Najwa Shihab: Passion Harus Adaptif agar Tetap Relevan
Di era serba cepat seperti sekarang, passion tidak bisa lagi dipahami hanya sebagai minat yang dikejar tanpa henti.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di era serba cepat seperti sekarang, passion tidak bisa lagi dipahami hanya sebagai minat yang dikejar tanpa henti.
Lebih dari itu, passion justru harus adaptif agar tetap relevan dengan perubahan zaman dan dinamika kehidupan.
Pesan inspiratif ini disampaikan Najwa Shihab, jurnalis sekaligus pendiri Narasi, saat hadir dalam Generasi Campus Roadshow 2025 yang digelar di Airlangga Convention Center, Universitas Airlangga Surabaya, belum lama ini seperti dikutip, Senin (15/9/2025).
Acara perdana tersebut disambut meriah oleh lebih dari 4.000 mahasiswa yang datang untuk menyerap inspirasi langsung dari figur publik berpengaruh, seperti Najwa Shihab, Nicholas Saputra, Raditya Dika, dan Aulion.
Adaptabilitas dan Konsistensi Jadi Bekal Gen Z
Dalam paparannya, Najwa menegaskan bahwa generasi muda harus siap menghadapi kenyataan bahwa banyak pekerjaan hari ini bisa lenyap dalam 10 tahun mendatang. Perubahan teknologi, pola hidup, dan kebutuhan masyarakat membuat dunia kerja semakin dinamis dan penuh ketidakpastian.
Baca juga: UGM Dorong Gen Z Memperkuat Ketahanan Nasional Supaya Tak Mudah Diprovokasi Lewat Media Sosial
“Pekerjaan yang ada sekarang, mungkin 10 tahun lagi tidak ada. Jadi harus selalu punya ruang fleksibilitas dan keberanian memulai hal baru, karena dari situ passion akan datang,” ujar Najwa.
Meski demikian, Najwa mengingatkan bahwa adaptabilitas saja tidak cukup. Generasi muda membutuhkan konsistensi agar tidak mudah kehilangan arah.
“Kalau hanya adaptif tanpa konsisten, kita mudah kehilangan tujuan. Konsistensi lah yang menjadi kompas yang menjaga kita tetap pada arah,” tegasnya.
Pesan ini menjadi pengingat penting bagi mahasiswa yang sedang mencari arah hidup maupun merintis karier.
Menurut Najwa, passion bukan sesuatu yang statis, melainkan harus berkembang sesuai kebutuhan zaman dan keinginan pribadi untuk tumbuh.
Aulion: Passion Harus Diuji dengan Eksperimen
Kreator konten Aulion juga hadir dengan perspektif berbeda.
Dikenal lewat karya stop motion yang unik, ia menceritakan bagaimana dirinya tak pernah berhenti bereksperimen.
Selain menggarap video, Aulion kini menekuni desain grafis untuk memperluas keterampilan.
“Jadi gak cuma video editing doang, tapi juga desain. Rasanya kayak pindah pekerjaan, tapi tetap tidak kehilangan identitas,” ungkap sutradara Rewind Indonesia 2020 itu.
Bagi Aulion, passion adaptif berarti berani mencoba hal baru meskipun harus keluar dari zona nyaman.
Justru dari proses eksplorasi tersebut, identitas kreatif akan semakin kuat.
Passion Adaptif Butuh Daya Juang
Najwa menambahkan, passion adaptif tidak bisa dilepaskan dari daya juang dan daya tahan.
Dua hal inilah yang menentukan apakah seseorang bisa tetap relevan atau justru tertinggal di tengah arus perubahan.
“Yang dibutuhkan bukan hanya keterampilan teknis, tetapi kemampuan untuk terus belajar, upgrade diri, dan berani menghadapi tantangan baru. Kita butuh energi untuk terus menerus mau belajar,” tegasnya.
Pernyataan tersebut mendapat sambutan meriah dari mahasiswa.
Banyak yang merasa pesan Najwa relevan dengan situasi generasi saat ini, di mana pilihan karier semakin beragam namun juga menuntut kesiapan mental yang lebih kuat.
Relevansi Passion in Action dengan Dunia Kerja Masa Depan
Tema besar Passion in Action yang diusung Generasi Campus Roadshow 2025 menjadi sangat relevan dengan kondisi dunia kerja masa depan.
Berbagai riset global memprediksi dalam satu dekade ke depan, banyak pekerjaan konvensional akan digantikan oleh otomatisasi, kecerdasan buatan, dan ekonomi digital.
Dalam lanskap tersebut, passion yang adaptif menjadi bekal penting.
Passion tidak lagi sekadar melakukan apa yang disukai, tetapi juga bagaimana mengubah passion menjadi keterampilan nyata yang bisa diterapkan di berbagai bidang. Konsistensi hadir sebagai pelengkap agar individu tetap fokus sekaligus mampu menavigasi perubahan.
Bagi Gen Z, konsep ini tidak hanya berguna untuk karier, tetapi juga kehidupan sehari-hari. Dengan passion adaptif, mereka lebih siap menghadapi ketidakpastian, lebih berani mengambil risiko, dan lebih tahan menghadapi kegagalan.
Roadshow ke 6 Kota, Target 20.000 Mahasiswa
Generasi Campus Roadshow 2025 merupakan inisiatif kolaboratif dari Grab dan Narasi untuk mendukung generasi muda menggali passion dan mengubahnya menjadi aksi nyata.
Tahun ini, roadshow hadir dengan skala lebih besar, menjangkau 6 kota dan menargetkan lebih dari 20.000 mahasiswa.
Melinda Savitri, Country Marketing and Communications Head Grab Indonesia, menjelaskan Generasi Campus Roadshow bertujuan menghadirkan ruang tumbuh bagi anak muda untuk mengeksplorasi minat, menggali passion, dan berkembang menjadi versi terbaik diri mereka.
"Sebagai teman sefrekuensi yang relevan dan inklusif, kami ingin terus mendampingi Gen Z dalam perjalanan mewujudkan mimpi,” katanya.
Setelah Surabaya, rangkaian roadshow akan berlanjut ke Surakarta (Universitas Sebelas Maret); Bogor (Institut Pertanian Bogor); Makassar (Universitas Hasanuddin); Medan (Universitas Sumatera Utara) dan Bandung (Institut Teknologi Bandung).
Tasya Farasya Vakum dari Medsos Usai Kabar Gugat Cerai Suami Disorot Publik |
![]() |
---|
Sosok Tasya Farasya yang Gugat Cerai Suami, Pernah Ribut dengan Saudara Kembarnya Tasyi Athasyia |
![]() |
---|
10 Negara Paling Tersembunyi di Dunia: Terpencil, Bahkan Hampir Seluas Kota Magelang |
![]() |
---|
Jatuh Tempo Kucuran Dana Rp 200 Triliun ke Bank Himbara, Menkeu Purbaya: Suka-suka Saya Sampai Kapan |
![]() |
---|
Ironi Kisah Cinta Tasya Farasya, Dulu Bucin Kini Masa Bodoh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.