Senin, 6 Oktober 2025

Marak Postingan Viral Pelakor, Bolehkah Membagikan Aib Pasangan di Media Sosial? Ini Jawabannya

Psikolog keluarga dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia, Adib Setiawan S Psi M Psi memberikan pandangan terkait maraknya postingan viral pelakor

Facebook.com/Komunitas Pelakor Indonesia
Marak Postingan Viral Pelakor, Bolehkah Membagikan Aib Pasangan di Media Sosial? Ini Jawabannya 

TRIBUNNEWS.COM - Psikolog keluarga dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia, Adib Setiawan S Psi M Psi memberikan pandangan terkait maraknya postingan viral pelakor di sosial media.

Termasuk boleh atau tidaknya menyebarkan cerita ke publik jika dirinya menjadi korban pelakor.

Adib mencoba memberikan padangan komprehensif soal ini.

Ia menilai membagikan cerita korban pelakor di media sosial memiliki dampak positif dan negatifnya.

"Tentu ada plus minus, plus-nya misalkan dia mendapatkan dukungan dari warganet lainnya," kata Adib kepada Tribunnews.

Sedangkan dampak negatifnya, menurut Adib apakah korban pelakor ini tidak malu dengan cerita yang ia bagikan.

"Memang kalau teori agama aib kan tidak boleh disebarkan dan masyarakat juga percaya jika aib memang untuk ditutupi."

"Artinya jika suami berselingkuh dan istri menyebarkan apa ya tidak malu? begitu pula sebaliknya," tegasnya.

Namun Adib juga tetap memberikan catatan, membagikan cerita korban pelakor ke media sosial merupakan kebebasan individu yang tidak bisa dilarang.

Baca: Cek HP Pasangan Dapat Hindarkan Potensi Perselingkuhan Sebesar 80%? Ahli Jelaskan Keefektifannya

Alasan Kenapa Postingan Soal Pelakor Bisa Viral

Menurut Adib  alasan kenapa masyarakat ikut memviralkan postingan tersebut berasal dari kekhawatirannya terhadap keberadaan fenomena pelakor ini.

"Harapan dari mereka ketika itu viral membuat pelakor semakin berkurang," katanya.l

Selain itu, Adib juga menilai saat masyarakat memberikan dukungan berupa like atau ikut menyebarkan postingan pelakor hingga menjadi viral juga memiliki maksud lain.

Utamanya untuk melabeli kegiatan merebut pasangan orang merupakan perilaku yang tidak baik dalam kacamata norma masyarakat.

Psikolog Keluarga Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia (YPPI) (www.praktekpsikolog.com) yang beralamat di Bintaro, Jakarta Selatan.
Psikolog Keluarga Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia (YPPI) (www.praktekpsikolog.com) yang beralamat di Bintaro, Jakarta Selatan. (Istimewa/Adib Setiawan)

"Supaya pelakor ini mendapatkan tempel negatif, sehingga kalau ada yang mau jadi pelakor mereka bisa berpikir 2 kali sebelum melakukannya."

"Karena alasan itu, masyarakat memberikan dukungan penuh, supaya kembali ke pasangan masing-masing dan jangan jadi pelakor," imbuhnya.

Pria yang juga berprakteik di Klinik Terapi Anak Dewasa YPPI Pondok Aren, Tangerang Selatan menjelaskan ada maksud tersirat dari viralnya postingan viral.

Yakni memberikan pesan kepada masyarakat lain untuk melakukan hal yang benar saat mencari pasangan.

"Kalau merebut pasangan orang karena faktor ekonomi, ya cari uang dengan cara baik lah."

"Jangan ganggu rumah tangga orang lain," tegasnya.

Baca: Postingan Pelakor Bertebaran di Medsos, Ini 5 Tips Menghindari Perselingkuhan dari Ahlinya

Kenapa Pelakor itu Muncul?

Ilustrasi pelakor
Ilustrasi pelakor (https://www.freepik.com/)

Menurut Adib pada hakikatnya manusia ingin menjadi baik dan menjalani kehidupan di atas garis yang lurus.

Termasuk tidak mau berselingkuh dan mengkhianati perasaan pasangannya.

Namun karena ada sejumlah kondisi tertentu, membuat seseorang terdorong untuk melakukan aksi merebut pasangan orang lain.

Untuk memudahkan, Adib kemudian memberikan kondisi-kondisi yang dapat memunculkan perilaku untuk menjadi pelakor.

Baca: Marak Postingan Viral Pelakor di Medsos, Psikolog: Agar yang Mau Jadi Pelakor Berpikir 2 Kali

"Misalkan suami mau lurus-lurus aja, tapi saat di rumah dicerewetin istrinya dan terlalu posesif, akhirnya si suami selingkuh."

"Atau istri terlalu memberikan kepercayaan 100 persen, maka disalahgunakan sama suami."

"Misalnya juga suami sibuk kerja, hanya memikirkan materi. Istrinya tidak mendapatkan perhatian dan merasa tidak dihargai. Sehingga istri mencari sosok yang bisa menghargai di luar rumah," urai Adib.

Terakhir Adib berpesan, solusi paling jitu untuk menghindari aksi perselingkuhan atau pelakor dengan berkomunikasi.

Cara ini dapat membuat pasangan suami istri terbuka satu sama lain dan dapat saling memperbaiki diri sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan.

"Makanya mendengarkan itu kuci menghindari perselingkuhan," tandasnya.

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved