Kamis, 2 Oktober 2025

Pemilu 2024

Pengamat soal Artis Nyaleg di Pemilu 2024: Hanya Vote Getter, Jadi Musibah Partai dan Demokrasi

Pengamat menganggap fenomena artis nyaleg di Pemilu 2024 hanya menjadi vote getter parpol. Di sisi lain, hal ini menjadi musibah demokrasi.

Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami
Direktur Eksekutif Voxpol Center Reasearch and Consulting Pangi Syarwi Chaniago, saat ditemui, Jumat (9/12/2022). Pengamat menganggap fenomena artis nyaleg di Pemilu 2024 hanya menjadi vote getter parpol. Di sisi lain, hal ini menjadi musibah demokrasi. 

TRIBUNNEWS.COM - Direktur Eksekutif Voxpol Research dan Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengungkapkan deretan artis yang berbondong-bondong ikut dalam kontestasi Pileg 2024 hanya digunakan partai politik (parpol) sebagai pendulang suara semata atau vote getter.

Pemanfaatan artis ini dilihat Pangi sebagai cara parpol yang tidak mampu untuk memunculkan kader berkualitas lantaran tidak melakukan proses kaderisasi yang matang.

Bahkan, Pangi menyebut para artis yang menjadi caleg tidak memiliki kontribusi nyata kepada rakyat.

"Artis sebetulnya bagian dari mesin pengumpul suara atau vote getter. Jadi rata-rata partai cari aman, mereka yang selama ini tidak terlibat dalam proses kaderisasi yang matang, tiba-tiba masuk bursa caleg dan jadi (berhasil menjadi anggota legislatif -red).

"Padahal kalau kita tanya, apa kontribusinya? Nggak ada kecuali partai memanfaatkannnya sebagai mesin pengumpul suara," ujarnya ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (2/1/2023).

Pangi pun menilai deretan artis yang menjadi caleg merupakan musibah partai dan demokrasi.

Baca juga: Adelia Pasha Berencana Ikuti Jejak Suami Terjun ke Dunia Politik

Hal tersebut karena diusungnya artis sebagai caleg oleh parpol layaknya pembukaan lowongan pekerjaan dan banyak orang mendaftar.

"Padahal di partai itu kan harus terlibat dulu, aktif di partai, punya rekam jejak di partai dan punya kontribusi baru bisa menjadi caleg," ujarnya.

Tak pelak, Pangi melihat fenomena artis menjadi caleg hanya menjadi komoditas politik parpol saja demi lolos ambang batas parlemen.

"Jadi artis belum signifikan untuk partai, dimanfaatkan dalam tanda petik untuk mendongkrak elektoral partai agar partai bisa lolos ambang batas parlemen, maka artis kerap kali dijadikan sebagai komoditas politik," tuturnya.

Di sisi lain, ia pun mengkritik cara parpol yang menggunakan artis untuk diusung menjadi caleg.

Pangi mengungkapkan ada berbagai cara yang dapat dilakukan parpol untuk meraup suara dalam pemilu selain mengusung artis menjadi caleg.

"Minimal untuk menjadi caleg harus kader dan punya kontribusi membesarkan partai, bukan ujuk-ujuk tiba-tiba jadi caleg dan dapat nomor urut cantik lagi."

"Ini yang menurut saya merusak demokrasi dan melemahkan sistem kaderisasi di partai kita," tukasnya.

Surya Utama atau Uya Kuya di kantor DPP PAN, Warung Buncit Raya, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (6/12/2022). Ia kini resmi bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN) menjelang pemilihan umum (pemilu) 2024.
Surya Utama atau Uya Kuya di kantor DPP PAN, Warung Buncit Raya, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (6/12/2022). Ia kini resmi bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN) menjelang pemilihan umum (pemilu) 2024. (Tribunnews.com/ Fersianus Waku)

Seperti diketahui sebelumnya, fenomena artis nyaleg telah menghiasi kontestasi Pemilu di Indonesia.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved