesaikan secara baik.

Hak peserta didik sebagai anak bangsa Indonesia tetap mengikuti ujian seperti biasa.

"Memang ada yang belum lunasi uang komite, tapi itu sudah diselesaikan dengan baik. Hak siswa-siswi sebagai anak bangsa tetap mengikuti ujian seperti biasa. Kami pihak sekolah tidak pernah melarang," Ujarnya.

Pius juga mengharapkan kepada para peserta didik untuk mengikuti ujian dengan baik sehingga hasilnya memuaskan sesuai harapan dan pada akhirnya bermuara pada pendidikan yang hebat.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT Linus Lusi menanggapi pengalaman siswa kelas XII SMA Swasta Katolik St Arnoldus Mukun, Kabupaten Matim.

"Pertama terimakasih kepada PLN dan Telkomsel yang sampai dengan saat ini belum bisa berekspansi ke kawasan-kawasan tersebut apalagi di Mukun secara ekonomi pertanian sangat subur. Jalur jalan provinsi juga sudah dibentuk, semestinya diikuti dengan sarana prasarana lain," ujarnya.

Meski demikian, kata Linus, persoalan ini tidak harus menjadi halangan bagi pihak sekolah untuk tidak menjalankan ujian sekolah.

Linus berharap pihak sekolah bisa menggunakan berbagai cara atau metode untuk pelaksanaan ujian tersebut, sehingga sekolah perlu melakukan persiapan dengan langkah alternatif lainya.

Dengan demikian agenda ujian yang telah disiapkan dapat berjalan sesuai sebagaimana biasanya.

"Kalau jaringan tidak ada tentu kepala sekolah harus sudah tahu bagaimana caranya agar pelaksanaan ujian bisa berjalan," ujarnya.

Menurut Linus, dalam bidang pendidikan,s emua pihak harus berbagi peran. Pemerintah Provinsi NTT menyiapkan sarana dan prasarana di sekolah, pejabat di bidang itu harus pro aktif merespon persoalan yang dialami. Tidak hanya SMA tetapi juga SMP dan SD.

"Saya kira masalah ini menjadi PR bersama, tetapi bagaimana kepala sekolah dapat mengatasi dengan cara lain agar para siswa-siswi dapat mengikuti ujian selesai tepat waktu," ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan Linus, Kepala sekolah (Kasek) di NTT, khususnya SMA/SMK/SLB perlu menyiapkan langkah mitigasi sewaktu ujian.

Antisipasi itu berupa masalah pada jaringan internet hingga sistem kelistrikan, apalagi NTT belum memiliki infrastruktur memadai dalam pelaksanaan ujian secara online.

"Kalau dia sulit, ujian (sekolah) berbentuk kertas, selesai. Karena situasi alam. Jadi kepala sekolah perlu menyiapkan langkah-langkah alternatif," jelasnya.

Penggunaan sistem manual itu diperlukan saat kondisi yang tidak memungkinkan. Ujian dengan manual harus dilakukan dan tidak memaksakan situasi, yang bisa berakibat pada kualitas ujian.

Meski dengan ujian manual seperti sebelumnya, Linus tetap mengingatkan agar aspek kerahasiaan dan kualitas soal dari sebuah ujian harus tetap dikedepankan. "Sekolah perlu memiliki alternatif lain," sebut dia.

Anggota DPRD Manggarai Timur, Lucius Modo mengaku sedih dan kecewa atas apa yang dialmi siswa peserta didik SMA Katolik St Arnoldus Mukun.

Lucius kecewa dengan pihak Telkomsel dan juga PLN karena terjadi sinyal buruk dan listrik padam disaat para pelajar sedang mengikuti ujian yang membutuhkan listrik dan sinyal.

Lucius berharap siswa SMAK St Arnoldus Mukun tetap semangat. "Adik-adik tetap semangat berjuang untuk masa depan yang lebih hebat," tutupnya.

Anggota DPRD Provinsi NTT, Yohanes Rumat, menilai kejadian yang dialami siwa di SMAK St Arnoldus Mukun ini juga oleh siswa di lembaga pendidikan lainya.(Tribunnews.com/PosKupang/Robert Ropo)

ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ;

Baca Selanjutnya: Siswa smak sma katolik st arnoldus mukun uas di semak belukar cari jaringan internet

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved