Eco Beach Tent Tawarkan Nomadic Tourism di Bangka Belitung
Konsep nomadic tourism yang dicetuskan Menteri Pariwisata Arief Yahya sejak Maret 2018, mulai berkembang. Di Tanjung Kelayang, Bangka Belitung, sudah
Tenaga Ahli Menteri Pariswisata bidang Nomadic Tourism Waizly Darwin mengatakan, tren amenitas di tingkat global beralih ke amenitas berbasis experience. Bila dulu yang dicari adalah hotel berbintang atau non bintang, kini yang banyak diburu seperti specialty lodging, homestay/guesthouses, atau bumi perkemahan glamping.
"Nomadic tourism ini membangun hotel berbintang dengan cara cepat dan modal bersahabat untuk menjawab tantangan jaman now. Bila inestor membangun hotel konvensional, selain modalnya harus besar, proses pembangunannya juga lama. Dengan memanfaatkan nomadic tourism, investor bisa mendirikan kamar sebagai hotel di mana saja dan kapan saja," ujar Waizly.
Dia menjelaskan, kini membangun “hotel berbintang” cukup dengan modal investasi sebesar Rp 70 juta per kamar. Kamar ini bisa didirikan di daerah-daerah yang memiliki tempat wisata. Kamar hotel juga bisa dipindah bila lokasi dianggap kurang prospektif di kemudian hari.
"Backpacker jaman now banyak yang menjadi nomadic travelers. Di antaranya Glampacker (milenial nomad), Luxpacker (luxurious nomad), dan Flashpacker (digital nomad). Jumlah mereka mencapai 39,7 juta orang di dunia. Indonesia merupakan destinasi pilihan kaum nomad," papar Waizly.
Waizly menuturkan, Glampacker yaitu travelers yang mengembara untuk melihat dunia yang Instagramabble, jumlah mereka mencapai 27 juta orang. Luxpacker adalah mengembara untuk melupakan dunia, jumlah mereka ada 7,7 juta orang. Dan Flashpacker adalah mereka menetap sementara di satu tempat sembari berkerja dari mana saja, jumlah mereka mencapai 5 juta orang.
"Dan Indonesia berdasarkan sejarahnya, merupakan jalur jelajah para kaum nomad. Bila dulu kita menyebut mereka pengembara, sekarang kita bisa menyebutnya wisatawan nomad," pungkasnya.
Cara terbaik untuk menuju Eco Beach Tent, adalah dengan terbang ke Bandara Internasional Belitung (TJQ). Kemudian berkendara 30-40 menit ke arah Tanjung Kelayang dengan mobil sewaan atau taksi. Penjemputan di bandara juga tersedia berdasarkan permintaan. Penerbangan harian ke Belitung sudah tersedia dari Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. (*)