Hati-Hati Memilih Dot untuk Susu Bayi, Salah Pilih Bisa Picu Maloklusi
Maloklusi bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kebiasaan mengisap jari, penggunaan dot yang tidak tepat, hingga faktor genetik.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dokter Spesialis Kedokteran Gigi Anak, drg. Aliyah, Sp.KGA mengungkap hampir sebagian besar anak Indonesia mengalami maloklusi.
“Sekitar 30-60 persen dari total anak pada usia 3 tahun mengalami maloklusi atau ketidakteraturan susunan gigi yang merupakan salah satu gangguan pertumbuhan rahang," ungkapnya dalam acara Playdate Baby HUKI yang diselenggarakan di Jakarta Selatan, Senin (28/4/2025).
Menurut drg Aliyah, kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kebiasaan mengisap jari, penggunaan dot yang tidak tepat, hingga faktor genetik.
Penting bagi orang tua untuk memilih produk perawatan gigi yang sesuai sejak dini. Misalnya dalam penggunaan infant toothbrush untuk membersihkan lidah, memijat gusi, dan menyikat gigi pertama si kecil.
“Setelah si Kecil mulai menggunakan dot, pilihlah dot orthodontic yang aman dan telah teruji klinis untuk mendukung posisi gigi dan rahangnya," sarannya.
Dot dengan desain pipih ini membantu mencegah overbite atau underbite, mendukung gerakan menghisap (sucking motion) yang alami.
Selain itu, dot orthodontic mencegah anak mengalami bingung puting, kondisi yang sering muncul saat si Kecil beralih antara menyusu langsung dan botol.
Pemilihan produk yang tepat bukan sekadar soal fungsi, tapi juga merupakan bentuk cinta act of service orang tua kepada anak dalam rutinitas sehari-hari,” tambah drg. Aliyah
Selain itu, bijak memilih DOT untuk si kecil juga membawa keuntungan yang lain, salah satunya mencegah terjadinya kolik.
Kolik dapat merujuk pada tangisan intens dan terus-menerus pada bayi yang sehat, atau nyeri perut yang berhubungan dengan gas, infeksi, dan penyakit saluran cerna.
Baca juga: Mengenal Maloklusi, Susunan Gigi Anak yang Tak Teratur, Penyebabnya Isap Jari hingga Pemakaian Dot
"Contoh, kita sering dengar tentang kolik. Kolik itu terjadi ketika pemakaian dot yang berlebih airnya mengucur terus atau terus-terusan untuk masuk. Sedangkan dot-dot ini mencegah terjadinya kolik," jelasnya.
Ini karena dot memiliki lubang-lubang kecil berbentuk di tengah.
Baca juga: Jangan Asal Bersihkan Botol Susu dan Dot Plastik, Begini Cara yang Dianjurkan
Dot yang tidak sesuai dengan ukuran mulut bayi atau dot yang terbuat dari bahan keras dapat menyebabkan bayi menghirup terlalu banyak udara saat menyusu.
Kemudian terperangkap di dalam perut dan menyebabkan kembung serta rasa tidak nyaman, sehingga bayi menjadi rewel.
"Aku saranin sekali kepada bunda pintar memilihkan dot yang berkualitas dan sudah bisphenol A (BPA) free, sudah teruji secara klinis," pungkasnya.
Laporan Reporter: Aisyah Nursyamsi
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.