Grup Penyimpangan Seksual
Berkaca dari Grup Fantasi Sedarah di Facebook, Pendidikan Seksual untuk Anak Jangan Diabaikan
Munculnya grup 'Fantasi Sedarah' di platform media sosial Facebook mengagetkan masyarakat. Pendidikan seksual jangan diabaikan.
Penulis:
Wahyu Gilang Putranto
Editor:
Yurika NendriNovianingsih
TRIBUNNEWS.COM - Munculnya grup 'Fantasi Sedarah' di platform media sosial Facebook mengagetkan masyarakat.
Grup Facebook Fantasi Sedarah yang kini telah dihapus pihak Meta sebelumnya berisikan unggahan dari anggota yang memiliki penyimpangan seksual hubungan inses.
Direktur Sentra Advokasi Perempuan, Difabel, dan Anak (SAPDA) Nurul Sa'adah Andriani menilai pentingnya memberi pendidikan seksual kepada anak sedini mungkin.
Menurut Nurul, edukasi seksual masih dipandang tabu dan cenderung tidak diberikan kepada anak.
Padahal, edukasi seksual bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan seperti hubungan inses dengan anggota keluarga yang masih berhubungan darah.
"Baik orang tua, keluarga, atau masyarakat itu sering kali tidak memberikan pendidikan seksual yang benar kepada anaknya," ungkap Nurul dalam talkshow Overview Tribunnews, Rabu (21/5/2025).
Contoh Pendidikan Seksual yang Bisa Diterapkan
1. Jangan Telanjang saat Keluar Kamar Mandi
Nurul mengatakan, sejak kecil anak sudah bisa diberikan pendidikan seksual yang sesuai dengan usianya.
Misal sudah masuk usia TK atau SD, jangan membiarkan anak keluar kamar mandi hanya dengan handuk atau bahkan telanjang.
"Jadi anak kalau keluar dari kamar mandi harus sudah pakai baju gitu, jangan pakai handuk, harus pakai baju atau daster atau apapun yang bisa menutupi," ujarnya.
"Karena di rumah ini bukan hanya perempuan di rumah ini, ada juga laki-laki dan bisa jadi ada orang lain lewat," ungkapnya.
Baca juga: Sosok Pembuat Grup Fantasi Sedarah Ternyata Warga Bandung, Ketua RW: Keluarganya Kaget
2. Beri Penjelasan Bagian Tubuh Mana yang Bisa Disentuh dan Tidak
Selanjutnya, anak harus diberi penjelasan bagian tubuh mana yang boleh disentuh oleh orang lain dan mana yang tidak.
"Saya melihat banyak yang tidak mengajarkan hal ini kepada anak," ungkapnya.
Termasuk kepada anak laki-laki yang sudah mulai memegang alat kelaminnya maupun anak perempuan yang mulai tumbuh payudaranya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.