57 Persen Masyarakat Indonesia Dukung Ibu Tetap Bekerja dan Berikan ASI Pada Anak
Analisis lanjutan dari penelitian ini menunjukkan adanya kecenderungan memastikan ibu menyusui tidak boleh kehilangan pekerjaan.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Health Collaborative Center keluarkan hasil penelitian tentang persepsi masyarakat Indonesia terhadap ibu menyusui yang berperan ganda sebagai pekerja.
Hasilnya, 57 persen masyarakat Indonesia sangat yakin ibu menyusui bisa tetap sukses menyusui dan bekerja.
Baca juga: Ruang Laktasi Dirindukan Ibu Menyusui Demi ASI Eksklusif
"Sebanyak 57 persen masyarakat Indonesia mendukung ibu pekerja tetap bekerja dan secara bersamaan sukses menyusui," ungkap Ketua dan Peneliti Utama HCC Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, Sabtu (5/8/2023).
Analisis lanjutan dari penelitian ini menunjukkan adanya kecenderungan memastikan ibu menyusui tidak boleh kehilangan pekerjaan.
Penelitian ini adalah cross-sectional dengan 1650 responden dari 34 provinsi.
Temuan lainnya adalah mayoritas responden mendukung ibu pekerja, dan aktif memberikan ASI eksklusif pada bayi.
"7 dari 10 atau sekitar 67 persen laki-laki responden menyatakan 3 kali lebih mendukung ibu untuk jangan kehilangan pekerjaan dulu, dan proses menyusui bisa menyesuaikan sambil bekerja,"paparnya lagi.
Dr Ray menegaskan, temuan ini sangat erat hubungannya dengan keamanan pekerjaan dan kondisi ekonomi keluarga.
Peran perempuan terutama istri untuk menopang ekonomi keluarga dimata laki-laki itu sangat penting.
Sehingga proses menyusui tidak boleh dianggap sebagai penghambat ibu untuk tetap sukses bekerja dan mencari nafkah.
"Dari aspek ini sangat terlihat bahwa dukungan menyusui ditempat kerja menjadi sangat penting," tegasnya.
Terkait hal ini, HCC pun berikan beberapa rekomendasi pada pemerintah, akademisi dan seluruh pemangku kebijakan.
Pertama, memastikan masyarakat sudah sangat paham dengan manfaat menyusui.
Dan seorang ibu pekerja yang harus menyusui tetap harus didukung untuk sukses menyusui dan tetap aman dan produktif bekerja.
Baca juga: Tingkat Ibu Menyusui Menurun di Indonesia
Kedua, hal ini bisa diperkuat dengan memastikan kebijakan promosi laktasi ditempat kerja merata dan berkualitas.
Ketiga, perlu memperkuat upaya tempat kerja di Indonesia menjadi ramah laktasi atau ramah ibu menyusui.
Keempat, edukasi juga perlu terus digalakkan dan menyasar seluruh usia produktif, tidak hanya ibu pekerja saja.
Baca juga: Cara Pencegahan Mastitis pada Ibu Menyusui, Gunakan Teknik Menyusui yang Tepat
Kelima, aspek lain yang menjadi rekomendasi HCC adalah cuti 6 bulan tetap menjadi keinginan paling ideal dari orang Indonesia.
"Namun persepsi dominan bahwa cuti 3 bulan pun sebenarnya sudah memadai. Selama dukungan promosi fasilitas dan kebijakan ditempat kerja tetap dimaksimalkan," tutup dr Ray.
BPOM Hentikan Peredaran Tiga Minuman Serbuk yang Diklaim Bisa Jadi 'ASI Booster' |
![]() |
---|
Wamen Isyana dan Veronica Tan Cek Pembagian Makan Bergizi Gratis untuk Ibu Hamil dan Menyusui |
![]() |
---|
Program Makan Bergizi Gratis Juga Sasar 1,07 Juta Ibu Hamil dan 3,7 Juta Ibu Menyusui |
![]() |
---|
Ibu, Yuk Semangat Menyusui! Hadapi Tantangan Pemberian ASI, Ini Krusial untuk Perkembangan Otak Bayi |
![]() |
---|
Penjelasan Ketiga Cagub Jakarta Soal Kepastian Ibu Bekerja Tetap Bisa Beri ASI Eksklusif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.