Tren Moissanite, Kilau Baru dalam Dunia Perhiasan Modern
Moissanite memiliki karakter unik—kilau yang lebih berapi dibanding berlian, tingkat kekerasan yang mendekati batu permata paling keras di dunia
Penulis:
Anita K Wardhani
Editor:
Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah gemerlap dunia perhiasan, moissanite jadi satu batu mulia mulai mencuri perhatian.
Dengan kilau yang menyerupai berlian namun harga yang jauh lebih terjangkau, moissanite kini menjadi pilihan utama bagi mereka yang menginginkan keindahan tanpa kompromi.
Moissanite bukan sekadar alternatif.
Ia memiliki karakter unik—kilau yang lebih berapi dibanding berlian, tingkat kekerasan yang mendekati batu permata paling keras di dunia, dan kejernihan yang memikat.
Ditemukan pertama kali di kawah meteor oleh ilmuwan Henri Moissan, batu ini membawa cerita luar angkasa ke dalam desain perhiasan masa kini.
Di Indonesia, tren moissanite mulai berkembang pesat.
Konsumen muda, terutama generasi milenial dan Gen Z, tertarik pada nilai etis dan keberlanjutan yang ditawarkan batu ini.
Baca juga: PT CMK Gandeng Kampus LSPR Demi Ciptakan SDM Unggul di Industri Perhiasan
Tidak ditambang dari bumi, moissanite dibuat di laboratorium dengan teknologi tinggi, sehingga bebas dari isu eksploitasi dan konflik.
Dengan semakin banyaknya pilihan dan kesadaran konsumen terhadap nilai di balik kilau, moissanite tampaknya bukan sekadar tren sesaat.
Ia adalah simbol baru dari gaya hidup modern—yang mengutamakan keindahan, makna, dan tanggung jawab.
"Bagi kami, moissanite bukan sekadar perhiasan. Setiap kilau ada cerita, setiap desain memiliki makna," ujar Ronni, CEO Tia Jewelry salah satu brand perhiasan yang menjual moissanite.
Tia Jewelry kini melangkah lebih jauh dengan membuka ikon baru di WCT Tower, Kuningan, Jakarta Selatan. Dengan luas 2.000 meter persegi, ditargetkan menjadi ikon perhiasan moissanite terbesar di Asia Tenggara, dan akan resmi diluncurkan pada akhir tahun 2025.
Desain perhiasan moissanite pun semakin beragam. Dari cincin pertunangan bergaya klasik hingga liontin kontemporer, batu ini tampil fleksibel dalam berbagai gaya.
Banyak desainer lokal mulai bereksperimen dengan potongan dan setting yang menonjolkan karakter moissanite: tajam, terang, dan penuh ekspresi.
“Moissanite memberi ruang bagi kreativitas,” imbuh seorang desainer perhiasan di Jakarta.
Kelebihan Moissanite hingga Digemari :
- Kilau lebih kuat dari berlian, karena indeks biasnya lebih tinggi (sekitar 2.65 vs berlian yang 2.42).
- Sangat keras dan tahan lama, dengan skala kekerasan 9.25 di Mohs (berlian adalah 10).
- Lebih terjangkau, karena dibuat di laboratorium dan tidak ditambang dari alam.
- Ramah lingkungan dan etis, bebas dari konflik atau eksploitasi tambang.
- Cocok untuk cincin pertunangan, anting, kalung, dan gelang.
- Tidak mudah tergores atau kusam.
- Tersedia dalam berbagai potongan dan ukuran.
- Memberikan kilau “pelangi” yang lebih mencolok dibanding berlian.
HNW: Sambut Indonesia Emas, Generasi Muda Perlu Membersamai Pengamalan Pancasila |
![]() |
---|
Generasi Milenial Timnas Garuda Jadi Sorotan Media Saudi, Mereka Mendominasi Daftar Pemain Indonesia |
![]() |
---|
Pilkada 2024: Elektabilitas Terry Levin Bersaing dengan Robby Rumansara di Pilbup Mamberamo Raya |
![]() |
---|
Ketua Badan Persaudaraan Antariman Ingatkan Bahaya Krisis Ideologi ke Milenial dan Generasi Z |
![]() |
---|
Generasi Milenial Berperan Strategis untuk Mencapai Indonesia Emas 2045 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.