Selasa, 30 September 2025

Stunting Sebabkan Kecerdasan Anak Menurun, Berikut Penjelasannya

Defisiensi nutrisi pada anak dapat mempengaruhi fungsi susunan syaraf pusat (SSP), pengembangan struktur SSP dan sistem neurotransmitter

TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO
Petugas kesehatan dari Puskesmas Nagaswidak melakukan vaksinasi DPT kepada bayi pada program Kunjungan Sehat BPJS di Posyandu Sayang Ibu, Kawasan 11 Ulu, Gang Bersama, Kecamatan Seberang Ulu II, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (12/8/2022). BPJS Kesehatan mendorong fasilitas kesehatan untuk berkomitmen menjaga kualitas pelayanan kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Dengan adanya Kunjungan Sehat dan Posyandu dari fasilitas kesehatan (faskes) tingkat 1 dapat mencegah terjadinya stunting dan gizi buruk pada ibu hamil dan anak balita. TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah terus menggenjot akselerasi penanganan stunting menjadi 14 persen pada akhir tahun 2024.

Stunting masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia.

Kondisi tersebut jika berlangsung lama maka menyebabkan terhambatnya tumbuh kembang anak.

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya Ira Purnamasari menjelaskan kekurangan gizi pada periode emas tidak dapat diperbaiki di masa kehidupan selanjutnya.

Periode emas adalah periode 1000 hari pertama kehidupan adalah masa sejak anak dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun.

Pada periode ini, otak mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, yang mendukung seluruh proses tumbuh kembang anak dengan sempurna.

Baca juga: Presiden Meminta Para Guru Ikut Cegah Terjadinya Stunting

“Karena mengalami kekurangan gizi menahun, anak stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita seumurnya,”jelas Ira seperti dikutip dari laman UM Surabaya, Senin (5/12/22).

Menurutnya, dampak dari stunting bersifat langsung dan jangka panjang.

Seperti peningkatan morbiditas dan mortalitas, perkembangan anak yang buruk, peningkatan risiko infeksi dan penyakit tidak menular di masa dewasa serta anak menjadi tidak cerdas dan sulit mengikuti pelajaran saat bersekolah. 

Hal ini berimbas pada penurunan produktivitas dan kemampuan ekonomi.

“Kemampuan berpikir anak stunting menjadi lambat jika dibandingkan dengan anak seusianya," papar Ira.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh stunting terhadap perkembangan kognitif dan prestasi belajar anak. 

Ia menjelaskan, perkembangan kognitif merupakan aspek yang berfokus pada keterampilan berpikir anak termasuk belajar, pemecahan masalah, berpikir rasional, pemusatan perhatian, kreativitas, bahasa, dan kemampuan mengingat yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak di sekolah.

“Otak merupakan organ tubuh yang paling cepat mengalami kerusakan apabila anak mengalami masalah gizi. Otak merupakan pusat syaraf yang berpengaruh terhadap respon anak untuk melihat, mendengar, berpikir, dan melakukan gerakan,”katanya.

Defisiensi nutrisi pada anak dapat mempengaruhi fungsi susunan syaraf pusat (SSP), pengembangan struktur SSP dan sistem neurotransmitter.

Defisiensi nutrisi menyebabkan jumlah sel dalam otak berkurang dan terjadi ketidakmatangan serta ketidaksempurnaan biokimia dalam otak.

Status gizi yang baik penting untuk perkembangan dan kematangan neuron otak. Anak yang mengalami stunting akan memiliki rasa ingin tahu yang lebih rendah dan kelemahan motorik karena terdapat gangguan pada proses pematangan neuron serta perubahan struktur dan fungsi otak.

Penelitian Sutiari dan Wulandari (2011) tentang hubungan status gizi lahir dengan pertumbuhan dan perkembangan anak menyatakan bahwa gangguan pemenuhan nutrisi yang terjadi sampai anak berusia 2 tahun dapat mengurangi sel otak sebanyak 15-20 persen.

Nilai IQ sebagai salah satu tanda perkembangan otak, dimana skor IQ pada anak stunting lebih rendah dibandingkan dengan anak non stunting.

“Pendapat ini didukung oleh pernyataan UNICEF bahwa anak dengan kondisi stunting memiliki IQ 11 poin lebih rendah dibandingkan rata-rata anak yang tidak mengalami stunting,” ujar Ira.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan