Halo Semeton, Sampurasun, Horas, Wilujeng! Aneka Cara Warga Lokal Menyapa Indonesia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - “Haloo semeton Tribunnews, di videone mangkin titiyang bade jagi ngacaritayang kebiasaan masekolah reng baliiii,” kata Ayu Dewi, remaja Bali yang membuat video pendek #13anggaMelokal.

Ini kampanye nasional ala Tribunnews.com menjelang ulang tahun ke-13 portal berita terbesar di Indonesia, yang akan diperingati pada 22 Maret 2023.      

Kampanye membuat video pendek ekspresi kebiasaan sehari-hari ini wajib disampaikan dalam bahasa lokal atau bahasa daerah setempat.

Karya diposting di Instagram Reels masing-masing pengirim, disemati tagar yang ditentukan Tribunnews.com.  

Ayu Dewi adalah satu di antara sekian banyak peserta yang membuat dan mengirimkan karyanya ke Tribunnews.com.

Di pembukaan videonya, Ayu Dewi menyapa hangat teman-teman Tribunnews.com, lewat kalimat seperti tertulis di paragraf pertama artikel ini.

Setelah mengucapkan sapaan, Ayu Dewi hendak menceritakan dan menunjukkan kebiasaan para remaja, siswa/siswi saat bersekolah di Bali.

Mengenakan baju adat warna merah marun, Ayu Dewi memulai kegiatan merapikan rambut sebelum berangkat ke sekolah.

Tak lupa ia mengenakan selendang warna hijau melingkar di pinggangnya. Setelah itu bakar dupa, memetik bunga, lalu berdoa di depan tempat sesaji di rumahnya.

Ayu Dewi berdoa memohon keselamatan, Kesehatan dan berkah untuk diri dan juga keluarganya. Ia lalu berangkat ke sekolah.

Rupanya hari itu Kamis, hari yang khusus bagi para siswa/siswi sekolah di Bali, karena harus mengenakan baju adat.

Di akhir video, Ayu Dewi mengucapkan salam penutup kepada teman-teman Tribunnews.com. Tak lupa menyebut slogan #TitiyangLokalTitiyangBangga.

Aneka video karya warganet terkait kampanye #13anggaMelokal selain dari Bali, ada juga dari Sulawesi Tengah yang menggunakan bahasa Kaili.

Dari Jember pemuda bernama akun @habi_losmeng26, menggunakan bahasa Madura sebagai bahasa percakapan di video-video pendeknya.

Ada beberapa konten yang dibuatnya. Dua di antaranya diberi judul “Ngarek” atau merumput, dan ‘Panen Buah Naga’.