"Yang kedua adalah serapan industri, di sini harus segera tumbuh industri yang bisa menyerap banyak tenaga kerja. Kemudian yang ketiganya adalah sektor-sektor jasa harus semakin berkembang sehingga kedepannya itu kalau misalnya nanti tumbuh (Bandara) Kertajati dengan baik, industri perhotelannya tumbuh, industri manufakturnya tumbuh. Maka angka kemiskinannya akan selesai," jelas dia.
Untuk menyelesaikan angka kemiskinan di Cirebon Raya, Dedi juga akan berbagi peran dengan pemerintah pusat hingga kabupaten/kota. Langkah kolaborasi itu diyakini bisa menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di daerah.
"Selain itu juga fokus program negara, pemerintah harus fokus seperti yang saya sampaikan. Jadi gini, konsepsi kedepan ada berapa sih angka kemiskinan (semisal) di Majalengka? itu akan saya bagi habis. Nanti birokrat kewajibannya apa? provinsi kewajibannya apa? pusat kewajibannya apa? sehingga konsisten pada itu, jadi nggak boleh geser-geser. Termasuk keberhasilan keluarga berencana, kan kemiskinan terjadi juga karena anaknya banyak," bebernya.
Adapun langkah konkrit yang disiapkan untuk upaya menekan angka kemiskinan, Dedi sudah menyiapkan sejumlah program. Mulai dari perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu), hingga jaminan sistem pendidikan adalah sejumlah upaya yang dipersiapkan Dedi jika nanti terpilih menjadi Gubernur Jabar.
"Rumahnya saya perbaikin dengan standar Rp50 juta minimal, jaringan air bersihnya saya perbaikin, anak-anaknya saya jamin pendidikannya, rumah sakitnya saya jamin, ruang lapangan kerjanya akan dibuka, kemudian orangnya harus produktif dia bisa nanam cengek, nanam cabai, nanam padi, ternak ikan, ternak kambing, ternak sapi, itu bisa selesai," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.