Pilpres 2024
Ahli Beberkan Peran Jokowi Alihkan Preferensi Pemilih ke Paslon 02, Ayah Gibran Kunci Kemenangan?
Jokowi dinilai mendesain secara sistematis langkah-langkah untuk memenangkan pasangan calon (paslon) nomor urut 2, pada Pilpres 2024.
Suharko menyebut Presiden Jokowi menjadi kunci kemenangan dari paslon 2, Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024 yang dalam sekali putaran, sebagaimana telah diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pada 20 Maret 2024.
Para ahli strategi pemenangan paslon nomor urut 2 tampaknya mampu membaca dan memahami bahwa variabel atau kinerja ekonomi yang dicapai pemerintahan Jokowi dan ketokohannya yang kuat di mata publik, menjadi modal yang sangat penting dalam upaya memenangkan paslon nomor 2.
“Boleh diibaratkan bahwa kunci atau kartu kemenangan telah dipegang manakala Presiden Jokowi menunjukkan arah dukungan kepada paslon 2," kata Suharko.
Dia mengungkapkan, gejala menuju kemenangan mulai tampak manakala Presiden Jokowi menunjukkan arah dukungan kepada paslon 2. Posisi Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan yang seharusnya netral akhirnya berpihak dan mengarah pada munculnya gejala-gejala unfairness pada proses dan mungkin juga hasil Pemilu 2024.
"Terkait dengan itu, menurut saya keberpihakan Presiden pada paslon nomor 2 dan bentuk nepotisme dalam wujud pencalonan Gibran adalah strategi pemenangan yang didesain secara sistematis," ujar Suharko.
Dia menambahkan, ada beberapa tindakan politik Presiden Jokowi yang juga mengarah pada desain untuk memenangkan paslon 2, yaitu kebijakan penyaluran/pembagian bantuan sosial dalam bentuk barang pada bulan-bulan mendekati hari pemungutan suara.
Selain itu, upaya penguatan konstruksi citra Presiden Jokowi, pelanggengan hegemoni kekuasaan, dan mobilisasi alat/aparat negara dan konsolidasi kekuasaan.
Pemilu 2024 Diwarnai Politisasi Bansos Presiden Jokowi
Ahli Psikologi Politik dari Universitas Indonesia (UI) Profesor Hamdi Muluk mengatakan, sebanyak 29% pemilih memilih salah satu paslon dalam pilpres karena penggelontoran bantuan sosial (bansos).
Bahkan, di beberapa negara seperti di Nigeria, 92% pemilih memilih calon petahana karena penggelontoran bansos dalam bentuk uang tunai (BLT).
“Politisasi Bansos bersifat problematika karena bansos hanya bisa dikendalikan oleh orang yang punya otoritas, dalam hal ini petahana,” kata Hamdi saat memberi keterangan dalam kapasitas sebagai ahli pada sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Selasa (2/4/2024).
Guru Besar Fakultas Psikologi UI itu menjelaskan, bahwa dalam konteks Pilpres 2024, tidak ada petahana yang maju, meski bansos digelontorkan dalam jumlah besar.
Namun, ujarnya, ada kontestan yang maju setengah petahana, dalam hal ini putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka. Dia adalah calon wakil presiden (Cawapres) yang berpasangan dengan Capres Prabowo Subianto.
Jika pembagian bansos itu berhasil, ujarnya, maka kepuasan terhadap petahana (Jokowi) terkonversi kepada setengah petahana Gibran.
Baca juga: Bukan Omon-omon, Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras Bergambar Prabowo-Gibran ke MK sebagai Alat Bukti
Tidak Fair
Hamdi mengatakan, penggelontoran bansos dari sisi politik menjadi masalah, karena menjadi tidak ‘fair’ bagi paslon lain. Pasalnya, pihak yang memiliki otoritas atas mekanisme, besaran, kapan dan bagaimana didistribusikan adalah petahana.
“Apakah etis, karena oposisi tidak punya kesempatan yang sama?” lanjutnya.
Pilpres 2024
PTUN Tunda Pembacaan Putusan PDIP soal Penetapan Gibran Cawapres, Mahfud Pesimis Bakal Dikabulkan |
---|
VIDEO Pembacaan Putusan Gugatan PDIP Soal Pencalonan Gibran di PTUN Ditunda Jadi 24 Oktober 2024 |
---|
Jubir PTUN: Penundaan Pembacaan Putusan Gugatan PDIP soal Gibran Tak Terkait Pelantikan Presiden |
---|
Hakim Sakit, PTUN Tunda Baca Putusan Gugatan PDIP hingga Setelah Pelantikan Prabowo-Gibran |
---|
BREAKING NEWS PTUN Tunda Pembacaan Putusan PDIP Gugat KPU soal Penetapan Gibran jadi Cawapres |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.