Minggu, 5 Oktober 2025

Cerita Kang Tris, Sarjana Psikologi Penggagas Desa Menari: Bali Ndeso, Mbangun Ndeso

Sarjana pertama di Dusun Tanon, Desa Ngrawan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang ini benar-benar mengamalkan Bali ndeso mbangun ndeso.

Penulis: Imam Saputro
Dokumentasi warga desa Tanon
Trisno (tengah) saat memandu jalannya Outbond Ndeso 

Pengalamannya menjadi trainer sewaktu kuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta dimanfaatkan oleh Trisno untuk menggencarkan paket outbond ndeso di tahun 2009.

Beberapa sekolah di Solo dan Semarang yang sering ia bimbing dalam kegiatan alam bebas, diboyong untuk berkegiatan di desa Tanon.

“ Kami konsepnya adalah outbond di alam terbuka Dusun Tanon yang melibatkan orang desa sini,” kata dia.

Peserta juga diikutkan program Sinau Urip nDeso, yakni menginap di rumah-rumah penduduk Dusun Tanon selama beberapa hari dengan mengikuti kehidupan ala desa.

Dari sisi pemberdayaan, dengan outbond ndeso, Kang Tris perlahan-lahan menyisipkan misinya untuk memajukan desa.

Dokumentasi Outbond ndeso yang melibatkan warga dusun
Dokumentasi Outbond ndeso yang melibatkan warga dusun (Dokumentasi warga Dusun Tanon)

Yang pertama adalah pengembangan desa dengan tetap memperhatikan konservasi profesi asli masyarakat.

“ Jadi selama outbond ndeso profesi masyarakat tidak ada yang berubah sebenarnya, mereka tetap bertani dan berternak seperti biasa, bedanya mereka melakukan pekerjaan sehari-hari ada peserta outbond yang ikut atau bahkan membantu,” terang Trisno.

“ Dan dari situ, petani dan peternak yang berpartisipasi outbond ndeso bisa dapat bagi hasil.”

Misi lain Sarjana Psikologi ini ingin agar generasi muda Dusun Tanon tetap mewarisi profesi asli desa, tentunya dengan pengembangan yang lebih baik.

“ Harapannya anak muda tidak lari ke kota semua, harus ada yang tetap di desa untuk mengembangkan desanya sendiri, mereka bisa tetap berkarya dengan jadi petani, atau penari yang sukses, untuk sukses bisa dari desa, tak harus ke kota,” kata Kang Tris.

Penyisipan misi pengembangan desa kedua adalah konservasi mainan tradisional, yakni dengan memainkan permainan tradisional Desa Tanon di kegiatan outbond.

“ Sebenarnya permainannya sama saja dengan desa-desa di Jawa, misalnya ada gobak sodor, petak umpet, dan lainnya, namun karena outbond maka setelah permainan kami dan warga pendamping memantik nilai-nilai apa yang bisa didapatkan dari kegiatan tersebut,” ujarnya.

Outbond ndeso Dusun Tanon juga diperlengkap dengan adanya kesenian tarian.

Ada beberapa tarian khas Dusun Tanon yang memang sudah turun temurun ada seperti Geculan Bocah, Topeng Ireng, Soreng, dan Topeng Ayu.

“ Terkait penjenamaan kami menjadi Desa Menari, yang pertama kami memang senang menari sejak zaman dulu, penduduk Dusun Tanon sejak dulu terkenal sebagai niyaga atau penabuh gamelan yang handal dan juga penari tradisional,” urai Kang Tris.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved