Rabu, 1 Oktober 2025

Pilkada Serentak 2024

Anies Baswedan Irit Bicara saat Ditanya Pilkada Jakarta 2024: Pokoknya Saya Masih Lihat Dulu

Anies Baswedan menanggapi soal dirinya masuk bursa calon gubernur Pilkada DKI Jakarta 2024.

Instagram @aniesbaswedan
Anies Baswedan bersama Ketua NasDem, Surya Paloh, dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, di acara ulang tahun Raja Charles III yang digelar Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Kamis (6/6/2024) 

TRIBUNNEWS.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, irit bicara saat ditanya soal namanya yang masuk bursa bakal calon pemimpin ibu kota.

Saat diadang awak media usai menghadiri undangan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta dalam rangka ulang tahun Raja Charles III, Kamis (6/6/2024), Anies tak banyak berkomentar soal namanya yang masuk bursa Pilkada DKI Jakarta 2024 bersama Ridwan Kamil.

Begitu juga saat disinggung tentang PDIP yang tertarik mengusung dirinya sebagai calon gubernur.

Anies hanya mengatakan akan mengikuti arus menjelang Pilkada Serentak 2024.

"Ya, kita lihat nanti. Ngalir aja. Kita ngalir aja lah pokoknya," kata Anies singkat, Kamis, dikutip dari YouTube KompasTV.

Pernyataan serupa juga disampaikan Anies saat ditanya tanggapannya mengenai PKB yang juga tertarik padanya.

"Kita lihat nanti," ucapnya.

Anies menegaskan dirinya masih memantau situasi politik terkait Pilkada DKI Jakarta 2024.

"Pokoknya saya masih lihat dulu sekarang," tutupnya sambil berlalu.

Sebelumnya, PDIP menyampaikan ketertarikannya untuk mengusung Anies dalam Pilkada DKI Jakarta 2024.

Hal ini disampaikan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani.

Baca juga: Pertarungan Pilgub Jakarta Diprediksi Ketat Hadirkan 3 Poros Kekuatan, Ahok Vs Ridwan Kamil Vs Anies

"Menarik juga Pak Anies," ujar Puan di Senayan, Jakarta, Selasa (4/6/2024), ketika ditanya soal nama Anies yang dipertimbangkan PDIP.

Meski demikian, Puan tak bicara secara mendetail apakah PDIP akan mengusung kader atau sosok eksternal di pertarungan Pilkada DKI Jakarta 2024.

Ia hanya memastikan partainya akan realistis melihat situasi dan dinamka Pilkada serentak 2024.

"Ya harus realistis bagaimana melihat situasi di lapangan karena setiap daerah itu wilayahnya itu beda-beda, ini kira-kira peluangnya ada di wilayah mana," tuturnya.

Pernyataan Puan itu diamini oleh Ketua DPP PDIP lainnya, Said Abdullah.

Said mengakui sosok Anies memang unggul di Jakarta.

"Fakta bahwa Anies kuat, kita lihat di Pilpres kemarin di Jakarta. Kalau Mbak Puan menyampaikan itu Pak Anies menarik, pasti menarik," kata Said di Senayan, Rabu (5/6/2024).

Tak hanya Anies, Ridwan Kamil dan putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, juga dianggap menarik oleh Said.

Said pun menegaskan PDIP tidak ingin memusuhi pihak manapun di Pilkada DKI Jakarta 2024.

Baca juga: Relawan Dorong Anies Maju Pilkada Jakarta, Kumpulkan 1 Juta Tanda Tangan-Pepet Parpol Cari Dukungan

Sebab, kata Said, PDIP ingin mencari pemimpin terbaik untuk Jakarta.

"Pada saat yang sama ada RK, menarik, pasti menarik. Dua-duanya menarik, tetapi kita lihat saja."

"Kaesang juga menarik, kata siapa bagi PDIP tidak menarik, PDIP tidak menafikan siapapun," jelas Said.

"Kami tidak dalam konteks untuk memusuhi siapapun. Kami ingin mencari pemimpin yang memang fokus untuk kepentingan masyarakat DKI Jakarta," tegasnya.

NasDem Sambut Baik PDIP

Menanggapi PDIP yang menganggap Anies Baswedan sosok menarik untuk Pilkada DKI Jakarta 2024, NasDem memberikan respons positif.

NasDem yang menjadi salah satu partai pengusung Anies di Pilpres 2024, menilai ketertarikan PDIP kepada Anies adalah hal wajar.

Pasalnya, menurut NasDem, politik sangat dinamis.

"Ya nggak apa-apa (PDIP dukung Anies di Pilkada DKI Jakarta 2024), jangan lihat jadi diametralnya seperti itu."

"Politik kita ini kan suatu hal yang cair, bahkan ndak jarang juga sesama barisan sakit hati bertemu, 'kan?" ujar Ketua DPP NasDem, Willy Aditya, sambil tertawa, Kamis.

"Bedanya gini, (Pilkada) ini bukan menjadi dialog antara partai politik. Pilkada itu beda sama Pilpres, itu beda."

"Pilkada itu yang menjadi episentrum itu si kandidat. Itu bedanya," jelas dia.

Lebih lanjut, Willy menjelaskan perbedaan Pilpres yang disebutnya partai lebih dilirik ketimbang kandidatnya.

Lantaran, selama kampanye, pihak yang lebih sering berkomunikasi dan dialog dengan publik adalah partai pengusung.

Karena itu, Willy mengatakan semua partai, termasuk NasDem, akan lebih kalem menghadapi Pilkada, sedangkan calon membuka komunikasi dengan masyarakat.

"Karena kami (partai) mengurus (Pilkada ini), kamu bayangkan ini tidak tidur-tidur ini. (Ada) 500 lebih kabupaten kota, 37 provinsi kali dua atau tiga kandidat aja kita apa enggak mabuk?" kata Willy

"Jadi di dalam konteks Pilkada, partai menjadi tidak terlalu pro-aktif karena semua orang datang, semua kita (partai politik) pertimbangkan, semua kita wawancarai," tandasnya.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Fersianus Waku/Rizki Sandi Saputra)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved