Pilpres 2024
Catatan Kritis Bagi PDIP usai Muncul Baliho Jokowi-Prabowo: Kurang Cerdik Ambil Sisi Positif Jokowi
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya punya beberapa catatan kritis untuk PDIP usai munculnya baliho Prabowo-Jokowi di sejumlah wilayah.
TRIBUNNEWS.COM - Jelang Pilpres 2024, muncul sejumlah baliho di sejumlah daerah yang memperlihatkan foto Presiden Jokowi bersama Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya mempunyai beberapa catatan kritis untuk PDIP.
Yunarto mempertanyakan mengapa PDIP tidak mengambil posisi lebih kuat dibanding Gerindra.
Mengingat Presiden Jokowi sendiri adalah salah satu kader dari PDIP.
Untuk itu PDIP mempunyai modal besar untuk melakukan lebih dari Prabowo yang hanya membuat baliho dengan Jokowi.
"Catatan kritis untuk PDIP, kenapa tidak kemudian mengambil posisi lebih kuat dibanding Gerindra."
Baca juga: Lembaga Survei Sebut Baliho dengan Jokowi Buat Prabowo Terlihat Tak Percaya Diri
"Karena sebenarnya modal dari PDIP dengan keberadaan Jokowi sebagai kader, seharusnya bisa melakukan lebih," kata Yunarto dalam tayangan Program 'Kompas Petang' Kompas TV, Rabu (12/7/2023).
Yunarto pun menilai PDIP kurang cerdik dan taktis dalam mengambil sisi positif Jokowi.
Terutama untuk mempromosikan dan menaikkan elektabilitas capres yang diusungnya, yakni Ganjar Pranowo.
"Menurut saya, PDIP kurang cerdik dan kurang taktis dalam mengambil sisi positif Jokowi," ungkap Yunarto.
Baca juga: Ditanya Terkait Baliho Bergambar Fotonya dengan Prabowo, Ini Jawaban Presiden Jokowi
Lebih lanjut, Yunarto menyarankan PDIP untuk bisa melihat fenomena munculnya baliho Jokowi-Prabowo ini secara lebih mendalam.
Karena adanya baliho tersebut, membuat elektabilitas Prabowo mengalami kenaikan.
Selain itu, belakangan ini juga terlihat ada upaya dari Prabowo untuk melekatkan diri dengan Jokowi.
Yunarto pun menegaskan, masalah baliho Jokowi-Prabowo ini harus menjadi perhitungan sendiri bagi PDIP.
Baca juga: PDIP Sebut Baliho Prabowo-Jokowi untuk Dongkrak Elektoral Prabowo, Gerindra: Itu Bukan dari Kami
"Menurut saya harusnya PDIP melihat ini secara lebih mendalam. Bahwa ketika belakangan ada upaya Pak Prabowo terus menerus melekatkan dirinya dengan Jokowi."
"Bahkan ada yang mengatakan kok seperti enggak pede dengan diri sendiri."
"Terbukti ada kenaikan dalam elektabilitas dari Prabowo. Itu menurut saya harus menjadi perhitungan sendiri bagi PDIP," pungkasnya.
Baca juga: Hasto Tanggapi Baliho Jokowi-Prabowo Bertebaran: Ada di Basis PDIP Untuk Memancing Elektoral
Hasto: Yang Pasang Baliho Jokowi Untuk Dapat Efek Elektoral Akan Kecele
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan baliho bergambar dirinya tidak hanya dipasangkan dengan Prabowo atau Partai Gerindra saja, melainkan juga PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Menanggapi itu, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto pun mengatakan, bahwa semangat kepemimpinan Presiden Jokowi dengan melakukan blusukan ke rakyat, bukan memasang baliho.
Hal itu juga tercermin dari kepemimpinan Gubernur Jawa Tengah yang juga Bacapres Ganjar Pranowo.
"Iya betul sekali, karena bagi PDI Perjuangan spirit kepemimpinan Pak Jokowi yang sama dengan kepemimpinan dari Pak Ganjar Pranowo adalah menghadirkan kebijakan di tengah rakyat sehingga blusukan adalah hal yang penting," kata Hasto saat ditemui di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Selasa (11/7/2023).
Baca juga: Elite Gerindra Jawab Soal Baliho Jokowi-Prabowo Bertebaran di Solo
Hasto pun mengatakan bahwa memasang baliho bukan merupakan jati diri dari kepemimpinan Presiden Jokowi.
Sebab, Hasto menyebut bahwa Jokowi pernah menyampaikan tidak berkenan dengan banyaknya baliho saat Pilpres 2014 dan 2019, lalu. Karena, sejatinya kepemimpinan yang mengakar ke bawah akan mendapatkan hati dari rakyat.
"Jadi baliho itu sebagai panduan, tetapi yang penting adalah blusukan di tengah rakyat. Bahkan saya masih teringat ketika menjadi Tim Kampanye pada tahun 2014 dan 2019 termasuk ketika Pilgub, Pak Jokowi tidak berkenan ketika begitu banyak baliho-baliho di pasang karena itu bukan jati diri kepemimpinan dari Presiden Jokowi," ungkap Hasto.
"Kepemimpinan itu bukan menaruh gambar-gambar di pinggir jalan, tetapi maknanya adalah hadir menyelesaikan masalah rakyat, blusukan sehingga itu kesejatian dari kepemimpinan Pak Jokowi," sambung dia.
Baca juga: Kata Bawaslu soal Baliho Prabowo-Jokowi yang Terpasang di Beberapa Titik di Kota Solo
Politisi asal Yogyakarta ini pun menyinggung pihak-pihak yang mencoba memasang baliho dengan Presiden Jokowi demi memperoleh efek elektoral suara.
Dia pun menyakini, pihak-pihak yang mengunakan cara tersebut akan kecele atau tidak akan mendapatkan hal yang diharapkan.
"Karena itulah yang memasang baliho untuk mendapatkan efek elektoral dalam bahasa Jawa akan kecele, karena terbukti dalam pengalaman Pak Jokowi ketika menjadi gubernur, presiden pertama, presiden periode kedua, itu kehadiran di tengah rakyat melalui blusukan itu jauh lebih penting," ucap Hasto.
"Karena itulah bagi PDI Perjuangan, Pak Ganjar itu adalah menghadirkan karakter kepemimpinan Pak Jokowi di tengah-tengah rakyat," jelas dia.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Fransiskus Adhiyuda Prasetia)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.