Kamis, 2 Oktober 2025

Kecantikan

Mitos Salah Kaprah Tentang Botox dan Pengalaman Aktris Cameron Diaz

Inilah mitos salah kaprah tentang terapi botox. Simak pula kesaksian aktris Cameron Diaz.

Penulis: Daniel Ngantung
Cameron Diaz 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Daniel Ngantung

TRIBUNNEWS.COM - "Saya pernah mencoba Botox. Tapi tiba-tiba wajah saya terlihat aneh. Rasanya lebih baik saya melihat wajah saya menua secara alami ketimbang wajah yang bukan seperti saya."

Begitulah testimoni aktris Cameron Diaz kepada ET Online tentang Botox, sebuah perawatan yang disebut-sebut dapat menjadikan wajah terlihat muda kembali.

Terbuat dari protein yang dipurifikasi dari bakteri clostridium botulinum, Botox merelaksasi otot-otot yang mengendur penyebab wajah berkerut. Dengan dua atau empat kali suntikan Botox dalam kurun waktu tertentu, wajah diharapakan dapat terlihat lebih kencang, bebas keriput atau kerutan.

Cameron hanyalah satu dari sekian ratus bintang Hollywood yang menjadi korban "kegagalan" botox. Tengok saja wajah aktris Meg Ryan, desainer kondang Donatella Versace atau presenter bermulut pedas Joan Rivers. Wajah mereka terlihat begitu kaku dan aneh. Tak sedikit pula aktor pria yang mengalami nasib sial lantaran suntik Botox. Mickey Rourke dan Sylvester Stallone adalah beberapa di antaranya.

Alhasil, muncullah banyak pertanyaan di pikirian khalayak terkait penggunaan Botox: apakah Botox membuat wajah saya kaku? Apakah kerutan akan semakin parah bila saya berhenti menggunakan Botox? Apakah wajah saya akan terlihat aneh seperti selebritas tersebut setelah menggunakan Botox?

Apakah betul demikian?

Dr. Steven Liew, seorang ahli bedah plastik asal Australia yang kerap menggunakan Botox dalam praktiknya, mengatakan semua pertanyaan tersebut hanyalah mitos belaka.

Ditemui Tribunnews.com di usai acara peluncuran produk Botox dan Juvederm keluaran Allergan, Sabtu (29/3/2014), Steven mengatakan Botox merupakan prosedur estetika yang sangat aman diaplikasikan selama digunakan secara bertanggung jawab.

"Botox sudah ada sejak berpuluh-puluh tahun. Dari pengalaman saya, tidak ada pasien saya yang mengeluh akibat Botox," katanya.

Namun ia tidak menampik bahwa Botox juga memiliki kemungkinan terjadinya efek samping. Namun itu tergantung kondisi pasien.

"Setiap bentuk treatment pasti memiliki efek samping. Untuk Botox, pada beberapa pasien, muncul bercak-bercak merah pada wajah akibat suntikan. Tapi ini hanya membekas selama sehari saja," katanya.

Bentuk efek samping lainnya adalah alergi. Namun kemungkinan terjadinya alergi, kata Steven, hanyalah 1:100. Botox juga tidak menyebabkan ketergantungan ataupun merusak wajah apabila pasien berhenti menggunakan Botox karena sifatnya yang merelaksasi otot.

Oleh karena itu, penting bagi dokter estetika untuk benar-benar memastikan kondisi pasiennya memang layak menjalani prosedur injeksi Botox.

Steven pun menegeskan dokter dilarang keras untuk memberikan Botox pada pasien yang alergi terhadap obat injeksi atau ibu hamil atau sedang menyusui. Begitu pula mereka yang tengah mengonsumsi obat pengencer darah atau memiliki infeksi kulit di sekitar wajah dan mulut, termasuk gigi dan gusi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved