Kamis, 2 Oktober 2025

Psikolog Ajak Merangkul Anak Istimewa dengan Kasih Sayang, Bukan Rasa Kasihan

Menurut Psikolog Indra Kusumawati, S.Psi.,M.Psi pendekatan terhadap anak-anak istimewa harus berbeda dan penuh cinta.

zoom-inlihat foto Psikolog Ajak Merangkul Anak Istimewa dengan Kasih Sayang, Bukan Rasa Kasihan
IST
ANAK ISTIMEWA - Menurut Psikolog Indra Kusumawati, S.Psi.,M.Psi pendekatan terhadap anak-anak istimewa harus berbeda dan penuh cinta.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di tengah hiruk pikuk tuntutan hidup dan ekspektasi masyarakat, hadirnya anak dengan keistimewaan sering kali mengundang tantangan tersendiri bagi para orang tua. 

Namun di balik itu, tersimpan kekuatan, ketangguhan, dan kasih sayang yang luar biasa dari keluarga yang merawat mereka.

Baca juga: Dampingi Tumbuh Kembang Anak Autisme dan ADHD dengan Terapi Sensori Integrasi, Apa Manfaatnya?

Anak istimewa bukan sekadar label. Istilah ini mencakup spektrum luas, mulai dari anak dengan autisme, Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), disabilitas intelektual, sindrom genetik tertentu, hingga mereka yang tergolong gifted atau memiliki kecerdasan luar biasa.

Menurut Psikolog Indra Kusumawati, S.Psi.,M.Psi pendekatan terhadap anak-anak ini harus berbeda dan penuh cinta.

“Bukan berarti kita mengartikan atau menamainya sebagai bentuk rasa kasian. Tetapi memang ada ciri-ciri yang unik dan pendekatan yang berbeda untuk anak-anak yang istimewa dengan lebih memberikan kasih sayang, memberikan rasa cinta dan perhatian yang lebih,” ungkapnya pada kanal live streaming Momspiration di kanal YouTube Tribun Health, Jumat (11/7/2025). 

Ia menjelaskan bahwa keistimewaan bukan berarti kelemahan. 

Justru, dalam keunikan itu ada potensi besar yang bisa tumbuh jika diasah dengan pendekatan yang tepat—terutama pendekatan emosional yang hangat.


Bahasa Cinta yang Dipahami Anak Istimewa

Lebih lanjut ia menekankan pentingnya penggunaan "bahasa kasih sayang" saat mendampingi anak berkebutuhan khusus. 

Bukan tanpa alasan, sebab mereka dikenal memiliki kepekaan emosional yang tinggi terhadap lingkungan sekitar.

Baca juga: Aaliyah Massaid Dikabarkan Idap ADHD, Begini Kata Thariq Halilintar

"Bahasa kasih sayang ini merupakan bahasa yang paling mudah yang bisa diterima oleh siapapun. Termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus," tuturnya.

Tak jarang, anak-anak istimewa bisa langsung menangkap apakah mereka diterima atau ditolak hanya dari ekspresi wajah, nada bicara, hingga atmosfer sosial di sekitarnya. 

Rasa aman yang tumbuh dari penerimaan ini menjadi pondasi utama dalam proses tumbuh kembang dan pembentukan rasa percaya diri mereka.


Tantangan Luar dan Dalam: Ketangguhan Orang Tua Diuji

Namun, mendampingi anak dengan keistimewaan tentu tidak mudah. 

Selain urusan teknis seperti terapi atau pendidikan khusus, tantangan utama justru datang dari lingkungan sosial.

“Biasanya, ini ada yang terjadi di lingkup keluarga yang terdekat. Stigma-stigma sosial, itu yang membuat orang tua itu menjadi kadang tidak bersemangat lagi untuk menghadapi anak dengan keistimewaan ini,” kata Indra.

Tak hanya itu, orang tua juga berjuang dalam proses menerima kondisi anak. 

Ada yang berhasil menerima dengan hati lapang, namun tak sedikit pula yang terjebak dalam rasa sedih, penyangkalan, atau bahkan merasa bersalah. 

Semua ini adalah bagian dari proses yang manusiawi.


Dukung, Jangan Hakimi

Peran masyarakat pun tak kalah penting. Daripada melontarkan komentar bernada menyalahkan atau menyindir, dukungan yang penuh empati akan jauh lebih berarti. 

Mendengar tanpa menghakimi bisa jadi penopang emosional yang krusial bagi keluarga dengan anak istimewa.

Indra mencontohkan, salah satu bentuk nyata dari keistimewaan anak-anak ini dapat terlihat dalam karya seni atau kreativitas mereka.

Ia menyebut film "Jumbo", yang digarap oleh penyandang ADHD, sebagai contoh nyata bahwa anak istimewa bisa menciptakan karya besar jika diberikan ruang untuk berkembang.

"Bahwa ia mengidap ADHD ternyata. Tetapi apa? Karyanya bisa dilihat oleh seluruh masyarakat Indonesia. Bahkan yang dewasa dan yang anak-anak semua menikmatinya," tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved