Sabtu, 4 Oktober 2025

Jangan Diabaikan, Ini Tanda-tanda yang Perlu Dicurigai Anak Mengalami Autis

Tanda umum autis sering kali terlewatkan. Ketika tanda autis semakin meningkat, barulah orang tua melakukan konsultasi ke dokter.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-inlihat foto Jangan Diabaikan, Ini Tanda-tanda yang Perlu Dicurigai Anak Mengalami Autis
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Ilustrasi.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tanda umum autis sering kali terlewatkan. Ketika tanda autis semakin meningkat, barulah orang tua melakukan konsultasi ke dokter.

Dokter spesialis anak dr. Amanda Soebadi, Sp.A, Subsp.Neuro.(K),M.Med ungkap ada beberapa tanda yang jangan diabaikan dan dapat dicurigai sebagai autis

Pertama adalah defisit resiprokalitas sosial-emosional. Contohnya, mengalami kesulitan dalam melakukan percakapan dua arah. 

Anak menunjukkan kurangnya keinginan untuk berbagi minat atau emosi. 

Selain itu anak kesulitan untuk memulai atau merespons interaksi sosial.

Kedua, anak autis umumnya menunjukkan tanda defisit komunikasi non-verbal yang digunakan untuk interaksi sosial.

"Apa itu komunikasi non-verbal, yaitu komunikasi tanpa kata-kata. Bisa berupa mata kontak mata yang tidak lazim atau kontak mata yang terbatas. Susah banget untuk nyari kontak matanya. Terus kalau sudah ketemu kontak matanya misalnya dia cuma mau melihat kita sedetik,"ungkapnya pada media briefing virtual, Selasa(15/5/2025).

Baca juga: Gadget Picu Anak Autis, Benarkah? Begini Kata Dokter

Biasanya anak tidak bisa mempertahankan kontak mata dengan lawan bicara. 

Atau, saat berbicara, isi pembicaraan dengan bahasa tubuh atau ekspresi wajah tidak sesuai. 

Misalnya anak menceritakan sesuatu yang sedih. Tapi anak bercerita sambil tertawa.  

Bisa juga anak menceritakan sesuatu yang bahagia, tapi ekspresi wajah terlihat datar. 

"Kalau anak remaja memang bisa gitu. Tapi kalau ini pada anak kecil harus hati-hati, mungkin ini adalah defisit komunikasi non-verbal," imbuhnya. 

Ketiga, defisit dalam membangun, mempertahankan dan memahami konsep hubungan.

Sebagai contoh, anak kesulitan untuk menyesuaikan perilaku dengan konteks sosial.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved