Rabu, 1 Oktober 2025

Pilkada Serentak 2024

Hasto PDIP: Kami Yakin Airin Menang di Banten Kalau Tidak Ada Pengerahan ''Partai Cokelat''

Tak hanya di Banten, Hasto juga menyoroti Pilkada di Sulawesi Utara. Kata dia, jika di provinsi tersebut tidak dilaksanakan pengerahan sampai ke gerej

Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristiyanto saat jumpa pers di kantor DPP PDIP, Jakarta, Minggu (1/12/2024). 

Istilah ini muncul karena dinilai sebagai simbol penyimpangan demokrasi saat pemilu.

Istilah ini pertama kali mencuat dalam rapat Komisi I DPR RI yang membahas netralitas TNI dan penegakan hukum dalam proses demokrasi. Namun, istilah tersebut ternyata memiliki akar yang lebih dalam, merujuk pada dugaan penyalahgunaan kekuasaan oleh kelompok tertentu.

Dengan berbagai pendapat yang mencuat, isu "Partai Coklat" ini tidak hanya menjadi wacana politik, tetapi juga mencerminkan kekhawatiran terhadap masa depan demokrasi di Indonesia.

Baca juga: PA 212 Akui Tak Undang Anies Baswedan ke Acara Reuni Akbar Besok, Lebih Harapkan Prabowo Datang

Istilah "Partai Coklat" pertama kali mencuat ketika Yoyok Riyo Sudibyo, anggota DPR RI Fraksi NasDem, mengungkapkan pandangannya dalam rapat bersama Menteri Pertahanan dan Panglima TNI.

Menurut Yoyok, netralitas TNI sangat baik, tetapi demokrasi Indonesia yang brutal membutuhkan tindakan tegas terhadap penyimpangan seperti politik uang dan kampanye hitam.

Ia menyebut "Partai Cokelat" sebagai fenomena baru yang terkait dengan Pilkada 2024. Istilah ini digunakan untuk mengkritik penyimpangan dalam proses demokrasi, yang dinilai mengarah pada pembentukan kekuasaan otoriter.

Terkini, pihak PDIP melalui Sekretaris Jenderal (Sekjen)-nya tak menampik "Partai Cokelat" merujuk dugaan keterlibatan polisi atau Polri pada beberapa Pilkada di daerah pada 2004.

Hasto menyampaikan ini ketika menegaskan seluruh jajaran PDI-P memantau pelaksanaan pemungutan suara Pilkada Serentak 2024, Rabu (27/11/2024). 

“Di Jawa Timur relatif kondusif, tetapi tetap kami mewaspadai pergerakan partai coklat ya, sama dengan di Sumatera Utara juga,” ujar Hasto di kediaman Megawati Soekarnoputri, Rabu (27/11/2024). 

Istilah itu kemudian menyudutkan Polri karena disebut-sebut melakukan pengerahan aparat pada pemilihan umum, baik Pilpres, Pileg maupun Pilkada.

Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo
Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo (Tribunnews.com/Reynas Abdila)

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sendiri pernah membantah tuduhan tersebut.

Ia menegaskan komitmennya untuk menjaga netralitas Polri di Pilkada. 

Baca juga: Pria Tanpa 2 Tangan Tersangka Rudapaksa di NTB Ngaku Dijebak: Saya Diam, Takut, Malu

Ia pun mengaku telah memerintahkan bawahannya untuk tidak terlibat dalam politik praktis dan hanya fokus menjaga keamanan selama proses Pilkada.

Listyo juga menyebut bahwa pengawasan netralitas dilakukan oleh pihak internal dan eksternal untuk memastikan kredibilitas institusi Polri tetap terjaga.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved