Senin, 6 Oktober 2025

Jejak Mbah Ahmad Mutamakkin, Ulama Besar Islam dari Kajen Pati Jateng

Syekh Ahmad Mutamakkin atau Mbah Ahmad Mutamakkin adalah ulama Islam ternama dari Kajen, Pati, Jawa Tengah.

TRIBUN JATENG/MAZKA HAUSAN NAFAL
Zuli Rizal (kiri) pemandu di Museum Kajen Mbah Ahmad Mutamakkin, Kajen, Pati, Jateng, sedang menyampaikan informasi mengenai koleksi museum pada seorang pengunjung beberapa waktu lalu. 

TRIBUNNEWS.COM, PATI – Satu di antara sekian tokoh dan ulama besar Islam di Jawa adalah Syekh Ahmad Mutamakkin.

Ia popular dengan sebutan Mbah Ahmad Mutamakkin Kajen. Syekh Ahmad Mutamakkin lahir di Tuban, Jawa Timur, pada 1645.

Ia mewarisi darah ningrat. Secara silsilah, konon ia masih keturunan Sultan Hadiwijaya alias Jaka Tingkir.

Dari ayah Raden Sumohadinegoro dan ibu Putri Raden Tanu Tuban, Syekh Ahmad Mutamakkin lahir dengan nama kecil Raden Sumohadiwijaya/Hadikusuma.

Saat menjelang dewasa, ia melanjutkan rihlah (perjalanan) mencari ilmu sampai ke Timur Tengah. Di sana ia berguru dengan Syekh Zein dari Yaman.

Saat itulah ia mendapatkan gelar Al-Mutamakkin yang berarti “yang meneguhkan hati”. Pulang dari Timur Tengah, ia konon diantar jin.

Namun dalam perjalanan pulang ia dilempar di tengah samudera. Di sana ada seekor ikan mladang (lemadang) yang menolongnya dan membawanya ke tepi pantai daerah Cebolek.

Suatu malam selepas isya, Syekh Ahmad Mutamakkin melihat seberkas cahaya terpancar dari arah barat daya.

Cahaya tersebut menjulang dari bumi ke langit. Syekh Mutamakkin lalu menuju sumber cahaya.

Di sana ia bertemu satu-satunya orang yang sudah haji di daerah itu (bahasa Jawa: Kaji Ijen. Asal-usul nama Desa Kajen Pati), yakni Mbah Syamsuddin alias Suryoalam.

Sang Kaji Ijen merupakan pemangku daerah itu.

Singkat cerita, Syekh Mutamakkin lalu dinikahkan dengan putri Mbah Syamsuddin, Nyai Sholihah, dan diberi amanah untuk melanjutkan estafet perjuangan berdakwah.

Syekh Mutamakkin lalu mendirikan Masjid Jami’ Kajen pada 1695 sebagai tempat berdakwah sekaligus mengajarkan ilmu pada murid-muridnya.

Perlahan tapi pasti, murid Syekh Mutamakkin terus bertambah. Islam pun mengakar kuat di Desa Kajen.

Masjid Jami’ Kajen menjadi artefak, saksi bisu perjuangan dakwah sang syekh di Kawasan Kajen.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved