Selasa, 30 September 2025

Virus Corona

Pandemi Belum Usai, Abai Pakai Masker Bisa Berisiko Tingkatkan Kasus Infeksi

Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman menyarankan untuk tidak abai dalam penggunaan masker.

TRIBUNNEWS/HERUDIN
Penonton antusias menyaksikan pertandingan Indonesian Basketball League (IBL) 2022 di Hall Basket Senayan Jakarta, Sabtu (15/1/2022). IBL 2022 di Hall Basket Senayan diperbolehkan disaksikan langsung oleh penonton di stadion dengan jumlah 500 orang dan menerapkan protokol kesehatan seperti syarat vaksinasi, hasil negatif antigen, dan selalu memakai masker. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kebijakan pelonggaran penggunaan masker telah dikeluarkan oleh pemerintah beberapa waktu yang lalu.

Masyarakat boleh tidak menggunakan masker di ruangan terbuka dengan beberapa ketentuan.

Pertama tidak di dalam kerumunan.

Baca juga: Masker dan Vaksin Covid-19 Masih Jadi Senjata Efektif Hadapi Pandemi

Kedua, bukan kelompok berisiko seperti lansia atau memiliki komorbid.

Di sisi lain, pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman menyarankan untuk tidak abai dalam penggunaan masker.

Karena ada kemungkinan pengabaian dalam penggunaan masker dapat memengaruhi laju penularan.

"Apakah ada potensi lonjakan kasus setelah masyarakat abai dengan masker, iya. Tetap ada. Cuma saat ini cakupan vaksinasi jauh lebih baik, tingkat fatalitas jauh lebih turun. Orang yang ke rumah sakit pun jauh lebih menurun," paparnya pada Tribunnews, Senin (23/5/2022).

Tapi kasus terinfeksi bisa saja naik atau bisa jauh lebih tinggi.

Baca juga: KAI Tetap Wajibkan Pelanggan Gunakan Masker di Stasiun dan Perjalanan Naik Kereta Api

Namun tidak parah atau tidak bergejala. Bukan berarti angka kematian angka nol karena yang meninggal tetap ada.

Termasuk orang yang masuk rumah sakit, juga akan tetap ada.

Pada kelompok rawan, hal ini bisa terjadi.

Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman.
Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman. (dok pribadi)

Artinya kata Dicky, dengan literasi komunikasi risiko tetap penting dianjurkan memakai masker.

"Termasuk pemerintah daerah tetap mengejar upaya perlindungan pada kelompok rawan dengan akselerasi cakupan booster," katanya lagi.

Selain itu merespon masa transisi, juga harus memperhatikan pada perbaikan kualitas udara. Bisa dengan ventilasi dan sirkulasi udara.

"Terkait pelonggaran masker, harus diingat. Status pandemi masih terjadi dan belum diangkat," tutup Dicky.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan