Senin, 6 Oktober 2025

Mayoritas Komunitas Pecinta Kebaya Inginkan Indonesia Ikut Joint Nomination ke Unesco

Mayoritas komunitas pecinta kebaya, Pewaris Kebaya Labuh dan Kerancang menginginkan Indonesia

Editor: FX Ismanto
TRIBUNNEWS.COM/IST/HO
TRIBUNNEWS.C0M, JAKARTA - Mayoritas komunitas pecinta kebaya, Pewaris Kebaya Labuh dan Kerancang menginginkan Indonesia ikut serta dalam pendaftaran kebaya ke Unesco bersama 4 negara Asean dengan alasan kebaya memang juga ada dan dipakai di ke 4 negara tersebut. Keinginan tersebut disampaikan dalam Urun Rembug Komunitas Berkebaya, Selasa (29//11//2022) di Jakarta. //IST/HO 

TRIBUNNEWS.C0M, JAKARTA - Mayoritas komunitas pecinta kebaya, Pewaris Kebaya Labuh dan Kerancang menginginkan Indonesia ikut serta dalam pendaftaran kebaya ke Unesco bersama 4 negara Asean dengan alasan kebaya memang juga ada dan dipakai di ke 4 negara tersebut. Keinginan tersebut disampaikan dalam Urun Rembug Komunitas Selasa 29 November di Jakarta.

Melansir Strait Times, Rabu 23 November 2022, Dewan Warisan Nasional {NHB} Singapura mengumumkan secara resmi bahwa Singapura, Malasyia, Brunai dan Thailand akan mengajukan kebaya ke Unesco secara joint nomination atau bersama.  Nama Indonesia tidak ada dalam pengumuman tersebut namun demikian masih terbukak negara lain termasuk Indonesia untuk ikut bergabung.

Komunitas Pecinta Kebaya Indonesia.
Komunitas Pecinta Kebaya Indonesia. (TRIBUNNEWS.COM/IST/HO)

Ada pihak yang menyatakan sebaiknya Indonesia ikut joint nomination karena memang kebudayaan bersifat cair dan bisa berada dimana saja dalam suatu kawasan. Namun  yang menginginkan agar kebaya didaftarkan secara single nation oleh Indonesia saja karena beranggapan kebaya asli pakaian Indonesia.

Untuk menjembatani dan mendengarkan aspirasi komunitas pecinta kebaya dan juga pewaris Kebaya Labuh serta Kerancang yang sudah terdaftar di WBTB Nasional, Timnas Hari Kebaya Nasional menggelar Urun Rembug Komunitas Selasa 29 November di Jakarta. Hadir dalam acara ini , Ketua Timnas HKN Lana T Koentjoro, Wantimpres Putri Kuswisnu Wardhani, Kemendikbud, Kemenlu, Wakil Tetap RI di Unesco dan 24 komunitas.

Komunitas Pecinta Kebaya Indonesia.
Komunitas Pecinta Kebaya Indonesia. (TRIBUNNEWS.COM/IST/HO)

Meskipun tidak ada pernyataan resmi yang dikeluarkan dalam forum urun rembug ini,  22 komunitas yang hadir baik secara offline maupun online menginginkan dan mendukung Indonesia ikut bergabung mendaftarkan kebaya bersama 4 negara Asean. Keinginan tersebut Disampaikan secara lisan dan juga melalui questioner yang dibagikan.

Komunitas yang hadir

Pewaris Kebaya Labuh

Pewaris Kebaya Kerancang

Komunitas perempuan Berkebaya {KPB}

Perempuan Berkebaya Indonesia {PBI}

Perempuan Indonesia Maju {PIM}

Komunitas Notaris Indonesia Berkebaya {KNIB}

Pecinta Sanggul Nusantara

Pertiwi Indonesia

Cinta Budaya Nusantara {CBN}

CIRI

RAMPAK SARINAH

Institut Sarinah

Hmpunan Ratna Busana

Sekar Ayu Jiwanta

Kebaya Tradisi.id

Asosiasi Tradisi Lisan

Komunitas Diajeng Semarang

Komunitas Kebaya Kerancang

Warisan Melayu

Lembaga Adat Riau

Sanggar Lembayung

Himpunan Ratna Busana

Dewan Kesenian Kepri

Cinta Kebaya Budaya (CKB)

2 Pewaris Kebaya, Kerancang dan Labuh yang sudah terdaftar di WBTB Nasional dan memenuhi persyaratan sepakat ikut joint nomination serta 21 komunitas lainnya berpendapat Indonesia ikut Joint nomination.

Pewaris Kebaya Kerancang, Vielga melalui link zoom menyatakan, saat ini mendaftarkan kebaya secara Joint Nomination bersama 4 negara Asean adalah pilhan terbaik. “Kalau kita lihat ke belakang, sebaiknya Indonesia ikut joint nomination karena jangan sampai kita tidak dapat apapun dan itu bisa lebih buruk lagi,” tukasnya.

Pendapat senada disampaikan oleh Mellyana Pewaris kebaya Labuh juga melalui link zoom dari Riau yang hadir bersama dengan 5 komunitas lainnya. Melly menjelaskan  ada persamaan budaya dengan negara tetangga. Salah satunya adalah Kebaya Labuh itu mirip dengan kebaya yang ada di Johor dan Malaka. “ Kami, komunitas kebaya di Riau berpendapat agar Indonesia ikut Joint Nomination. Pencataan budaya ke Unesco itu bertujuan safe guarding dan melestarikan budaya tidak ada kaitannya dengan hak milik,” ujar Melly panjang lebar.

Komunitas Pecinta Kebaya Indonesia.
Komunitas Pecinta Kebaya Indonesia. (TRIBUNNEWS.COM/IST/HO)

Lia Natalia  dari Komunitas Perempuan Berkebaya {KPB} dan Rahmi Hidayati {PBI}  juga berpendapat sebaiknya Indonesia ikut joint nomination.Direktur Institut Sarinah, Eva Sundari mengingatkan. “bila Indonesia berkeras kekbaya hanya milik Indonesia, kita akan hilang kesempatan melestarikan warisan  budaya, “ ujar Eva melalui zoom sekaligus megatakan kasus Songket harus menjadi pelajaran agar tidak rugi bertubi-tubi.

Sementara itu anggota Tim Riset Timnas Hari Kebaya yang juga antropog D Kumioratih menjelaskan bahwa pendaftaran kebaya ke Unesco adalah nilai dan budaya dari  kebaya  bukan kebaya sebagai benda atau artefak. Sebagai budaya, perlintasan kebaya tentu sangat luas sampai ke negara tetangga. “Justru denga ikut joint nomination menunjukkan jiwa besar Indonesia untuk bersama menjaga dan berbagi budaya,” tukasnya.

Heru Nugroho dari Kebaya Tradisi.id yang juga mengawal Pencak Silat ke Unesco berbagi pengalaman mengenai pengurusan pendaftaran elemen budaya ke UNESCO. Heru juga mengingatkan bahwa inskripsi ke Unesco itu bukan benda atau artefak, “sekali lagi yang harus kita pahami dan ingat, pendaftaran ke Unesco adalah nilai budayanya. Ini seperti halnya Pencak Silat yang diinskripsikan ke UNESCO  adalah Pencak Silat sebagai tradisi,” paparnya. 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved