Kamis, 2 Oktober 2025

Pemilu 2024

Curiga Ada Manipulasi, Sekjen PDIP Tuding Sirekap KPU Sempat Dimatikan

Hasto mengatakan, pihaknya menerima informasi bahwa ada upaya-upaya melakukan dugaan kecurangan terhadap hasil quick count di Sirekap.

Tribunnews.com/Fersianus Waku
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menuding jika Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap), alat bantu penghitungan Pemilu sempat sengaja dimatikan.

Hasto mengatakan, pihaknya menerima informasi bahwa ada upaya-upaya melakukan dugaan kecurangan terhadap hasil quick count di Sirekap.

Baca juga: KPU Klaim Sirekap Telah Diperbaiki, Bawaslu Temukan 6 Masalah Penghitungan Suara, Apa Saja?

"Kami mendapatkan informasi yang sangat akurat dengan berbagai data-data yang lengkap bahwa ada upaya-upaya untuk melakukan intersep terhadap hasil quick count tersebut," kata Hasto dalam jumpa pers di Pelataran, Menteng, Jakarta, Rabu (28/2/2024).

Menurut Hasto, dugaan kecurangan Pemilu itu dilakukan secara sistematis melalui Sirekap KPU.

"Di mana dari Sirekap itu program yang original yang sebenarnya pada tanggal 1 Februari itu sudah dinyatakan approve, sudah di-acc dengan progres yang baik dengan sistem pengamanan melalui berbagai identifikasi," ujarnya.

Baca juga: PKB: Audit Forensik dan Investigasi Jadi Cara Jawab Beragam Isu Soal Sirekap KPU

Hanya saja, Hasto tak mengungkapkan kapan dugaan kecurangan di Sirekap dan pihak yang melakukannya.

"Ada upaya secara sengaja untuk melakukan perubahan dengan mematikan Sirekap secara sengaja dan itu berlangsung sampai jam 7 malam," ucapnya.

Saat itu, kata dia, dilakukan pengaktifan terhadap suatu Sirekap versi baru yang sangat dimungkinkan dilakukan berbagai bentuk manipulasi.

"Termasuk dengan menggunakan berbagai data-data C1 yang kemudian juga berdasarkan analisis para pakar diragukan apakah itu C1 yang autentik yang berasal dari TPS atau suatu hasil C1 yang dibuat dengan hasil skenario berbeda," ucap Hasto.

Hasto menjelaskan, berbagai temuan tersebut akan disampaikan kepada Tim Hukum Pembela Demokrasi dan Keadilan Ganjar-Mahfud.

"Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat yang menyimpan C1 pada saat perhitungan di TPS selesai dilakukan, itulah yang nanti akan jadi pembanding dalam audit meta data C1 tersebut," imbuhnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved