Senin, 29 September 2025

Sekolah Rakyat 22 Malang: Harapan Baru Gressella Setelah Trauma Perundungan

Gressella, Remaja yang Pulih dari Perundungan dan Temukan Harapan Baru di Sekolah Rakyat 22 Malang

|
Editor: Content Writer
Dok. Kemensos
GRESELLA SEKOLAH RAKYAT - Gressella, siswi Sekolah Rakyat 22 Kota Malang, berbagi kisah hidupnya. Setelah sempat putus sekolah akibat trauma perundungan, ia kembali belajar melalui Sekolah Rakyat di lingkungan yang aman dan nyaman. Di sini, Gressella menata kembali mimpinya menjadi teknisi mesin, melanjutkan jejak sang ayah dan kakek. 

TRIBUNNEWS.COM - Suasana senja di Kota Malang, Jawa Timur, penuh keriuhan suara anak-anak mengaji Alquran di Aula Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 22 terasa syahdu.

Di antara mereka, tampak seorang anak perempuan berkemeja flanel dan bersandal sederhana. Ia tersenyum ramah kepada setiap guru dan teman yang melintas. Sosok itu bernama Gressella Putri Darria (17), akrab disapa Gressella.

Namun di balik keceriaannya, tersimpan kisah perjuangan seorang anak sulung yang harus dewasa sebelum waktunya. Sang ayah meninggal pada Oktober 2020 di usia 40 tahun. Sejak itu, ibunya, Sofaria, berjuang menghidupi keluarga dengan bekerja sebagai asisten rumah tangga.

“Kalau Mama pulang malam, saya yang urus rumah dan adik-adik. Kalau kemalaman kan kasihan capek, di rumah tinggal istirahat saja, pagi kerja lagi," ucap Gressella dengan suara lirih, Rabu (3/09/2025) malam. 

Gressella kini tinggal bersama ibu dan dua adiknya di rumah sewa sederhana di kawasan Gadang, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Adiknya yang laki-laki duduk di kelas 6 SD, sementara yang perempuan masih di bangku Taman Kanak-Kanak (TK). Hampir setiap hari, sebelum masuk Sekolah Rakyat, Gressella membantu memasak, membereskan rumah, sekaligus memastikan kedua adiknya siap berangkat sekolah.

Baca juga: Dari Tanah Laut ke Sekolah Rakyat: Perjalanan Dzaki Mengejar Mimpi

Luka Perundungan di Sekolah Lama

Saat bersekolah di SMK Jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Gressella mengalami perundungan. Sebagai satu-satunya perempuan di kelas yang mayoritas berisi siswa laki-laki, ia kerap menjadi sasaran ejekan hingga merasa jera.

“Omongannya itu sakit banget. Aku udah nahan setengah tahun enggak bilang Mama, enggak bilang siapa-siapa. Aku kayak suka bolos, sudah tidak kuat di kelas, sering dikucilkan dan (akhirnya) memutuskan mau keluar,” kenangnya sedih. 

Saat tidak lagi mampu menahan penderitaan, Gressella akhirnya menceritakan semuanya kepada ibunya. Sang ibu terkejut sekaligus sedih, menyadari bahwa putri sulungnya telah memendam beban berat seorang diri begitu lama.

"Saya menangis sampai kejang, sakit karena terlalu lama dipendam," kata Gressella.

Peristiwa traumatis itu membuatnya putus sekolah selama setengah tahun. Hari-harinya diisi penuh dengan merawat adik-adiknya hingga menggantikan sebagian besar peran ibunya di rumah.

Harapan Baru di Sekolah Rakyat

Harapan baru hadir ketika seorang tetangga menceritakan tentang Sekolah Rakyat. Meski sempat ragu karena khawatir pengalaman pahitnya terulang, dorongan dari sang ibu dan dukungan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) saat asesmen akhirnya membuat Gressella berani melangkah. Baginya, kesempatan ini berarti banyak, setidaknya ia bisa kembali melanjutkan sekolah meski sempat tertinggal.

Setelah melalui proses verifikasi tanpa tes akademik, Gressella akhirnya resmi diterima sebagai siswi kelas 10 SRMA 22 Kota Malang. Ia merasakan suasana belajar yang aman, tanpa perundungan. 

 “Awalnya saya kira bakal susah cari teman, ternyata enggak. Gurunya enak-enak. Sayang ke muridnya semua,” katanya tersenyum.

Kenyamanan Gressella bersekolah kembali tercipta karena para guru di SRMA 22 menerapkan upaya pencegahan perundungan. Salah seorang guru, Luspita, menjelaskan bahwa nilai-nilai anti-bullying disisipkan dalam setiap pembelajaran.

“Materi-materi yang diberikan juga menyisipkan tentang pencegahan perundungan. Hal ini dilakukan supaya perundungan tidak terjadi di sekolah ini,” ujar Luspita.

Suasana belajar yang aman membuat Gressella lebih mudah mengikuti materi selama masa matrikulasi. Ia pun merasakan perubahan pada dirinya, menjadi lebih disiplin dan rajin dibanding sebelumnya. Mulai dari bangun tidur, membersihkan kamar, makan, sholat, hingga tidur malam, semua kini berjalan lebih teratur.

"Sholatnya di sini bisa rajin lima waktu, di rumah tidak bisa. Di sini juga lebih bisa mengatur waktu daripada di rumah," jelas Gressella.

Gressella juga bersyukur bisa menikmati fasilitas yang layak, mulai dari kamar asrama, makanan bergizi tiga kali sehari, sarana olahraga, hingga ruang kelas ber-AC yang nyaman. Ia pun rutin memanfaatkan layanan perpustakaan keliling dari Perpusda Malang yang singgah di sekolah seluas 4.579,5 meter persegi milik BPSDM Pemprov Jawa Timur tersebut.

Baca juga: Kemensos Dukung Pembangunan Sekolah Rakyat di Kebumen

Cita-Cita Jadi Teknisi Mesin 

Meski jauh dari keluarga, kerinduan Gressella sedikit terobati lewat video call bersama sang ibu dan adik-adik, ditemani pendampingan wali asuh. Sesekali, ibunya juga menyempatkan diri menjenguk, menjadi penghapus rindu bagi keduanya.

Setiap kali menutup layar ponsel, Gressella meneguhkan hati bahwa semua pengorbanan ini tidak sia-sia. Ia yakin perjuangannya adalah jalan menuju cita-cita.

Cita-citanya sederhana, tapi penuh makna, yaitu menjadi teknisi mesindan melanjutkan jejak keluarga. Sang kakek dulu pernah membuka bengkel kecil, sementara almarhum ayahnya dikenal mahir memperbaiki motor. Dari mereka, Gressella ingin meneruskan warisan keterampilan yang sempat terhenti.

“Nanti kuliahnya mau ambil teknik mesin kalau bisa. (Harapanku) jadi ahli teknisi mesin,” kata Gressella semangat.

Perjalanan Gressella menjadi cermin ketangguhan seorang remaja yang memilih bangkit, bukan menyerah. Dari trauma bullying hingga kesulitan hidup sehari-hari, ia kini menemukan ruang untuk tumbuh. Sekolah Rakyat bukan sekadar tempat belajar, melainkan juga rumah kedua yang memberinya rasa aman dan harapan baru. Tumbuh setara dan cerdas bersama.(*)

Baca juga: Raker dengan DPD RI, Wamensos Tegaskan Jumlah Sekolah Rakyat Akan Terus Bertambah

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan