Presentasikan Potensi Geopark Indonesia ke Markas UNESCO di Paris
Berada di Jerman dalam rangkaian ITB Berlin 2019, Menpar Arief Yahya tidak menyia-nyiakan kesempatan. Setelah memastikan semua planning berjalan denga
“Ketiga adalah Atraksi yang juga harus kelas dunia,” ungkap Mantan Dirut PT Telkom ini.
Kelas dunia yang dimaksud, lanjut Arief Yahya, adalah atraksi yang sudah mendapat stempel dunia. Diakui secara resmi dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga terpercaya dunia, seperti UNESCO ini.
“Di banyak tempat di dunia, UGG itu selalu memberi dampak yang signifikan terhadap wisatawan. Brandingnya langsung mendunia karena diakui oleh UNESCO, lembaga dunia,” kata pria asal Banyuwangi itu.
Danau Toba dan Belitung bisa semakin cepat mendunia, jika atraksinya juga level dunia. Lebih mudah mempromosikan dan mengemasnya sebagai sebuah cerita, ketika sudah disahkan UNESCO. Itulah, mengapa Menpar Arief Yahya yang lulusan ITB Bandung, Surrey University UK, dan lulus Doktor Strategic Management Unpad ini serius untuk mempresentasikan potensi Geopark Indonesia itu.
Dalam pertemuan dengan Surya Rosa Putra, Dubes Wakil Delegasi tetap RI untuk UNESCO di Paris semalam, Menpar Arief Yahya didampingi Muh Noer Sadono, Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi, Hiramsyah S. Thaib, Ketua Tim Percepatan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas, Yunus Kusumahbrata, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Geopark, Alexander Reyaan, Asisten Deputi Pengembangan Wisata Alam dan Buatan, Ronald Pantun, Asisten Menteri Pariwisata/Kasubbid Transportasi dan Konektivitas Pariwisata, Adhi Pradana, Staf Kemenpar.
Sementara dari KBRI hadir Agung Kurniadi, KUAI/Wakil Kepala Perwakilan KBRI Paris, Prof. Surya Rosa Putra, Dewatap UNESCO, Rully F. Sukarno, Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Paris, Djatu R. Primadini, Sekretaris I UNESCO, Silvia Meiryana P, Sekretaris II/Protokol KBRI Paris, dan Evy Margaretha, Staf Teknis KBRI Paris - UNESCO
Hari ini, Jumat 8 Maret 2019, tim Kemenpar dan KBRI akan bertemu dengan UNESCO yang membidangi Global Geopark. Yakni Miguel Clusener-Godt, Director Division of Ecological and Earth Science, UNESCO Council. (*)