Pemilu 2024
Hasto Respons Surat Terbuka Denny untuk Megawati: Singgung Kenaikan Suara Demokrat di Pemilu 2009
Hasto Kristiyanto menilai surat terbuka dari eks Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana terhadap Megawati Soekarnoputri tidak relevan.
"Dalam konteks ini mari kita wujudkan pemilu itu dengan sebaik-baiknya, jangan curiga berlebihan, jangan prejudice berdasarkan pengalamannya (Denny Indrayana) sendiri di masa lalu," jelas Hasto.
Isi Surat Denny Indrayana
Sebelumnya Guru Besar Hukum Tata Negara Denny Indrayana mengirim surat terbuka kepada Presiden Indonesia ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, Jumat (2/6/2023).
Surat tersebut, kata Denny, untuk meminta bantuan Ketua Umum PDI Perjuangan itu mencegah menguatnya gerakan penundaan Pemilu 2024.
Dalam surat tersebut, Denny mengatakan, bukan mempermasalahkan soal sistem Pemilu mana yang akan diterapkan.
Namun, ia menyampaikan kekhawatirannya secara terang-terangan kepada Megawati, bahwa banyak proses hukum saat ini yang bercampur dengan kepentingan sejumlah pihak jelang Pemilu 2024.
Baca juga: Sinyalemen Denny Indrayana Soal Moeldoko Rebut Kendali Partai Demokrat dan Skenario Penundaan Pemilu
Terkait hal itu, ia kemudian menyinggung mengenai peninjauan kembali (PK) KSP Moeldoko di Mahkamah Agung (MA) perihal kepemilikan Partai Demokrat, yang saat ini masih berjalan.
Denny kepada Megawati mengaku khawatir jika PK tersebut dimenangkan MA, maka akan berdampak pada ditundanya Pemilu 2024.
Karena itu, alasannya meminta bantuan kepada Megawati dikarenakan sosok putri mendiang Presiden Soekarno itu adalah sosok yang paling tegas menolak tiga periode masa jabatan presiden.
Berikut ini surat terbuka dari Denny Indrayana untuk Megawati Soekarnoputri,
Yth. Ibu Megawati Soekarnoputri,
Assalamu’aikum Warahmatullah Wabarakatuh, Merdeka, Salam Pancasila!
Ibu Megawati, semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Selamat hari Pancasila, Selamat Bulan Bung Karno.
Izin saya menyampaikan surat ini. Ibu Mega adalah negarawan, mengedepankan kepentingan bangsa.
Terbukti di 2004 Ibu mencapreskan Joko Widodo. Meskipun, Ibu bisa saja maju sendiri. Lalu, Ibu memilih Ganjar Pranowo, meskipun Ibu bisa memutuskan Mbak Puan Maharani.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.