Sabtu, 4 Oktober 2025

VIRAL Postingan 'Suami, Jangan Pernah Bantu Istri', Ini Pentingnya Kesetaraan & Saling Menghargai

Postingan Suami,Jangan Pernah Bantu Istri milik Fahri Amirullah di akun Instagram pribadinya viral dan menjadi bahan perbincangan.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Tiara Shelavie
Kolase Tribunnews (Instagram.com/fahriamirullah dan www.freepik.com)
VIRAL Postingan 'Suami, Jangan Pernah Bantu Istri', Ini Pentingnya Kesetaraan & Saling Menghargai 

TRIBUNNEWS.COM - Postingan seorang warganet bernama Fahri Amirullah di akun Instagram pribadinya viral dan menjadi bahan perbincangan.

Lewat beberapa slide, Fahri menulisan pesan untuk para suami di akun Instagram pribadinya, @fahriamirullah.

Pesan berjudul 'Suami, Jangan Pernah Bantu Istri' itu pada intinya, Fahri meminta para suami untuk tidak egois dan bersedia meringankan pekerjaan rumah tangga yang biasanya diurus oleh sang istri.

Ia juga menegaskan jika tidak salah suami melakukan pekerjaan rumah tangga, bahkan hal itu bukan dia sebut sebagai membantu istri tapi sudah menjadi suatu kewajiban bersama dalam berumah tangga.

Hingga Minggu (7/6/2020), unggahan tersebut telah disukai lebih dari 124 ribu akun Instagram lainnya dan mengundang ribuan orang untuk turut memberikan komentarnya.

Psikolog Keluarga dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia, Adib Setiawan, S Psi ,M Psi, memberikan pandangannya kenapa postingan tersebut bisa menjadi viral.

Menurutnya, postingan milik Fahri bisa jadi menggambarkan kondisi rumah tangga yang mungkin saat ini banyak dialami oleh sejumlah pasangan.

Dimana seorang istri tidak dihargai oleh suaminya.

"Kenapa tulisan ini bisa viral, mungkin banyak sekali seorang suami tidak menghargai istrinya."

"Karena fenomena ini sangat banyak, sehingga berpengaruh kepada apa yang dirasakan oleh kebanyakan istri yang ada di Instagram, merasa senasib," ujarnya kepada Tribunnews, Jumat (5/6/2020).

Adib lewat sambungan telepon, menyebut tidak penting apa yang dilakukan oleh Fahri itu untuk membantu sang istri atau karena ingin membantu yang lain.

Bagi Adib, rasa saling menghargai adalah poin penting dari unggan milik Fahri tersebut.

"Persepsi seseorang berbeda-beda, ada yang bilang itu membantu istri, atau ingin membantu anak dan lain sebagainya."

"Tapi juga bukan untuk mencari siapa yang benar atau salah. Poin sebenarnya adalah perasaaan kesetaraan dan rasa dihargai seorang suami kepada istrinya," imbuhnya.

Baca: Viral Video Seorang Pengendara Motor Tampar Pegawai SPBU di Padalarang, Ini Kronologi Lengkapnya

Psikolog Keluarga Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia (YPPI) (www.praktekpsikolog.com) yang beralamat di Bintaro, Jakarta Selatan.
Psikolog Keluarga Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia (YPPI) (www.praktekpsikolog.com) yang beralamat di Bintaro, Jakarta Selatan. (Istimewa/Adib Setiawan)

Adib mengakui konsep menghargai utama dalam rumah tangga memang mudah untuk diucapkan.

Namun, dalam praktiknya sulit untuk dilakukan.

Oleh karena itu, Adib menyarankan rasa saling menghargai harus ditopang dengan jalinan komunikasi yang baik.

Sehingga potensi kesalahpahaman antar pasangan dapat dihindari.

"Kalau itu tidak dikomunikasikan bisa akhirnya mengarah pada konflik rumah tangga," ucapnya.

Terakhir, Adib menyinggung soal pembagian hak dan kewajiban dalam sebuah rumah tangga.

Ia menjelaskan konsep pembagian dua hal di atas dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor.

Mulai pemahaman agama maupun kebudayaan di mana pasangan suami istri berasal.

"Atau dari nilai-nilai orang tua mereka sebelumnya. Bisa juga dari cara pandang dari mereka sendiri (pasangan itu, red)."

"Namun cara terbaik pembagian hak dan kewajiban dalam rumah tangga adalah dengan kesepakatan antara suami dan istri," tandasnya.

Baca: VIRAL Koleksi Photocard EXO Dijadikan Rumah-Rumahan oleh Sepupu, Pemilik Ungkap Total Kerugiannya

Berikut isi pesan yang Tribunnews kutip dari akun Instagram, @fahriamirullah:

SUAMI, JANGAN PERNAH BANTUIN ISTRI YA!

Kemarin malam, saya update stories cerita pengalaman #dirumahaja 2 bulan ini.

Saya cerita, kalau anak perempuan saya yg berusia 1,5 thn ini, selalu minta di ebokin ee nya saya saya, bukan sama ibunya.

Lalu saya bilang ke istri, kalau 2x sehari ee nya, berarti saya sudah ebokin 60 kali dong dalam 2 bulan ini.

Beberapa teman merespon, wah hebat ni bantu istri.

Kebanyakan komentar tersebut datang dari teman perempuan yang sudah menikah, dan punya anak.

Saya jadi berpikir, kenapa komentarnya suami bantu istri ya.

Tunggu, kayaknya saya ga ngerasa sedang bantu istri.

Maksud saya gini,

Kalau ada cerita, kakak membantu adik mengerjakan PR. yg punya PR siapa? pasti adik, kan.

Saya bantu nenek menyebrang, yang mau nyebrang siapa? nenek.

Saya bantu cariin temen pekerjaan, yg nganggur siapa? yaa teman saya

Jadi kalau saya ebokin anak? emang itu bayi bukan anak saya juga ya?

Menurut saya, itu bukan bantu istri. karena itu anak kami. itu anak saya dan istri.

Kalau saya ikut cuci piring? itu bukan bantu istri karena itu piring kotor kami

Kalau soya punya hobi ngepel rumah tiap pagi? itu bukan bantu istri, karena itu rumah kami.

Kalau soya jagain anak dan biarin istri me time sambil nonton the world of marriage?

Itu bukan bantu istri, karena itu anak kami. karena dia, ya istri saya.

Nulis gini, saya bukan mau gombalin istri. udah nikah loh saya bukan masih pedekate. udah berhasil gitu dapetinnya.

Saya cuma ingat dulu, waktu 1-2 thn pertama nikah. saya sering egois sama istri. sedih kalau inget.

Ko saya bantu istri? loh kalau pake kata bantu. dia yang udah super duper bantuin saya.

Teman-teman Iaki2, para suami yang balk, terutama yang istrinya memilih dirumah jaga anak seperti saya.

Jangan lagi bilang bantu istri ya. ga sebanding.

Dibahagian anak orang itu, ninggalin orangtua adik kakak terus tinggal sama kita, bukan untuk cuci piring

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved