Stunting di Indonesia
Apakah Stunting Bisa Diobati? Ini Penjelasannya
Apakah stunting bisa diobati? simak penjelasannya dalam artikel ini, menurut beberapa narasumber terkait sosialisasi pencegahan stunting pada anak.
Penulis:
Muhammad Alvian Fakka
Editor:
Sri Juliati
"Karena itu kami gencar melakukan pendataan dan pemeriksaan di posyandu, untuk mendeteksi dan menanggulangi stunting,” ungkapnya.
Adapun cara mengobati stunting menurut Novita, bukan dengan obat, melainkan dengan asupan gizi tinggi protein.
Asupan gizi itu bisa didapatkan, misalnya dengan mengonsumsi satu hingga dua butir telur setiap hari.
Lalu bagaimana dengan anak di atas umur lima tahun yang terdeteksi stunting?
Walaupun sudah terlambat, Novita menyampaikan agar anak tetap diberikan asupan bergizi tinggi, dan suplemen atau vitamin yang dapat merangsang otak.
Sekretaris BKKBN Perwakilan Jawa Tengah, Sri Rahayu menambahkan, pencegahan Stunting dapat dilakukan dengan mencegah anemia bagi remaja putri.
Para remaja putri dapat mengonsumsi pil penambah darah ketika menstruasi, untuk mencegah kekurangan darah.
Sri Rahayu juga mengimbau agar masyarakat membiasakan diri untuk sarapan, sebagai pemenuhan gizi harian.
Baca juga: Inilah Pentingnya Cegah Stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan
Pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk cegah Stunting
Upaya pemenuhan gizi pada 1000 HPK sangat diperlukan, mengingat stunting akan berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak.
Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan adalah pondasi utama kehidupan manusia di masa depan.
1000 HPK dimulai sejak awal konsepsi pembuahan atau selama 270 hari masa kehamilan.
Hingga kemudian 730 hari setelah kelahiran.
Dilansir dari Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, stunting dapat terjadi sebagai akibat kekurangan gizi terutama pada saat 1000 HPK.
Salah satu upaya pencegahan stunting pada 1000 HPK, yaitu memenuhi gizi dan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil.
Sumber: TribunSolo.com
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.