Kamis, 2 Oktober 2025

Terapkan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, Cetak Generasi Tangguh dan Berkarakter 

Pembentukan karakter merupakan proses berkelanjutan yang harus dimulai sedini mungkin, baik di rumah maupun di sekolah

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
Tribunnews.com/Aisyah Nursyamsi
PEKAN ANAK PINTAR - Pekan Seni Anak Pintar Indonesia dalam rangka Hari Anak Nasional 2025 di Jakarta Selatan, Minggu (27/7/2025).  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pembentukan karakter anak sejak usia dini penting untuk cetak generasi tangguh

Hal ini ditekankan dalam talkshow bertema “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat: Pondasi Karakter Anak Pintar”* yang digelar dalam rangkaian acara Pekan Seni Anak Pintar Indonesia. 

Pembentukan karakter merupakan proses berkelanjutan yang harus dimulai sedini mungkin, baik di rumah maupun di sekolah.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Sub Tim Kerja Penguatan Karakter, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), dr Retno Wulandari.

Ia menyoroti pentingnya program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang berisi panduan perilaku harian untuk membangun generasi yang kuat secara mental, emosional, dan sosial.

“Anak hebat tumbuh dari kebiasaan baik, dan kebiasaan baik tumbuh dari kolaborasi hebat antara sekolah dan orang tua," ungkapnya dalam acara Pekan Seni Anak Pintar Indonesia persembahan Cerebrofort di Jakarta Selatan, Minggu (27/7/2025).

Baca juga: 30 Kata-kata Hari Anak Nasional 2025 yang Penuh Makna dan Menyentuh Hati

Bila kebiasaan ini dibangun sejak dini dan dijaga secara konsisten, maka anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang sehat, cerdas, dan berkarakter kuat. 

Termasuk kebiasaan makan sehat dan bergizi yang penting untuk mendukung kecerdasan dan fokus belajar anak,” tutur dr. Retno.

Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap sinergi berbagai pihak yang terlibat.

Kolaborasi lintas sektor dinilai sangat penting untuk menciptakan ekosistem yang mendukung tumbuh kembang anak secara menyeluruh.

“Mari bersama membangun kebiasaan baik demi masa depan yang lebih cerah dan Indonesia yang lebih maju,” kata dr. Retno.

Di sisi lain, kebutuhan nutrisi anak juga menjadi sorotan dalam talkshow ini. 

Berdasarkan temuan dari British Journal of Nutrition, sebagian besar anak Indonesia usia 4–12 tahun belum memenuhi rekomendasi konsumsi asam lemak esensial dari Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

Hal ini menunjukkan masih tingginya kekurangan EPA dan DHA pada anak-anak.

Dokter Spesialis Anak, dr. Ria Yoanita, Sp.A., menyebutkan bahwa kekurangan nutrisi tersebut berisiko menghambat potensi kecerdasan dan perkembangan anak.

“EPA dan DHA adalah fondasi penting yang mendukung tumbuh kembang anak, membentuk kecerdasan, emosi yang seimbang, dan daya tahan tubuh yang kuat. Kekurangannya di masa emas mungkin tidak langsung terlihat, namun bisa membatasi potensi yang seharusnya tumbuh sejak dini,” jelas dr. Ria.

Ia juga membagikan tips bagi orang tua dalam memenuhi kebutuhan EPA dan DHA, terutama bagi anak yang sensitif terhadap ikan. 

Salah satu solusinya adalah memberikan suplemen dalam bentuk gummy yang lebih disukai anak.

Sebagai informasi, acara Pekan Seni Anak Pintar Indonesia juga menghadirkan lomba mewarnai dan menyanyi yang digelar di tiga kota, yaitu Jakarta, Cibubur, dan Solo. 

Kegiatan ini ditujukan untuk merangsang kreativitas dan kepercayaan diri anak-anak.

Head of Vitamin Category Kalbe Consumer Health, Adelia Theresia, dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa pemenuhan nutrisi dan stimulasi emosional harus berjalan seiring untuk mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.

“Setiap anak berhak tumbuh dalam kasih sayang dan perhatian penuh. Melalui acara ini, kami ingin menginspirasi keluarga Indonesia untuk terus hadir, mendampingi, dan memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak secara menyeluruh, baik secara emosional maupun nutrisi,” tutup Adelia.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved