Selasa, 30 September 2025

Pilpres 2024

Peluang Mahfud dan Khofifah Jadi Cawapres Ganjar, Ini Perbandingan Elektabilitas dan Rekam Jejaknya

Berikut analisis dan perbandingan elektabilitas Mahfud MD dan Khofifah Indarparawansa yang disebut jadi kandidat Cawapres Ganjar Pranowo.

Penulis: Adi Suhendi
Tribunnews.com/Gita Irawan
Khofifah Indar Parawansa (kiri), Ganjar Pranowo (tengah), dan Mahfud MD (kanan). 

"Ya itu juga menjadi pertimbangan dan tentu saja calon presiden yang ada mempertimbangkan hal tersebut termasuk PDIP," ujar Puan.

Namun, Puan menuturkan semua kandidat bakal cawapres pendamping Ganjar masih memiliki kesempatan yang sama.

"Semuanya punya kesempatan yang sama," ungkapnya.

Terlebih, dia menambahkan nama-nama yang disebut-sebut akan menjadi cawapres Ganjar memiliki kelebihan masing-masing.

"Nama-nama sekarang yang beredar sebagai bacawapresnya Mas Ganjar punya kesempatan sama, punya kelebihan tertentu yang saling memenuhi kalau nantinya ada kekurangan dari Mas ganjar," kata Puan.

Analisis Pengamat

Analis Politik Ipsos Public Affairs, Arif Nurul Imam menilai figur bakal calon wakil presiden yang dibutuhkan Ganjar Pranowo harus memperhatikan beberapa hal.

Pertama menurut, memiliki daya ungkit elektoral, yaitu sosok bacawapres yang bisa menambah ceruk dan memperbesar perolehan suara.

"Lebih diutamakan yang bisa klaim representasi hijau atau Islam karena Ganjar lemah di ceruk ini," kata Arif Nurul saat dikonformasi, Selasa (3/10/2023).

Kedua menurut dia, memiliki 'chemestry' dengan Ganjar karena akan jadi mitra kerja jika terpilih.

Karena dia menilai, tanpa 'chemestry', maka pemerintahan ke depan akan banyak terjadi turbulensi.

"Sosoknya harus memiliki basis suara dan integritas," ujarnya.

Arif menilai bahwa basis massa dibutuhkan karena butuh dukungan untuk memeroleh kemenangan, sedangkan integritas, dibutuhkan karena jika terpilih jadi wapres harus memiliki integritas.

Hal serupa pun disampaikan peneliti SMRC Saidiman Ahmad bahwa bacawapres Ganjar harus memiliki basis massa dan berintegritas.

"Karena untuk pertimbangan tentang kualitas personal masing-masing tokoh mungkin penting. Ada dua kualitas personal yang publik anggap penting untuk dimiliki seorang pemimpin nasional. Pertama adalah kedekatan dengan publik dan memiliki integritas," ujarnya.

Dia menguraikan bahwa kedekatan dengan publik terkait sikap dan rekam jejak yang terlihat membaur dengan masyarakat atau bisa juga karena berasal dari kelompok masyarakat besar seperti NU atau populer di populasi masyarakat tertentu yang besar.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan