Jejak Mbah Ahmad Mutamakkin, Ulama Besar Islam dari Kajen Pati Jateng
Syekh Ahmad Mutamakkin atau Mbah Ahmad Mutamakkin adalah ulama Islam ternama dari Kajen, Pati, Jawa Tengah.
Masjid ini memiliki banyak simbol dan ornamen sarat makna. Di antaranya ornamen ‘kuntul nucuk mbulan’.
Sebuah ornament ukiran di lengkungan belakang mimbar bergambar sepasang burung bangau biru-kehijauan yang tengah mematuk bulan sabit keemasan.
Ornamen tersebut bermakna doa dari Syekh Mutamakkin pada para penerusnya agar mampu meraih cita-cita hidup yang mulia.
Mereka juga ditinggikan derajatnya, serta teguh dan tabah di jalan keilmuan sehingga mencapai tingkatan insan kamil.
Biografi singkat sang waliyullah itu terpampang dalam infografis berukuran besar di diding sebelah barat Museum Kajen “Mbah Ahmad Mutamakkin”.
Museum yang baru didirikan pada 2022 ini berada di lantai dua Gedung Islamic Centre Kajen (ICK), kompleks Masjid Jami’ Kajen, Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati.
Museum ini menyimpan artefak dan manuskrip yang merekam jejak perkembangan dakwah Islam oleh Syekh Mutamakkin.
Ketua Museum Kajen, Zuli Rizal, mengatakan bahwa museum ini didirikan pada 6 Agustus 2022, bertepatan Haul Mbah Mutamakkin 9 Muharram 1444 Hijriyah.
“Museum ini diinisiasi oleh para penggawa Islamic Centre Kajen bersama Komunitas Jelajah Pusaka Kajen serta didukung oleh Yayasan Mbah Ahmad Mutamakkin. Museum ini merupakan perwujudan cita-cita bersama untuk menghadirkan sumber informasi yang otentik mengenai sejarah Kajen,” papar Zuli, Selasa (21/3/2023).
Koleksi museum ini, kata Zuli, berkaitan dengan Mbah Ahmad Mutamakkin.
Selain infografis yang telah diuraikan di atas, ada pula foto-foto Kajen tempo dulu (1800-1900-an) serta peta sebaran situs sejarah di Kajen.
Museum ini juga punya koleksi berupa miniatur (maket) Masjid Kajen dalam bentuk pada awal berdirinya.
“Dulu masjid ini berbentuk panggung, beratap tumpang tiga, dan berdinding kayu jati. Masjid gaya era (Kesultanan) Demak. Di sekitarnya banyak naungan pohon bambu dan rumbia,” jelas Zuli.
Ia menambahkan, museum juga menampilkan koleksi artefak Masjid Kajen yang merekam sejarah renovasinya.
“Di sini ada mustaka masjid yang kedua, terompet untuk azan, gandok atau tempat mencuci kaki, dan sentir atau tatakan lampu yang digunakan di masjid pada zaman dulu,” papar dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.