Kamis, 2 Oktober 2025

Idul Adha 2021

Tata Cara Shalat Idul Adha di Rumah, Dilengkapi Bacaan Niat dan Naskah Khutbah

Simak tata cara shalat Idul Adha di rumah secara sendiri maupun berjamaah. Lengkap dengan bacaan niat dan naskah khutbah.

Editor: Arif Fajar Nasucha
SERAMBI/BUDI FATRIA
ILUSTRASI Salat Idul Adha - Simak tata cara shalat Idul Adha beserta bacaan niatnya. 

5. Ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti sholat biasa.

6. Pada rakaat kedua sebelum membaca al-Fatihah, takbir sebanyak 5 (lima) kali sambil mengangkat tangan.

7. Membaca Surah al-Fatihah, diteruskan membaca surt Al Ghasyiyah.

8. Ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.

9. Setelah salam, maka disunahkan mendengarkan khutbah Idul Adha.

Baca juga: 5 Link Naskah Khutbah Shalat Idul Adha: Hadapi Wabah Covid 19 Dengan Mencontoh Kesabaran Nabi Ismail

Berikut naskah khutbah berjudul 'Syari'ah Qurban' yang ditulis oleh dosen UIN Raden Intan Lampung, Dr. Agus Hermanto, M.H.I.

Contoh naskah khutbah Idul Adha, berjudul Syari'ah Qurban.
Contoh naskah khutbah Idul Adha, berjudul Syari'ah Qurban. (Tangkapan Layar mui-lampung.or.id)

Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilham.

Jama’ah shalat Idul Adha yang dimulyakan Allah!

Hari raya Idhul Adha adalah hari besar umat Islam, merupakan hari kemenangan, hari dihalalkannya makanan dan diharamkan shiyam (puasa), yaitu pada tanggal 10 Dzulhijjah dan ditambah tiga hari yaitu hari-hari Taysrik, pada tanggal 11,12 dan 13 Dzulhijjah.

Idhul Adha merupakan hari peradaban manusia, sebagai pondasi serta tonggak disyari’atkannya ajaran para Nabi yang lalu dan kemudian disyari’atkan kembali bagi umat Islam, berupa risalah Islamiyah yang bawa oleh baginda Rasulullah Muhammad saw.

Berbicara tentang Idul Adha, berarti berbicara tentang dua sejarah umat Nabiyullah yang menjadi cerita dalam al-Qur’an, yaitu perjalanan Nabi Ibrahim as., yang diuji oleh Allah dengan ujian yang sangat berat, yaitu ujian di atas rata-rata ujian manusia, yaitu diperintahkan menyembelih putranya, yang mana beliau setelah mendapatkan ujian berpuluh-puluh tahun tidak memiliki anak, setelah lahir putra kesayangannya Allah mengujinya dengan menyuruhnya untuk menyembelih.

Qurban merupakan syari’at yang dibawa oleh Nabi Ibrahim as., yang kemudian diperkuat oleh syari’at Nabi Muhammad saw., inilah yang disebut syar’u man qablana, yaitu syari’at yang telah disyari’atkan terdahulu dan kemudian disyari’atkan kembali dalam risalah Islamiyyah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.

Sebagaiamana firman Allah swt; Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak, Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berqurbanlah, sesungguhnya orangh-orang yang membenci kamu dialah yang terputus” (QS. al-Kautsar: 1-2).

Maksudnya bahwa Allah telah memberikan anugrah kepada Nabi Muhammad, dan Allah telah memberikan kepada Nabi Muhammad al-Kautsar, yaitu sungai yang mengalir di surga yang dijanjikan untuk Nabi Muhammad.

Ada beberapa pendapat tentang makna al-Kautsar, yaitu; 1) sungai di surga, 2) kebaikan yang banyak yang diberikan kepada Nabi kita Muhammad saw, 3) ilmu dan al-Qur’an, 4) yaitu nubuwwah (kenabian), 5) telaga Rasulullah saw, yang banyak manusia mendatanginya, dan 6) begitu banyak pengikut dan umat.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved