Minggu, 5 Oktober 2025

Tren Urban Running Makin Populer di Bandung, Komunitas Lari Ramaikan Gelaran Sana Sini Berlari

Lebih dari 300 pelari dari berbagai komunitas tumpah ruah memenuhi kawasan Dago, menempuh rute sejauh 5 kilometer dengan penuh semangat.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
Istimewa
OLAH RAGA LARI  - Gelaran “Sana Sini Berlari” (SSB) yang sukses digelar di Bandung, Sabtu (26/4/2025) silam. Lebih dari 300 pelari dari berbagai komunitas tumpah ruah memenuhi kawasan Dago, menempuh rute sejauh 5 kilometer dengan penuh semangat 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Olahraga lari semakin menjelma menjadi gaya hidup perkotaan.

Di tengah pesatnya kehidupan urban, masyarakat Jakarta dan Bandung kini kian menjadikan lari bukan sekadar aktivitas fisik, melainkan bagian dari ekspresi diri dan komunitas.

Fenomena ini terlihat jelas dalam gelaran 'Sana Sini Berlari' (SSB) yang sukses digelar di Bandung, Sabtu (26/4/2025).

Baca juga: Dukung Tren Olahraga Lari, Waka MPR RI Minta Pemerintah Wujudkan Udara Bebas Polusi

Lebih dari 300 pelari dari berbagai komunitas tumpah ruah memenuhi kawasan Dago, menempuh rute sejauh 5 kilometer dengan penuh semangat.

Acara yang berangkat dari kolaborasi lintas komunitas ini bukan hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga selebrasi semangat kolektif dan budaya sehat yang kini tumbuh subur di kalangan masyarakat urban.

Running sebagai Gaya Hidup dan Komunitas

Survei Indonesia Running Club pada 2023 mencatat bahwa 68 persen pelari pemula di Jakarta dan Bandung mengaku mulai berlari karena pengaruh tren di media sosial yang mempopulerkan lari sebagai gaya hidup sehat sekaligus modis.

Semakin banyak pula dari mereka yang tak hanya berhenti di easy run, namun terus berkembang mengikuti long run hingga ikut serta dalam ajang kompetisi.

Baca juga: Dokter Sarankan Olahraga Lari untuk Pengidap Diabetes Bantu Menurunkan Kadar Gula Darah

“Dulu lari itu kegiatan yang cenderung individualis. Tapi sekarang, banyak yang merasa lebih nyaman dan termotivasi saat bergabung dalam komunitas. Ada aspek sosial, kebersamaan, dan saling dukung yang bikin aktivitas ini terasa menyenangkan,” ungkap Roni Apriatna, koordinator komunitas Running Is Our Therapy (RIOT) Bandung sekaligus ketua pelaksana acara SSB dalam keterangannya, Selasa (29/4/2025).

Kegiatan lari kini juga menjadi medium healing, networking, hingga sarana ekspresi.

Tak jarang rute lari dipilih bukan hanya berdasarkan efisiensi latihan, tapi juga pemandangan, aksesibilitas kafe ramah pelari, hingga spot estetik untuk mengabadikan momen pascalari.

Sementara itu, mengakomodasi beragam kebutuhan running, Eagle menghadirkan koleksi sepatu running, khusus untuk berbagai tipe pelari.

Aulya Elyasa selaku Head of Brand Marketing Eagle mencontohkan misalnya ada model sepatu Alpha ST merupakan sepatu lari Super Trainer (ST) dengan teknologi terbaru LEAP. 

Baca juga: Olahraga Lari di Malam Hari, Ini yang Mesti Diperhatikan Agar Hasilnya Optimal

"Teknologi ini berfokus pada responsive cushion sehingga cocok digunakan di berbagai event lari maupun digunakan pada sesi latihan para runner," katanya.

Khususnya para running enthusiast dengan easy pace dan tempo pace, sepatu ini nyaman digunakan dan sepatu ini juga sudah menggunakan teknologi insole dari Ortholite.

"Untuk racing ada juga sepatu model threshold dengan teknologi carbon plate dan upper yang breathable,” katanya.

Kota sebagai Arena Berlari

Baik Bandung maupun Jakarta menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam mendukung aktivitas lari. Taman-taman kota, jalur pedestrian yang mulai diperbaiki, serta ruang publik yang dirancang ramah bagi pelari membuat masyarakat semakin mudah menjadikan lari sebagai rutinitas harian.

“Berlari sekarang bukan cuma soal kecepatan, tapi soal koneksi—baik dengan diri sendiri maupun dengan lingkungan sekitar. Setiap langkah seolah menjadi cara baru menikmati kota,” tambah Roni.

Sana Sini Berlari pun menjadi bukti nyata bagaimana aktivitas fisik sederhana dapat menyatukan banyak pihak.

Baca juga: Minum Kopi Sebelum Olahraga Lari, Apa yang Terjadi pada Tubuh?

Sebanyak 16 komunitas lari terlibat dalam acara ini, mencerminkan tingginya animo dan keterbukaan masyarakat untuk saling terhubung lewat aktivitas sehat.

Meningkatnya minat terhadap urban running juga membuat pelari mulai memperhatikan pola latihan yang lebih serius. Dari sekadar fun run, banyak yang kini mulai menjalani program tempo run, interval, hingga race training.

“Ini yang menarik. Ada transformasi pelari-pelari kasual yang kini mulai memperhatikan teknis dan performa. Bukan semata ikut tren, tapi benar-benar menjadikan lari sebagai bagian dari komitmen gaya hidup sehat jangka panjang,” ujar seorang peserta SSB.

Dengan tumbuhnya ekosistem yang mendukung — mulai dari rute lari, komunitas, edukasi hingga berbagai ajang lokal dan nasional — tren urban running di Indonesia tampaknya masih akan terus melaju.

"Lari kini bukan hanya soal olahraga, tapi telah menjadi cara baru untuk mengisi ruang kota dan menjelajahinya dengan langkah sendiri," kata dia.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved