Senin, 6 Oktober 2025

Fashion Sustainable Tidak Sekadar Gunakan Bahan dari Alam, Tapi Juga Gerakan Berkelanjutan

Pandemi meningkatkan kesadaran untuk beralih dari, akhirnya fast fashion beralih ke sustainable fashion

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
ist
Direktur Purana Indonesia, Nonita Respati dan Desainer Fashion, Khairiyyah Sari 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fashion bisa menjadi limbah terbesar di dunia. Parahnya lagi, pada tahun 2050, diprediksi limbah tersebut akan meningkat tiga kali lipat jika tidak ada perubahan yang dilakukan. 

Tapi semenjak pandemi Covid-19 menyerang, mulai ada perubahan gaya pada fashion. Walau sangat merugikan pandemi meningkatkan kesadaran untuk beralih dari, akhirnya fast fashion beralih ke sustainable fashion.

Namun, menurut Direktur Purana Indonesia, Nonita Respati, untuk menjadi brand atau penikmat fashion sustainable, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. 

Fashion sustainable secara umum adalah produk yang memilih bahan alami, serat alami, pewarnaan alam. Kemudian menggunakan teknik khusus untuk mengurangi polusi lingkungan.

Baca juga: Masih Mengutamakan Kenyamanan, Dress Diprediksi akan Kembali pada Trend Fashion 2022

"Ada yang lebih penting. Brand apa pun itu harus punya voice. Dia itu punya social and enforcement responsibilities, " ungkapnya pada acara Weekend Festival yang diadakan Kompas, Rabu (22/12/2021).

Nonita pun mencontohkan satu brand yang benar-benar menerapkan konsep social enforcement responsibilities. Sebuah brand dari Brazil di Los Angeles menyuarakan dalam satu bulan akan menanam sekian ribu pohon.

Lalu di setiap produk brand tersebut terdapat barcode yang langsung terkoneksi pada website. Di dalam website tersebut menyatakan aksi tersebut benar-benar telah dilaksanakan.

Serupa dengan Nonita, Desainer Fashion, Khairiyyah Sari menyebutkan jika fashion sustainable harus mencakup empat hal. Yaitu social, economic, ekologi dan culture. 

"Harus ada edukasi. Tidak hanya mengenakan material yang eco friendly. Kebanyakan kurator fashion, saya melihat brand dari dulu dan sekarang konsumennya masih banyak belum mengerti sampai mana sustainable," kata Sari menambahkan.
 

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved