Bacaan Doa
Doa Melihat Ka'bah agar Ibadah Haji dan Umrah Makin Khusyuk
Ketika melihat Ka'bah, seorang muslim yang sedang haji dan umrah dianjurkan untuk berdoa. Doa ini diambil dari hadis yang diriwayatkan Al-Azraqi.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Doa melihat Ka'bah dapat dibaca ketika seorang muslim melakukan ibadah haji dan umrah.
Ka'bah adalah bangunan suci yang terletak di pusat Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.
Dalam Al Quran Surat Ali Imran ayat 96 disebutkan bahwa Ka'bah merupakan kiblat umat Islam untuk sholat dan rumah ibadah.
“Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Mekkah), yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.” (QS. Ali Imran: 96)
Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) mencantumkan doa ketika melihat Ka'bah dalam buku Kumpulan Doa Sehari-hari dan Doa dan Dzikir Manasik Haji dan Umrah 2023.
Doa ketika melihat Ka'bah diambil dari hadis yang diriwayatkan oleh Al-Azraqi, berisi doa Rasulullah ketika melihat Baitullah (Ka'bah).
Seorang muslim dapat mengamalkan doa tersebut bersama dengan doa lainnya ketika melakukan ibadah haji dan umrah.
Ibadah haji adalah ibadah bagi setiap muslim yang mempu secara fisik, finansial dan mental untuk melakukan rangkaian ritual haji pada waktu tertentu di bulan Dzulhijjah.
Sedangkan umrah adalah ibadah mengunjungi Ka'bah di Makkah yang bisa dilakukan kapan saja dan tidak wajib bagi yang mampu.
Baik ketika haji mau pun umrah, umat Islam diwajibkan mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali (Tawaf) dengan memakai ihram.
Untuk mengekspresikan kekhusyukan dan rasa takjub ketika melihat Baitullah, seorang muslim dianjurkan membaca doa ketika melihat Ka'bah.
Baca juga: Doa Masuk Masjid, Pembuka Pintu Rahmat yang Ringan Diamalkan
Doa Melihat Ka'bah
اللَّهُمَّ زِدْ هَذَا الْبَيْتَ تَشْرِيفًا وَتَعْظِيمًا وَمَجْدًا وَكَرَامَةً وَبَرَكَةً وَزِدْ مَنْ حَجَّهُ وَاعْتَمَرَهُ تَشْرِيفًا وَتَعْظِيمًا وَمَجْدًا وَكَرَامَةً وَبَرَكَةً
Allāhumma zid hāzā al-bayta tashrīfan wa ta‘zīman wa majdan wa karāmah wa barakah, wa zid man ḥajjahu wa ‘atamarahu tashrīfan wa ta‘zīman wa majdan wa karāmah wa barakah.
Artinya:
“Ya Allah, tambahkan kemuliaan, keagungan, kehormatan, dan wibawa pada Baitullah ini. Tambahkan pula pada orang-orang yang memuliakan, mengagungkan, menghormati, dan memberkahi Baitullah ini.” (HR. Al-Azraqi, nomor hadis: 350)
Doa Masuk Kota Mekkah
اللَّهُمَّ هَذَا حَرَمُكَ وَأَمْنُكَ، فَحَرِّمْ لَحْمِي وَدَمِي وَبَشَرِي عَلَى النَّارِ وَآمِنِّي مِنْ عَذَابِكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ، وَاجْعَلْنِي مِنْ أَوْلِيَائِكَ وَأَهْلِ طَاعَتِكَ، يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ
Allâhumma hâdzâ haramuka wa amnuka, faharrim lahmî wa damî wa basyarî 'alâ an-nâri wa âminnî min 'adzâbika yauma tab'atsu 'ibâdaka, waj'ali min auliyâ'ika wa ahli thâ'atika, yâ rabbal 'âlamîn
Artinya: "Yaa Allah, kota ini adalah tanah haram-Mu dan tempat yang aman maka hidarkan daging, darah, rambut, kuku, bulu dan kulitku dari neraka. Amankanlah aku dari siksaMu. Masukanlah aku kedalam golongan waliMu dan ahli taat pada-Mu".
Doa Masuk Masjidil Haram
اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإكْرَامِ. اللَّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ وَمَغْفِرَتِكَ وَأَدْخِلْنِي فِيهَا. بِسْمِ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ
Allâhumma antas salâm wa minkas salâm fahayyinâ rabbana bissalâm wa adkhilnal jannah dâras salâm, tabârakta wata'âlaita yâ dzaljalâli wal ikrâm. Allâhumma f'tah lii abwâba rahmatik wa maghfiratik wa adkhilnî fîhâ. Bismillâhi walhamdulillâhi wash-shalâtu wassalâmu 'alâ rasûlillâh
Artinya: "Ya Allah, Engkau sumber keselamatan dan dari pada-Mulah datangnya keselamatan dan kepada-Mu kembalinya keselamatan. Maka hidupkanlah kami wahai Tuhan, dengan selamat sejahtera dan masukkanlah kami ke dalam surga negeri keselamatan. Maha banyak anugerah-Mu dan Maha Tinggi Engkau Wahai Tuhan yang memiliki keagungan dan kehormatan. Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu. (aku masuk masjid ini) dengan nama Allah disertai dengan segala puji bagi Allah serta salawat dan salam untuk Rasulullah.
Sejarah Ka'bah
Sejarah berdirinya Ka'bah terdapat dalam buku Sejarah Ka'bah yang ditulis oleh Prof. Dr. Ali Husni Al-Kharbuthli, guru besar di bidang Sejarah Islam di Universitas 'Ain Shams, Kairo, Mesir.
Menurut Prof. Dr. Ali Husni Al-Kharbuthli dalam buku tersebut, asal-usul Ka'bah bermula dari perintah Allah yang menempatkannya sebagai pusat ibadah bagi manusia.
Ka'bah pertama kali dibangun di langit oleh malaikat, dan ketika Nabi Adam as. diciptakan, rumah suci itu diturunkan ke bumi sebagai tempat ibadah pertama umat manusia.
Seiring waktu dan peristiwa besar, seperti banjir Nuh as., Ka'bah sempat diangkat kembali ke langit sebelum akhirnya diperintahkan kepada Nabi Ibrahim as. dan putranya, Ismail as., untuk membangunnya kembali di lokasi yang sama, sehingga menjadi pusat ibadah yang dikenal hingga hari ini.
Menurut Kemenag, Ka'bah awalnya didirikan oleh Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail, sesuai perintah Allah SWT (QS. Al-Baqarah: 127) dan dijadikan sebagai tempat suci untuk salat, tawaf, dan itikaf.
Sepanjang sejarahnya, Ka'bah mengalami beberapa kali renovasi.
Renovasi penting pertama dilakukan oleh Abdullah bin Zubair pada abad ke-7 M, menambahkan pintu kedua, jendela kecil, dan memperluas dinding.
Kemudian, Hajjaj bin Yusuf, atas perintah Khalifah Abdul Malik bin Marwan, mengembalikan Ka'bah ke bentuk semula seperti yang dibangun kaum Quraisy.
Selanjutnya, Khalifah Harun Al-Rasyid sempat berencana memperbaiki Ka'bah sesuai keinginan Nabi Muhammad, namun menunda setelah mendapat nasihat Imam Malik.
Pada masa Kesultanan Utsmaniyah, Sultan Sulaiman Khan dan Sultan Ahmad Khan melakukan perbaikan atap dan bagian tertentu Ka'bah.
Pada tahun 1039 H, banjir besar merusak dinding Ka'bah, sehingga Amir Makkah Syarif Mas’ud bin Idris segera memimpin pemugaran darurat, dan kemudian fondasi Ka'bah dibangun ulang di bawah pengawasan Sultan Murad Khan.
Renovasi besar terakhir dilakukan antara Mei–Oktober tahun 1996.
Dalam renovasi ini, hanya batu asli Ka'bah yang dipertahankan, sedangkan semua material lain, termasuk kayu, langit-langit, dan atap, diganti.
Sejak awal hingga sekarang, Ka'bah tetap menjadi pusat ibadah umat Islam dan simbol persatuan, meski mengalami perubahan dan perbaikan demi menjaga kekokohan dan kesuciannya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.