6 dari 10 Gen-Z Alami Gejala Isu Kesehatan Mental, Berikut Lima Tips Jaga Kesehatan Mental
Hasil riset menunjukkan sebagian hal yang membuat Gen-Z merasa cemas dan resah adalah ketakutan akan ketidakpastian di masa depan yaitu 60 persen.
Penelitian menunjukkan bahwa cara seseorang berpikir tentang diri sendiri dapat memiliki efek yang kuat pada stabilitas mental seseorang.
Ketika seseorang memandang dirinya dan hidupnya secara negatif, maka mereka juga merasakan efek negatifnya.
Sebaliknya, jika membiasakan diri menggunakan kata-kata yang membuat lebih positif, maka hal ini membuat seseorang lebih optimis.
4. V - Validasi Emosi
Validasi adalah kemampuan mengakui dan menerima berbagai emosi yang dirasakan. Agar mampu memvalidasi emosi diri, diperlukan latihan dan refleksi diri secara rutin.
Merefleksikan diri berarti evaluasi dan proyeksi diri di masa mendatang. Dalam validasi diri, refleksi yang akurat dan jujur dapat membantu proses penerimaan diri, namun bila dirasa masih sulit berefleksi.
Kamu bisa dibantu oleh professional melalui konseling supaya semakin akurat.
5. E - Ekspresikan Kebaikan
Ketika berbuat baik, hal tersebut bukan hanya berdampak baik ke orang yang kita bantu.
Tetapi juga berdampak positif untuk diri sendiri.
Penelitian menunjukkan ketika membantu orang Iain, kita bisa membentuk self-esteem yang lebih sehat.
Karena menemukan makna dan menumbuhkan manfaat hidup kita sendiri.
Oleh karena itu, mari kita semua sama-sama BE ‘BRAVE’, beranikan diri untuk ciptakan ruang aman untuk kalangan muda saling cerita.
Saling berinteraksi dan saling mendukung satu sama Iain untuk bersama-sama melewati masa peralihan menuju pendewasaan diusia 20an.
Lebih lanjut, merayakan Hari Kesehatan Mental Dunia 10 Oktober lalu, Maybelline New York, kembali menggaungkan Brave Together.
Kampanye Brave Together ini digaungkan dalam bentuk acara edukasi bersama para partner Brave Together yaitu Rahasia Gadis dan KALM serta didukung oleh UI Sehat Mental.