Mengenal Gejala yang Dialami Penderita Bruxism: Atrisi, Abfraksi Hingga Fraktur Kit
Biasanya akan ada pengikisan (atrisi) pada permukaan gigi geligi, baik itu pada rahang atas maupun bawah.
Penulis:
Fitri Wulandari
Editor:
Dewi Agustina
Sedangkan gejala yang dialami pada rahang bagian belakang, biasanya terjadi proses pengikisan lapisan enamel pada gigi.
Baca juga: Sering Menggemeretakkan Gigi ? Bisa Jadi Anda Mengalami Bruxism
Baca juga: Mengapa Gigi Bisa Rapuh? Dokter Gigi Beri Penjelasan
"Nah pada gigi-gigi rahang belakang pun demikian, ada proses pengurangan lapisan enamel giginya," tutur drg Anastasia.
Selanjutnya gejala lainnya adalah abfraksi yakni kerusakan pada permukaan gigi di area servikal.
"Kemudian abfraksi, jadi itu merupakan bagian dari proses pengurangan tadi, biasanya terjadi pada area dekat dengan langit-langit, terdapat faset faset yang licin dan mengkilat pada area tersebut," tegas drg Anastasia.
Gejala lainnya yakni fraktur kit pada gigi atau gigi yang pecah karena terjadi pengikisan lapisan pertama gigi.
Nah, faktor inilah yang akhirnya membuka lapisan kedua gigi dentin.
"Kemudian terjadi juga kondisi fraktur kit, gigi yang pecah ya, kemudian gigi-gigi tersebut akibat kejadian proses bruxism tadi, karena terjadi pengurangan atau hancurnya lapisan pertama gigi, sehingga membuka lapisan kedua gigi dentin," kata drg Anastasia.
Terbukanya lapisan kedua gigi dentin tentunya akan membuat penderita Bruxism mengalami rasa ngilu pada giginya.

Sehingga ini bisa berdampak pada rusaknya jaringan pendukung gigi (periodontal).
"Maka pasien bisa mengalami kondisi sensitif dentin, rasa ngilu pada giginya, kemudian hal itu bisa memicu kejadian kelainan jaringan periodontal atau jaringan pendukung gigi," jelas drg Anastasia.
Selain itu dampak lainnya dari terbukanya lapisan kedua pada gigi ini adalah nyeri yang berkepanjangan pada gigi.
"Termasuk kasus gigi nyeri berkepanjangan ketika gangguannya sudah mencapai area," pungkas drg Anastasia.
Sebelumnya, drg Anastasia mengatakan bahwa menggemeretakkan gigi, dalam istilah medis dinamakan 'Bruxism' atau 'Bruksisme'.
"Kebetulan dalam bahasa yang sering kami pakai atau bahasa medis adalah Bruxism atau disebutkan juga sebagai Bruksisme," papar drg Anastasia.
Ia menyebut kondisi seperti ini merupakan suatu gangguan yang dipicu beberapa faktor.
Baca juga: Ibu Hamil Jangan Malas Gosok Gigi, Bayi Bisa Lahir Prematur
Baca juga: Apa Itu Autocannibalism? Kebiasaan Menggigit Kuku Termasuk Jenis Autocannibalism, Ini Penyebabnya