Senin, 29 September 2025

Ada Mantan Terpidana Jadi Bakal Caleg Masuk Dalam Calon Sementara Pemilu 2024

KPU masih belum dapat memastikan ada berapa jumlah mantan terpidana dalam calon sementara (DCS) tersebut

Tribunnews.com/Mario Sumampow
Anggota KPU RI Idham Holik di Kantor KPU RI, Jakarta 

Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengatakan ada mantan terpidana yang masuk dalam daftar calon sementara (DCS) peserta Pemilu 2024.

"Ya ada (mantan terpidana), orang dokumennya semua ada," kata Anggota KPU RI Idham Holik saati dihubungi, Jumat (18/8/2023).

Namun begitu KPU masih belum dapat memastikan ada berapa jumlah mantan terpidana dalam DCS itu. 

"Itu perlu kami cek terlebih dahulu ya karena saat ini rekan-rekan di biro teknis sedang mempersiapkan buat publikasi  media," tuturnya. 

Sebagai informasi, hari ini KPU telah menetapkan 9.925 DCS. 

Baca juga: KPU RI Tetapkan 9.925 DCS, Akan Diumumkan Besok

Mulai Sabtu (19/8/2023) hingga Rabu (23/8/2023) data bakal caleg di DCS itu akan diumumkan KPU melalui laman web www.kpu.go.id dan media sosial resmi KPU RI.

Saat proses pengumuman, Idham menegaskan tak ada perbedaan saat pihaknya nanti mempublikasikan DCS besok. 

"Undang-undang tidak meminta kami untuk menandakan hal tersebut, jadi kami mengumumkan semuanya sama," jelas Idham.

Mengutip dari Kompas.com, dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 87/PUU-XX/2022 dan 12/PUU-XXI/2023, eks terpidana yang diancam minimum 5 tahun penjara (selanjutnya disebut "eks terpidana") baru dapat mencalonkan diri sebagai caleg setelah menunggu masa jeda 5 tahun, terhitung sejak bebas murni.

Namun, dalam penerjemahan yang dilakukan KPU lewat Peraturan KPU Nomor 10 dan 11 Tahun 2023 tentang Pencalegan, KPU memberi pengecualian bahwa masa jeda 5 tahun sejak bebas murni ini tak berlaku untuk eks terpidana yang juga divonis pidana tambahan berupa pencabutan hak politik.

Ambil contoh seorang terdakwa berinisial A terbukti bersalah secara sah dan meyakinkan terlibat kasus korupsi yang merugikan keuangan negara pada Januari 2010.

Majelis hakim menjatuhinya vonis 10 tahun penjara plus pidana tambahan pencabutan hak politik selama 3 tahun.

Itu artinya, A baru akan keluar penjara pada Januari 2020.

Selain itu, ia tidak memiliki hak untuk dipilih hingga Januari 2023.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan