Jumat, 3 Oktober 2025

Pilpres 2024

Menilik Hubungan SBY-Megawati di Tengah Wacana Pertemuan Puan-AHY, Pernah Perang Dingin 13 Tahun

Seperti apa hubungan SBY dan Megawati sejak dulu hingga sekarang? Keduanya diketahui pernah bersitegang selama 13 tahun.

Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyalami Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, saat melayat di hari meninggalnya suami Megawati, Taufiq Kiemas, bulan Juni 2013. 

Saat Megawati menjadi Presiden ke-5 RI, ia menunjuk SBY sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam).

Padahal, kala itu santer kabar yang mengatakan SBY terlibat dalam tragedi Kerusuhan 27 Juli (Kuda Tuli) yang menghancurkan Kantor DPP PDI (nama PDIP di era Orde Baru).

Tak hanya itu, status SBY yang merupakan menantu Sarwo Edhie Wibowo, juga menjadi sorotan kala itu.

Pasalnya, Sarwo Edhie Wibowo adalah orang yang dianggap berseberangan dengan Presiden Soekarno.

Elite PDIP pun sempat mempertanyakan sikap Megawati tersebut.

"Megawati yang lebih mengedepankan rekonsiliasi nasional dan semangat persatuan, mengatakan, 'Saya mengangkat Pak SBY sebagai Menko Polkam bukan karena menantu Pak Sarwo Edhie'," ungkap Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto, lewat keterangan tertulis, Rabu (17/2/2021), saat menceritakan alasan Megawati memilih SBY sebagai menteri, dilansir Kompas.com.

Baca juga: Kata Pengamat soal Pertemuan Puan dan AHY, Singgung Hubungan SBY dan Megawati Dulu

"Saya mengangkat dia karena dia adalah TNI, Tentara Nasional Indonesia. Ada 'Indonesia' dalam TNI, sehingga saya tidak melihat dia menantu siapa."

"Kapan bangsa ini maju kalau hanya melihat masa lalu?" lanjut Hasto menirukan ucapan Megawati.

Mulai Retak

Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) berjabat tangan dengan Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri (kanan) saat pemakaman Ibu Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Minggu (2/6/2019). Ani Yudhoyono meninggal dunia pada Sabtu (1/6/2019) pukul 11.50 waktu Singapura (10.50 WIB) setelah menjalani perawatan penyakit kanker darah yang dideritanya sejak Februari lalu di National University Hospital, Singapura.
Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) berjabat tangan dengan Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri (kanan) saat pemakaman Ibu Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Minggu (2/6/2019). Ani Yudhoyono meninggal dunia pada Sabtu (1/6/2019) pukul 11.50 waktu Singapura (10.50 WIB) setelah menjalani perawatan penyakit kanker darah yang dideritanya sejak Februari lalu di National University Hospital, Singapura. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Menjelang Pilpres 2024, SBY mundur sebagai menteri Megawati karena berniat maju sebagai capres.

Kepada mantan Sekjen Demokrat, Marzuki Alie, SBY mengungkapkan niatnya ingin berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK), yang kala itu juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) di pemerintahan Megawati.

"Waktu itu Pak SBY menyampaikan ke saya akan berpasangan dengan Pak JK," cerita Marzuki Alie di YouTube Akbar Faizal Uncensored pada Februari 2021.

SBY bersama JK pun mencalonkan diri sebagai capres dan cawapres, bersaing bersama lima pasangan lainnya, yaitu Wiranto-Salahuddin Wahid, Megawati-Hasyim Muzadi, Amien Rais-Siswono Yudo Husodo, dan Hamzah Haz-Agum Gumelar.

Menurut catatan Komisi Pemilihan Umum (KPU), SBY-JK memenangkan putaran pertama dengan perolehan suara sebanyak 36.070.622 (33,58 persen) dan di urutan kedua ada Megawati-Hasyim Muzadi dengan 28.186.780 suara (26,24 persen).

Dua pasangan itu kemudian mengikuti Pilpres putaran kedua dengan hasil yang sama.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved