Senin, 6 Oktober 2025

Tas Kanvas dan Goni Buatan Santri di Klaten Tembus Pasar Malaysia dan Swiss, Harganya Mulai Rp6 Ribu

Tas buatan santri Pondok Pesantren (Ponpes) di Klaten Jawa Tengah tembus pasar luar negeri.

TRIBUNJOGJA.COM / Almurfi Syofyan
PRODUKSI - Sejumlah santri menunjukkan tas di ruang produksi KimiBag, Desa Malangan, Kecamatan Tulung, Klaten, Jumat (22/10/2021). Tas buatan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Qohar di Desa Malangan, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mampu menembus pasar beberapa negara, misalnya Malaysia, Singapura Hongkong, hingga Swiss. 

TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Tas buatan santri Pondok Pesantren (Ponpes) di Klaten Jawa Tengah tembus pasar luar negeri.

Para santri penggarap tas ini berasal dari Ponpes Al-Qohar di Desa Malangan, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dikiirm ke Malaysia, Singapura Hongkong, hingga Swiss.

Selain santri, tas bermerek Kimibag tersebut juga melibatkan warga sekitar pesantren untuk proses produksinya.

Baca juga: Ingin PTM Bebas Covid-19, Siswa SD di Klaten Ciptakan Automatic Ozone Machine untuk Sterilkan Udara

Baca juga: Diberi Rp1,1 M Oleh Museum, Seniman Denmark Setor Kanvas Kosong

Penghasilan dari penjualan tas unik tersebut kemudian bisa menopang operasional ponpes.

Pemilik Kimibag, Khusnul Itsariyati (34) mengatakan, pada awalnya dirinya memang hobi membuat berbagai jenis tas saat masih duduk di bangku kuliah dulu.

"Tapi saat itu untuk menyalurkan hobi saya saja. Setelah menikah dan punya anak pertama, saya baru ingin memiliki usaha sampingan," ucapnya pada awak media, Jumat (22/10/2021).

Ria, begitu ia karib disapa, menyebut dulu untuk modal awal pihaknya memakai mesin jahit tua peninggalan dari ibunya, serta uang modal Rp150 ribu untuk bahan kanvas dan goni untuk dibuat tas.

"Waktu mulai merintis itu tahun 2011. Alhamdulilah semuanya berkembang hingga sekarang bisa punya 6 mesin jahit besar," ucap dia.

Untuk pemasaran, dirinya dibantu oleh sang suami secara daring melalui media sosial.

"Kebetulan saya dan suami kerja sama, saya membuat tas dan suami yang memasarkan secara online. Meski terbatas saat itu, tapi kami terus berusaha hingga bisa diterima pasar," paparnya.

Pemasaran tas berbahan kanvas dan goni itu sudah sampai ke beberapa negara seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam.

"Terus pesanan dari Hongkong ada juga tapi kirimnya ke Bali untuk acara nikahan gitu tahun 2019," imbuhnya. Selain, pihaknya juga pernah pernah mengirim tas ke Swiss.

Harga

Sedangkan untuk harga, tas-tas tersebut dibanderol mulai dari Rp6 ribu hingga Rp600 ribu.

Terkait tenaga, tas tersebut juga dibuat oleh santri yang ada di Ponpes Al-Qohar.

"Produksi dibantu dua santri yang sedang tidak belajar.

Lalu tetangga kita totalnya ada 15 pekerja. Hasil penjualan tas ini juga untuk menopang kegiatan atau biaya operasional pondok pesantren," imbuhnya.

Sementara itu, seorang santri Ponpes Al-Qohar, Giyanto (17) mengaku senang bisa mendapat keahlian sampingan seperti membuat tas tersebut.

"Saya sering bantu motong kain, kalau setiap pagi. Sehari saya bisa selesai 30 kain," akunya.

Pria asal Boyolali itu sudah 7 tahun nyantri di ponpes tersebut. "Selain belajar bisa dapat ilmu baru juga," imbuhnya. (Almurfi Syofyan)

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Cerita Tas Kanvas dan Goni Buatan Santri di Klaten yang Tembus Pasar Malaysia Hingga Swiss, .
Penulis: Almurfi Syofyan

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved