Dashboard, Model Bisnis Baru Tol Laut. Nelayan dan Pembeli Saling Untung
Kemenhub akan menggunakan dashboard sebagai model bisnis baru untuk memotong rantai bisnis yang panjang
SURYA, SURABAYA - Ada beberapa hal baru yang coba diterapkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk program tol laut di tahun 2019 ini.
Kemenhub akan menggunakan dashboard sebagai model bisnis baru untuk memotong rantai bisnis yang panjang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan dashboard itu nantinya membuat para pedagang kecil dapat langsung membeli barang yang didatangkan lewat tol laut.
"(Contoh, red) Kita akan mengirimkan beras ke beberapa titik. Kita siapkan masing-masing berapa ton. Kita siapkan di dashboard," kata Budi dalam Seminar Melanjutkan Konektivitas, Membuka Jalur Logistik, dan Menekan Disparitas Harga di Surabaya, Senin (4/2/2019).

Bukan hanya untuk pedagang di daerah Indonesia Timur, dashboard itu nanti juga akan berguna bagi pengusaha di perkotaan.
Ia mencontohkan, ikan-ikan yang dikirim dari daerah Indonesia Timur bisa langsung dibeli lewat dashboard oleh pengusaha restoran di Surabaya.
Ini membuat pengusaha di Surabaya akan mendapat ikan dengan harga yang lebih murah dan dalam kondisi segar.
Nelayan ikan pun akan tetap bisa menjual dengan harga yang layak.
Baca: Tol Laut Bikin Distribusi Jadi Mudah dan Murah. Dapat Subsidi dari Pemerintah
"(Untuk dashboard) Kita minta bantuan teman yang ada di ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) bikin," imbuhnya.
Rencana penyediaan dashboard ini, kata Budi, merupakan model bisnis yang mengupayakan perdagangan end to end.
Agar program itu berjalan maksimal, Kemenhub akan meminta bantuan pemerintah daerah untuk turut serta.
"Supaya rantai bisnis tidak panjang. Nelayan atau produsen mendapat angka (pengiriman) murah. Sementara pembeli mendapat untung yang maksimal," imbuh Budi.

Selain itu, di tahun 2019, Kemenhub juga akan mengupayakan jumlah waktu kunjungan tol laut lebih panjang.
Pihaknya akan menambah kapasitas dengan memanfaatkan kapal-kapal perintis.
Alasannya, kapal perintis mempunyai titik tujuan yang lebih banyak.
Baca: Berkat Tol Laut Sapi Dari Kupang Dapat Pelayanan VIP di Kapal
"Kalau sekarang ada 19 lintasan, mungkin nanti bisa dua atau tiga kali lipat," ungkap dia.
Meski jumlah kapal perintis yang akan dimanfaatkan tak banyak, ia menganggap itu bukan masalah.
Soalnya, kebutuhan dan produk dari masing-masing daerah titik tujuan juga tidak banyak.
"Jadi efesien," tuturnya.