Senin, 6 Oktober 2025

5 Tahun Putus Sekolah, Arista Kembali Raih Asa Lewat Sekolah Rakyat

Arista melanjutkan pendidikannya yang sempat terputus lima tahun. Kini dia menjadi siswi Sekolah Rakyat Mengah Atas 19 Sonosewu Yogyakarta.

Editor: Content Writer
Humas SRMA 19 Sonosewu Yogyakarta
SEKOLAH RAKYAT - Arista melanjutkan pendidikannya yang sempat terputus lima tahun. Kini dia menjadi siswi Sekolah Rakyat Mengah Atas 19 Sonosewu Yogyakarta. 

TRIBUNNEWS.COM - Di usianya yang memasuki 20 tahun, Arista Ismi Nurkhasana tidak seperti teman-teman sebayanya yang sudah lulus SMA. Namun, di balik setiap langkah yang sempat terhenti, tersimpan kisah tentang keberanian untuk kembali melangkah dan semangat yang tak pernah padam.

Berasal dari Beji, Sumber Agung, Jetis, Kabupaten Bantul, Arista kini kembali duduk di bangku sekolah. Ia adalah salah satu siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas 19 Sonosewu, Yogyakarta, sekolah gratis yang digagas Presiden Prabowo untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu, tanpa batasan usia.

Arista tersenyum tipis saat menceritakan perjalanan hidupnya. Ia mengingat jelas, bagaimana pendidikannya sempat terhenti di kelas 1 Madrasah Tsanawiyah (MTs), hanya dua bulan setelah ia mulai. Ekonomi keluarga menjadi tembok yang menghalanginya kala itu.

“Cuma dua bulan (di SMP),” ucapnya singkat, di sela kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), Rabu (16/7/2025).

Lima tahun lamanya Arista hidup tanpa bangku sekolah namun dia tidak menyerah. Ia sempat melanjutkan pendidikan lewat jalur nonformal di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), sebelum akhirnya mendapat kesempatan belajar di Sekolah Rakyat.

Kini, bersama teman-teman barunya, Arista kembali mengenakan seragam. Wajahnya tampak ceria penuh dengan harapan. "Senang, banyak teman, baik-baik semua. Terus tempatnya juga nyaman, semua tersedia," tuturnya dengan mata berbinar.

Baca juga: Fasilitas Sekolah Rakyat, Mulai dari Kamar Asrama hingga Disediakan Laptop

Di rumah, Arista hidup bersama kakek, nenek, dan adik-adiknya. Kedua orang tuanya jarang hadir dalam kesehariannya. Kebutuhan hidup mereka dipenuhi dari penghasilan sederhana sang kakek dan nenek. Meski tumbuh di tengah keterbatasan, dari keluarganya yang kecil dan sederhana itu, Arista belajar arti ketekunan dan daya juang.

Sekolah Rakyat merupakan salah satu program unggulan dari pemerintahan Presiden Prabowo. Sekolah berkonsep asrama ini memberikan pendidikan gratis dan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu, tanpa membedakan usia maupun latar belakang.

Sejak Senin (14/7/2025), sebanyak 63 titik Sekolah Rakyat yang digawangi Kemensos telah memulai kegiatan belajar dengan pelaksanaan MPLS secara serentak. Sementara 37 titik lainnya dijadwalkan menyusul pada akhir Juli.

Sekolah ini menjadi ruang kedua bagi mereka yang pernah kehilangan peluang, seperti Arista. 

Di balik kesederhanaan hidupnya, Arista menyimpan mimpi yang tinggi. Ketika ditanya apa yang mendorongnya untuk kembali belajar, jawabannya datang tanpa ragu.

“Ingin jadi diplomat,” katanya singkat, tapi penuh keyakinan.

Di mata banyak orang, mimpi itu mungkin terasa terlalu besar. Namun di Sekolah Rakyat, tak ada mimpi yang terlalu jauh. Sekolah Rakyat menjadikan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Yang paling penting adalah keberanian untuk memulai.

Arista merupakan salah satu dari ribuan anak yang kini kembali memperoleh akses pendidikan melalui Sekolah Rakyat. Harapan akan masa depan yang lebih baik pun kembali tumbuh, membuka jalan untuk lepas dari lingkaran kemiskinan. (*)

Baca juga: Kunjungi Sekolah Rakyat Menengah Atas 20 di Yogyakarta, Gus Ipul Sapa dan Beri Semangat Para Siswa

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved