Selasa, 7 Oktober 2025

Pemilu 2024

Logistik dan SDM di Pemilu 2024 Harus Matang, KPU Lakukan Simulasi

Ketua KPU RI Haysim Asy'ari menjelaskan ihwal pentingnya simulasi ini mengingat proses pencoblosan suara dilakukan secara serentak

Editor: Erik S
Mario Sumampow
Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari mengatakan simulasi penghitungan bongkar muat, sortir, lipat, dan pengepakan logistik sangat penting 

Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI untuk pertama kali dalam tahapan Pemilu 2024 melakukan simulasi penghitungan bongkar muat, sortir, lipat, dan pengepakan logistik. 

Simulasi ini dilakukan di gudang Kantor KPU Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/7/2023).

Baca juga: KPU Siapkan Desain Surat Suara Pemilu Sesuai Jumlah Dapil

Ketua KPU RI Haysim Asy'ari menjelaskan ihwal pentingnya simulasi ini mengingat proses pencoblosan suara dilakukan secara serentak. 

Hal ini berarti, baik dari segi logistik dan sumber daya, harus diperhitungkan dan diperhatikan secara matang. 

"Kita tahu semua KPU Kabupaten Bogor ini layanannya terbesar untuk tingkat kabupaten, karena jumlah pemilihnya itu sekitar 3,8 juta. ini paling besar untuk karakter KPU kabupaten dan itu akan tergambarkan situasi yang kita hadapi," ujar Hasyim.

"Misalkan disiapkan truk, begitu dia datang, siapa yang ngangkut, menempatkannya di mana, kemudian membongkarnya bagaimana, cara menghitung yang diterima, karena harus dibuat berita acara apa yang diterima," ia menambahkan. 

Kemudian, saat melakukan sortir logistik, pemeriksaan kualitas surat suara hingga formulir juga disebut Hasyim tak kalah penting. 

"Apa yang masuk kategori surat suaranya bagus atau tidak, harus disortir dan kemudian diganti dengan yang lebih baik," tuturnya.

Selain itu, dengan berlangsungnya pemilu serentak, berarti durasi kerja petugas penyelenggara hingga jumlah honor juga menjadi perhatian KPU. 

"Kemudian kalau jumlahnya seperti di Bogor ini, 3,8 juta pemilih, kalau untuk lima jenis pemilu kan berarti tinggal dikalikan lima, dengan begitu dalam durasi waktu yang ditentukan dengan kerja sehari 24 jam terus, dan kemudian harus ada orang yang melipat dan menyortir," jelasnya.

"Kira-kira kalau satu orang kerjanya per 8 jam kan harus dibuat tiga shift. Tiga shift itu kira-kira butuh berapa hari? Honor itu kepantasannya berapa? Ini kan harus dihitung semua dan itu semua hanya bisa dilakukan kalau ada simulasinya," tandas Hasyim.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved