Senin, 6 Oktober 2025

Atasi Kekeringan, Petani Magetan Manfatkan Irigasi Air Tanah Dangkal

Memasuki musim kemarau sekarang, berbagai upaya dilakukan untuk mencegah agar tanaman padi tidak mengalami puso. Salah satunya adalah upaya petani Mag

Editor: Content Writer
TRIBUN TIMUR/TRIBUN TIMUR/muhammad abdiwan
Ilustrasi 

Memasuki musim kemarau sekarang, berbagai upaya dilakukan untuk mencegah agar tanaman padi tidak mengalami puso. Salah satunya adalah upaya petani Magetan, Jawa Timur, yang patut dicontoh mengatasi masalah air. Mereka memanfatkan irigasi air tanah dangkal.

Irigasi air tanah dangkal dapat digunakan untuk daerah yang tidak tercakup dalam sistem irigasi permukaan atau daerah pertanian lahan kering yang hanya bisa melakukan penanaman padi satu kali dalam setahun.

Musim kemarau tahun ini dirasakan cukup pelik bagi petani Magetan. Dari 18 kecamatan, 6 kecamatan di antaranya mengalami kekeringan. Mulai dari Kecamatan Karas, Kecamatan Sukomoro, Kecamatan Panekan, Kecamatan Magetan, Kecamatan Ngariboyo dan Kecamatan Parang, yang pada umumnya adalah sawah irigasi teknis.

Total luas lahan sawah yang terdampak kekeringan kurang lebih 195 hektare (ha) dengan umur tanaman bervariasi antara 40-85 hari setelah tanam (HST) dan tingkat kekeringan antara kering ringan, sedang, berat dan puso.

Tim Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), dengan melibatkan Dinas Pertanian dan petani setempat, langsung melakukan monitoring dan mendapatkan beberapa faktor penyebab kekeringan tersebut.

“Adanya kerusakan pintu air Waduk Gonggang mengakibatkan turunnya debit air pasok irigasi semula 350 liter/detik menjadi 38 liter/detik. Sebagai akibatnya, diberlakukan sistem giliran air. Hanya saja, tetap tidak bisa mengairi sawah sesuai kebutuhan,” tutur Direktur Irigasi Pertanian, Ditjen PSP, Rahmanto, Kamis (18/7).

Keadaan tersebut diperparah dengan curah hujan yang sudah tidak turun selama 20 hari, yang memperparah terjadinya kekeringan. Termasuk terbatasnya sumber air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk penanganan kekeringan, sehingga alternatif penanganan jangka pendek dengan pompa air tidak dapat dilakukan.

Belum lagi, banyaknya petani yang tidak mengikuti pola tanam musim kering yang telah dibuat oleh Dinas Pertanian Kabupaten Magetan. Rahmanto menuturkan, upaya juga sudah dilakukan agar mencegah puso yang meluas di Magetan. Salah satunya dengan mengusahakan irigasi air tanah dangkal yang kini banyak diterapkan di 10 kecamatan lainnya.

“Sudah ada 14 unit sebenarnya, tapi masih belum maksimal. Makanya, kemarin petani mengajukan lagi untuk  bantuan irigasi air tanah dangkal dan irigasi air tanah dalam untuk mengurangi dampak kekeringan agar tidak terjadi puso,” katanya.

Untuk diketahui, irigasi air tanah dangkal bisa menjadi solusi lokal untuk daerah yang tidak tercakup dalam sistem irigasi permukaan atau daerah pertanian lahan kering yang hanya bisa melakukan penanaman padi satu kali dalam setahun.

Air tanah dangkal dengan kedalaman sekitar 4 meter merupakan sumber air yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan air tanaman, baik sebagai irigasi utama pada musim kemarau maupun untuk irigasi suplemen di musim gadu. Irigasi menggunakan air tanah dangkal dapat dilakukan dengan mesin pompa air berbahan bakar bensin atau solar.

Berbagai upaya lainnya juga dilakukan, mulai dari koordinasi antara Dinas Pertanian, Dinas Pekerjaan Umum dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo. Untuk perbaikan pintu Waduk Gonggang yang rusak akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2019.

Kemudian melakukan pengaturan dan penerapan pola tanam sesuai anjuran yang spesifik lokasi, yang berdasarkan kondisi agroklimat setempat serta menggunakan varietas berumur genjah serta tahan kekeringan.

"Termasuk juga sosialisasi dan penyuluhan tentang kondisi musim/iklim kepada para petani agar petani memperoleh informasi yang cepat dan akurat tentang fenomena iklim yang akan terjadi dan dapat berdampak kepada kekeringan," tambahnya.

Pemberdayaan kelembagaan Perkumpulan Petani Penggunaan Air (P3A) penting dilakukan agar organisasi ini mampu melakukan upaya-upaya antisipasi terhadap kekeringan. Semua itu dilakukan agar lahan sawah di Kabupaten Magetan yang tersebar di 18 Kecamatan seluas 28.250 ha bisa menghasilkan dan menopang produksi nasional.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved