Mayoritas Orangtua Indonesia Khawatir Putra-Putrinya akan Dibully Saat Aktivitas Online
Teknologi telah mengubah cara anak-anak kita tumbuh sehingga orangtua membutuhkan aturan-aturan baru
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Norton dari Symantec mengungkap kekhawatiran terbesar para orangtua terhadap dunia digital terkaitperlindungan anak-anak yang melakukan aktivitas online melalui laporan 2017 Norton Cyber Security Insights : Indonesia.
Tahun ini, NCSIR mengungkapkan sebanyak 92% responden di Indonesia yang telah memiliki anak merasa khawatir putra-putri mereka akan dibully saat melakukan aktivitas online.
“Dalam parenting, kita banyak banyak menemukan hal-hal yang baru yang belum pernah ada sebelumnya,” kata Chee Choon Hong, Direktur, Asia Consumer Business, Symantec dalam keterangannya, Rabu (5/9/2018).
Dikatakannya, teknologi telah mengubah cara anak-anak kita tumbuh sehingga orangtua membutuhkan aturan-aturan baru.
Keluarga kini berada dalam era yang memandang perdebatan mengenai aturan durasi beraktivitas online hampir sama pentingnya dengan jam tidur.
Sebagian orangtua melarang anak-anak mereka mengakses media sosial atau bermain game.
Sementara itu, ada pula orangtua mengawasi pertemanan instan anak-anak mereka dengan teman-temanmereka di negara lain dengan zona waktu berbeda.
Baca: Jadi Korban Bully, Roy Kiyoshi Curhat ke Fans, Lihat Aksi Penggemarnya, Siap Membela Sampai Kapanpun
"Di era digital seperti saat ini, orangtua harus memahami cara mempersiapkan, melindungi, dan memberdayakan anak-anak untuk menggunakan teknologi secara aman,” katanya.
Meskipun semakin khawatir, orangtua secara teratur mengawasi aktivitas online anak-anak bukanlah hal yang umum dilakukan.
Bahkan, hanya 57% orangtua yang disurvei melaporkan selalu mengawasi anak-anak mereka ketika melakukan aktivitas online.
"Sebanyak 75% responden melaporkan selalu mengawasi anak-anak ketika mereka berbelanja online dan 51% mengklaim mengawasi mereka ketika berkomunikasi melalui video," katanya.
Dari orang semua tua yang disurvei, hanya 57% melaporkan selalu mengawasi anak-anak ketika menggunakan media sosial dan 50% akan mengawasi anak-anak ketika mereka membuka atau menulis email.
Ketika responden diminta menceritakan hal apa saja yang telah mereka lakukan untuk melindungi anak-anak saat online, jawaban mereka bermacam-macam.
- 51% orangtua hanya mengizinkan anak-anak mengakses konten dan website tertentu
- 57% orangtuamengizinkan anak-anak mengakses internet hanya dengan pengawasan mereka
- 41% orangtua meninjau atau memberikan persetujuan terlebih dahuluuntuk semua aplikasi yang diunduh anak-anak
- 55% orangtua memeriksa riwayat browser anak-anak
- 43% orangtua membatasi informasi yang dapat dikirim anak di profil media sosial mereka
- 29% orangtua mengawasi router di rumah
- 16 % orangtua meminta anak-anak menggunakan komputer di ruang keluarga