Jumat, 3 Oktober 2025

Bursa Capres

Elektabilitas Anies Baswedan Salip Prabowo, Charta Politika: Akan Alami Proses Saling Memakan Suara

Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Prabowo Subianto selalu menempati tiga besar elektabilitas nama bakal Capres 2024 berdasarkan survei Charta Politika

Editor: Adi Suhendi
Taufik Ismail
Anies Baswedan dan Prabowo Subianto. Elektabilitas Anies Baswedan Salip Prabowo Subianto berdasarkan survei Charta Politika dalam dua bulan terakhir ini. 

Diposisi kedua ada Anies Baswedan dengan angka 23,9 persen atau meningka 0,8 persen dari hasil survei bulan November.

Kemudian di posisi ketiga ada Prabowo Subianto dengan mengantongi elektabilitas sebesar 23,0 persen, meningkat 1 persen dari hasil survei bulan November.

Meningkatnya elektabilitas Anies Baswedan hingga menyalip Prabowo Subianto diketahui terjadi berdasarkan survei bulan November dan Desember 2022.

Hal tersebut menandakan kenaikan angka elektabilitas Anies yang cukup tajam setelah partai Nasdem mendeklarasikan dukungan untuk Anies Baswedan Capres 2024 pada 3 Oktober 2022.

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menjelaskan ketiga tokoh tersebut memang saat ini masih menjadi papan atas, jauh dari figur-figur lainnya.

"Tiga besar ini bisa dikatakan paling memenuhi prasyarat apabila menggunakan indikator keinginan dari publik ataupun masyarakat," kata Yunarto dalam rilis survei nasional Catatan Akhir Tahun Tren Persepsi Publik dan Proyeksi Politik Menuju 2024 secara virtual, Kamis (22/12).

"Kecenderungannya akan mengarah pada pertarungan Anies Baswedan, dengan Ganjar Pranowo apabila terjadi atau tidak ada perubahan yang berarti," sambungnya.

Anies dan Prabowo akan Alami Saling Makan Suara

Yunarto mengatakan perebutan suara Anies Baswedan dan Prabowo Subianto bakal terjadi pada daerah-daerah yang pada Pilpres 2019 tak memilih Joko Widodo (Jokowi).

"Pak Prabowo dengan Anies cenderung akan mengalami proses saling memakan suara," kata Yunarto.

Yunarto menuturkan Anies bisa diuntungkan karena pilihan politik Prabowo yang memilih masuk dalam Kabinet Indonesia Maju setelah kalah dalam Pilpres 2019.

"Kalau mau dispekulasikan ya sederhana saja, mas Anies menikmati pilihan politik Pak Prabowo untuk masuk ke dalam barisan pemerintahan Pak Jokowi yang membuat sebagian dari pemilih Prabowo yang belum tentu dulu memilih karena memang suka dengan brandingnya Pak Prabowo yah, tapi karena asal bukan Jokowi cenderung melihat simbol baru namanya Anies Baswedan," tegasnya.

Sementara Ganjar, kata dia, memiliki segmentasi suara tersendiri pada Pilpres mendatang, yakni kuat di daerah-daerah yang menjadi basis Jokowi

Lebih lanjut, Yunarto menganggap Ganjar berpotensi menang apabila Pilpres 2024 hanya diikuti tiga pasangan calon (Paslon), karena suara Anies dan Prabowo bisa pecah.

"Kalau terjadi tiga-tiganya maju, di putaran pertama kondisi tiga nama ini akan menguntungkan Mas Ganjar karena di situ akan terjadi perpecahan suara antara Anies dengan Prabowo," ucapnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved