Minggu, 5 Oktober 2025

Cenderaloka

Fashion Sheffa: Gaya Handmade yang Menjaga Tradisi di Tengah Arus Modernitas

Salah satu nilai utama Fashion Sheffa adalah proses produksinya yang masih sepenuhnya dikerjakan secara manual.

Editor: Andra Kusuma
Tribunshopping.com
Agar kualitas tetap terjaga, setiap proses dikerjakan oleh anggota keluarga sendiri. 

TRIBUNSHOPPING.COM - Di tengah derasnya perkembangan industri fashion yang serba cepat dan modern, masih ada pelaku usaha yang memilih untuk tetap setia pada cara tradisional.

Salah satunya adalah Yulia Kasih, sosok di balik brand fashion rumahan bernama Fashion Sheffa, yang berbasis di Mutihan, Sondakan, Laweyan, Solo.

Lewat sentuhan teknik pewarnaan khas seperti tie-dye dan jumputan, Yulia tak hanya melestarikan warisan keluarga, tapi juga berhasil mengadaptasinya agar tetap relevan dengan tren masa kini.

Awal Mula: Dari Warisan Keluarga Hingga Terjun Kembali ke Dunia Konveksi

Yulia mengungkapkan bahwa bisnis konveksi ini sebenarnya sudah dimulai sejak lama oleh orang tuanya.

Mereka memproduksi pakaian rumahan seperti daster dan celana. Namun karena harus ikut dinas suami, Yulia sempat berhenti menekuni usaha ini.

Baru setelah sang ayah jatuh sakit, ia diminta untuk melanjutkan usaha keluarga tersebut.

Setelah sempat vakum, pada tahun 2021 di tengah situasi pandemi Yulia kembali memulai dari nol.

Melihat geliat pasar fashion di Solo yang makin berkembang, terutama untuk produk handmade, ia merasa punya peluang besar untuk bangkit.

Semua Serba Manual, Kekuatan Utama Fashion Sheffa

Salah satu nilai utama Fashion Sheffa adalah proses produksinya yang masih sepenuhnya dikerjakan secara manual.

Mulai dari pemotongan kain, pewarnaan, pencucian, hingga penjahitan—semuanya dikerjakan dengan tangan, tanpa mesin cetak atau printing.

Menurut Yulia, proses handmade ini membuat warna lebih tajam dan tahan lama.

Berbeda dengan teknik printing yang cenderung cepat pudar, kain yang diwarnai secara manual bisa bertahan bertahun-tahun.

Proses Produksi yang Butuh Tenaga dan Ketelitian

Proses pembuatan dimulai dengan memotong kain putih yang kemudian dibentuk menjadi pakaian seperti daster, celana, atau setelan.

Selanjutnya, kain diwarnai menggunakan teknik tie-dye, lalu dicuci dan dijemur hingga kering.

Yulia menerapkan dua teknik pewarnaan utama: satu dengan cara diikat seperti jumputan, dan satu lagi cukup dilipat tanpa ikatan lalu diberi warna.

Agar kualitas tetap terjaga, setiap proses dikerjakan oleh anggota keluarga sendiri.

Penjahitan dilakukan oleh kakaknya, sementara pewarnaan dan pencucian ditangani oleh pamannya semua sudah berpengalaman sejak dulu.

Tantangan: Sulitnya Mencari SDM yang Terampil

Meski masih dikelola sebagai usaha keluarga, Yulia mengaku tantangan terbesarnya adalah mencari tenaga kerja yang mau dan mampu menjalankan proses pewarnaan manual.

Teknik yang digunakan seperti penggunaan waterglass memerlukan tenaga ekstra.

Karena prosesnya melibatkan banyak tahap fisik seperti mencampur warna, mencelup, mencuci, dan menjemur, biasanya dibutuhkan tenaga laki-laki untuk menyelesaikannya.

Dalam seminggu, Fashion Sheffa bisa memproduksi sekitar 50–70 potong pakaian tergantung jumlah tenaga kerja yang tersedia.

Biasanya, produksi dikumpulkan terlebih dahulu lalu diwarnai secara massal untuk efisiensi.

Menyesuaikan Gaya dengan Pasar yang Lebih Luas

Awalnya, target pasar Fashion Sheffa adalah perempuan usia 35 tahun ke atas.

Namun kini, Yulia mulai memperluas pasar ke segmen anak muda.

Ia menghadirkan model seperti celana Aladdin yang cocok dipadukan dengan kaos santai.

Selain koleksi handmade, ia juga memproduksi beberapa varian busana dari kain printing bermotif bunga atau corak khas nasional.

Tapi, produk handmade tetap jadi fokus utama karena memiliki nilai budaya dan kreativitas yang tinggi.

Menjaga Budaya Lewat Karya

Bagi Yulia, menjaga warisan budaya tak cukup hanya dari cerita, tapi juga lewat karya nyata.

Ia berkomitmen agar keahlian turun-temurun di keluarganya tidak hilang dimakan zaman.

Dengan menggabungkan semangat wirausaha dan nilai-nilai tradisi, Fashion Sheffa membuktikan bahwa produk buatan tangan masih memiliki tempat yang spesial di tengah dunia fashion modern.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved