Kamis, 2 Oktober 2025

Pemilu 2024

NasDem: Pertemuan PDIP-Demokrat Tak Cukup di Level Puan-AHY, Harusnya Ada Mega-SBY

NasDem menilai pertemuan PDIP dan Demokrat dari Megawati-SBY akan lebih berpengaruh dibandingkan di level Puan Maharani-AHY.

Editor: Daryono
Twitter @puanmaharani_ri/DOK. Demokrat
Ketua DPP PDIP, Puan Maharani dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri (kiri). Ketua Majelis Tinggi Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (kanan). NasDem menilai pertemuan PDIP dan Demokrat dari Megawati-SBY akan lebih berpengaruh dibandingkan di level Puan Maharani-AHY. 

TRIBUNNEWS.com - Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, dijadwalkan akan segera bertemu Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Meski belum dipastikan kapan Puan Maharani dan AHY akan bertemu, wacana ini menuai berbagai tanggapan dari sejumlah pihak.

Diketahui, PDIP dan Demokrat sama-sama sudah memiliki calon presiden.

PDIP telah resmi mengusung Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sedangkan Demokrat yang tergabung di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bersama NasDem dan PKS, memilih Anies Baswedan.

Terkait pertemuan Puan-AHY, Ketua DPW NasDem Jawa Barat, Saan Mustopa, memberikan tanggapan.

Menurutnya, pertemuan antara PDIP-Demokrat seharusnya tidak dilakukan oleh Puan-AHY.

Baca juga: Menilik Hubungan SBY-Megawati di Tengah Wacana Pertemuan Puan-AHY, Pernah Perang Dingin 13 Tahun

Saan beranggapan, pertemuan PDIP-Demokrat akan lebih berpengaruh jika sosok yang bertemu adalah Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dan Ketua Majelis Tinggi Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Meski demikian, ia masih berharap pertemuan Puan-AHY benar terjadi lantaran menjadi momen penting menjelang Pemilu 2024.

"Saya berharap (pertemuan AHY-Puan) terjadi, jadi penting karena kita punya agenda terdekat ini 'kan Pemilu."

"Bagaimana kita bisa menciptakan Pemilu yang damai, sejuk, tidak ada ekses seperti dua Pemilu yang lalu, polarisasi dan sebagainya. Maka komunikasi menjadi penting," urai Saan Mustopa di acara Satu Meja The Forum di KompasTV, Rabu (14/6/2023), dikutip Tribunnews.com.

"Tapi, menurut saya (pertemuan) tidak cukup di level Ibu Puan dan Mas AHY. Harus ada lagi, Ibu Mega dengan Pak SBY. Itu penting," imbuhnya.

Lebih lanjut, Saan jika Megawati dan SBY bertemu, justru akan membuat bangsa Indonesia menjadi lebih tentram.

"Kalau misalnya dua itu bisa ketemu, antara Pak SBY dengan Ibu Mega, bangsa ini akan menjadi lebih tentram lagi. Untuk kepentingan bangsa," pungkasnya.

Reaksi PDIP dan Demokrat

Anggota Majelis Tinggi Demokrat, Syarief Hasan; Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat; dan Ketua DPW NasDem Jabar, Saan Mustopa; saat hadir di acara Satu Meja The Forum KompasTV, Rabu (14/6/2023).
Anggota Majelis Tinggi Demokrat, Syarief Hasan; Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat; dan Ketua DPW NasDem Jabar, Saan Mustopa; saat hadir di acara Satu Meja The Forum KompasTV, Rabu (14/6/2023). (YouTube KompasTV)

Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat, menyebut kemungkinan pertemuan Megawati-SBY tergantung komunikasi antara Puan Maharani dan AHY setelah keduanya bertemu.

Lantaran, kata Djarot, komunikasi politik antara PDIP dengan partai lainnya saat ini ada di tangan Puan.

"Mbak Puan diberikan tugas oleh Ketua Umum (komunikasi) dengan parpol-parpol, organisasi-organisasi kemasyarakatan. Dan beliau sudah lakukan itu."

"Sekarang, (komunikasi dengan partai) ada pada Mbak Puan. Sehingga, untuk tahap berikutnya tergantung kepada bagaimana dialog antara Mbak Puan dan AHY," tutur Djarot di acara yang sama.

Sementara itu, anggota Majelis Tinggi Demokrat, Syarief Hasan, juga bicara soal kemungkinan pertemuan antara Megawati dan SBY.

Baca juga: Rencana Bertemu Puan Maharani, Demokrat Yakin AHY Punya Keimanan Politik yang Kuat

Meski tak menyebut secara gamblang nama SBY dan Megawati, Syarief mengatakan tak menutup kemungkinan para pemimpin bangsa Indonesia akan berada dalam satu forum di masa mendatang.

Syarief menilai pertemuan antara Megawati dan SBY dalam waktu dekat belum dapat dipastikan lantaran keduanya sama-sama tidak menangani masalah politik sehari-hari.

"Pak SBY kan sekarang sebagai Ketua Majelis Tinggi, day by day tugas politik itu sudah tidak in charge (bertugas). Saya juga melihat di PDIP juga posisi demikian."

"Tentunya kalau kita berbicara jangka panjang, itu tidak tertutup kemungkinan pemimpin-pemimpin bangsa yang berprestasi ini, semuanya itu akan bertemu dalam satu forum," terangnya.

Soal pertemuan antara Puan-AHY, lanjut Syarief, SBY menyambut baik.

"Sejak dulu Pak SBY itu sangat terbuka untuk komunikasi dengan PDIP, sekarang beliau merespons dan sangat senang," tandasnya.

Panas Dingin Hubungan Megawati dan SBY

Megawati dan SBY
Megawati dan SBY (Tribunnews.com/Dany Permana)

Hubungan politik antara Megawati dan SBY hingga saat ini menjadi sorotan lantaran terkadang terlihat harmonis, namun di beberapa kesempatan tampak memanas.

Panas dingin hubungan Megawati dan SBY ini bermula pada 2004 silam, ketika keduanya sama-sama maju dalam Pemilihan Presiden.

Sebagai informasi, Megawati dan SBY sempat dekat saat Ketua Umum PDIP ini menunjuk suami Ani Yudhoyono sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan di Kabinet Gotong Royong pada 10 Agustus 2001.

Namun, kedekatan itu mulai merenggang saat SBY mengundurkan diri dari jabatannya sebagai menteri pada 11 Maret 2004, dua bulan sebelum pendaftaran capres-cawapres.

Pada Pilpres 2004, SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla, bertarung melawan Megawati dan Hasyim Muzadi.

Hasilnya, SBY-JK berhasil menang di putaran pertama dan kedua, mengalahkan Megawati.

Sejak saat itu, hubungan Megawati dan SBY memanas.

Baca juga: AHY dan Puan Maharani Segera Bertemu, Demokrat Tegaskan akan Konsisten di KPP: Kita Tetap Oposisi

Megawati tidak pernah menghadiri upcara HUT RI di Istana Negara, bahkan hingga SBY memerintah di periode kedua bersama Boediono.

Tetapi, saat Joko Widodo (Jokowi) yang diusung PDIP terpilih menjadi presiden, baru saat itulah Megawati hadir di upacara HUT RI di Istana Negara.

Sebaliknya, SBY absen pada acara kemerdekaan Indonesia itu.

Megawati dan SBY baru bertemu lagi setelah perang dingin selama hampir 13 tahun, saat HUT ke-72 RI tahun 2017.

Di momen itu, keduanya saling bersapa dan berjabat tangan.

Demokrat: Pertemuan AHY-PUan Jangan Melulu Dimaknai Terkait Cawapres

Ketua DPP PDIP, Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Ketua DPP PDIP, Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (Kolase Tribunnews)

Sebelumnya, Deputi Balitbang DPP Demokrat, Syahrial Nasution, meminta pertemuan Puan-AHY tidak melulu dikatikan dengan cawapres.

Ia menegaskan Demokrat dan PDIP sudah memiliki jalan politiknya masing-masing untuk Pilpres 2024.

"Pertemuan AHY dan Puan hendaknya tidak melulu dimaknai terkait langsung proses Pilpres 2024," ujar Syahrial, Rabu (14/6/2023).

"Demokrat berada di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), sedangkan PDIP bisa melaju sendiri tanpa perlu menjalin koalisi."

"Meskipun formalitasnya masih mungkin berubah-ubah hingga proses pendaftaran resmi capres dan cawapres di KPU," ujarnya.

Dia menjelaskan Demokrat masih memegang teguh komitmen di KPP bersama PKS dan NasDem untuk mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres.

"Hanya tinggal menunggu deklarasi setelah disepakati posisi bakal cawapres. Dan hal ini menurut kami penting untuk dilakukan Anies pada Juni 2023 ini," ucap Syahrial.

Baca juga: Kata Pengamat soal Pertemuan Puan dan AHY, Singgung Hubungan SBY dan Megawati Dulu

Lebih lanjut, Syahrial meminta pertemuan AHY dan Puan harus dimaknai dalam semangat kebangsaan antara dua pemimpin muda.

"Keduanya melihat politik adalah instrumen kekuasaan untuk mensejahterakan rakyat," ungkapnya.

Dia menambahkan bila dalam pertemuan tersebut ada kesepahaman atau keterbukaan, harus diapresiasi demi kepentingan negara.

"Begitu pun sebaliknya, jika memang masih ada perbedaan maka jadikan itu sebagai kekayaan nilai perekat anak bangsa," imbuh Syahrial.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Fersianus Waku)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved