Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Pasien Jantung yang Positif Covid 19 Harus Waspada Penyakitnya Kambuh dan Terkena Serangan Jantung

Pasien yang memiliki gangguan irama jantung, ketika terinfeksi Covid-19, biasanya ada gejala demam sehingga metabolisme meningkat dan sulit bernafas.

Freepik
ilustrasi virus corona 

Laporan wartawan Wartakotalive.com,  Lilis Setyaningsih

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ada hubungan yang erat antara pasien sakit jantung  dan Covid- 19.

Pasien jantung yang terkena Covid 19 harus mewaspadai penyakitnya kambuh dan terkena serangan jantung.

Dokter spesialis jantung dan Pembuluh Darah  dr. Rony Marethianto Santoso,  Sp.JP mengatakan, Covid 19 menyebabkan peradangan di pembuluh darah koroner.

Akibat peradangan,  plak yang terdapat di pembuluh darah pada  penderita jantung koroner menjadi rapuh,  sehingga berisiko  lepas dan beredar di pembuluh darah.

Kondisi  itulah serangan jantung.

Terdapat berbagai spectrum penyakit kardiovaskuler atau awam menyebut sakit jantung, di antaranya penyakit jantung koroner, penyakit  jantung bawaan, gagal jantung, gangguan irama jantung, dan penyakit katup jantun.

Baca: Kabar Baik dari Klaten, Ibu Muda dan Bayinya yang Baru Lahir Sembuh dari Covid-19

Baca: 21 Santrinya Covid-19, Satu Pondok Pesantren di Bogor Lakukan Lockdown

Dokter Rony menjelaskan, pada pasien yang memiliki gangguan irama jantung, ketika terinfeksi Covid-19, biasanya ada gejala demam sehingga  metabolisme meningkat, dan sulit bernafas.  

Gejala Covid ini akan membuat muncul ganguan irama jantung.

Inflamasi atau peradangan yang terjadi  akan merusak  sel otot jantung sehingga menjadi ancaman terbesar, ujung-ujungnya gagal jantung dan terjadi serangan jantung.

“Dengan infeksi covid makin memperparah para pengindap jantung. Yang sudah punya faktor  risiko riskan  meningkat 2-3 kali lipat terjadi serangan jantung di negara maju, di negara berkembang bisa lebih besar,” ujar dokter Rony dalam bincang  dengan Radio Sorona dengan tema Mewaspadai Hubungan Erat Sakit Jantun dan Covid 19, Rabu (30/9/2020).

Ia menjelaskan untuk mengindari terjadi serangan jantung atau kekambuhan,  pada pasien  jantung  kontrol harus dilakukan walaupun di saat pandemi.

Namun sering  berkunjung ke rumah sakit kala kondisi saat ini juga bukan hal  yang disarakan.

Pasalnya rumah sakit juga berisiko jadi tempat penularan Covid-19 walaupun pihak rumah sakit juga telah melakukan protokol kesehatan yang ketat.

Kontrol bisa dilakukan tanpa ke Rumah Sakit, seperti memulai telemedicine.

Pasien juga diajarkan bagaimana cara mengukur denyut nadi apalagi pengukuran itu bisa lebih mudah dengan adanya jam pintar, juga mengukur kadar oksigen tubuh.

Alat sederhana ini juga banyak dijual di toko online.

Namun, dokter Rony mengingatkan, ada beberapa kondisi dimana  harus segera ke rumah sakit.

Setidaknya ada empat  kondisi, dimana  tidak bisa ditunda ke RS, yakni  bila nyeri dada yang hebat, sesak nafas, berdebar-debar tidak bisa ditanggulangi  obat, dan tidak  sadarkan diri, atau kejang, keluar keringat dingin dan pandangan semakian kabur.

Kondisi-kondisi  tersebut  tidak mungkin dirawat di rumah.

Baca: Satu Jemaah Tabligh Asal Indonesia Meninggal Dunia Karena Serangan Jantung di India

Baca: Manfaat Beras Merah untuk Kesehatan Dilengkapi Nilai Gizi, di Antaranya Tingkatkan Kesehatan Jantung

Selain harus rutin mengonsumsi obat untuk menghindari kekambuhan,  faktor yang dikaitkan dengan jantung juga harus diperhatikan dan dalam kondisi stabil di antaranya diabetes, hipertensi harus terkontrol.

Diabetes kaitan dengan gula, harus memotong diet gula dan beralih ke yang lebih segar pilih jus daripada teh manis, minum air putih daripada minuman manis.

Hipertensi hal penting adalah konsumsi garam yang harus dibatasi.

Kolesterol juga harus dijaga dengan mengurangi makanan yang banyak  minyak,  gorengan, dan alkohol.

Selain nutrisi yang sehat,  kebiasaan lain yang harus dilakuan dengan  olahraga  yang aman dan dikerjakan di rumah.

Durasi 30-90 menit, tapi tidak boleh lebih dari 90 menit, frekuensi 3-5 kali per minggu.

Dokter dari RS Primaya ini mengatakan, tidak hanya pasien yang memiliki riwayat sakit  jantung yang harus mencegah terinfeksi Covid,  namun juga anggota keluarga lain.

Ada anggota keluarga yang masih muda, jadi karyawan dan terkena positif Covid tanpa gejala (OTG).  

Ketika sudah positif dan lakukan isolasi mandiri di rumah, dimana di rumah tersebut ada orang tua dengan usia 70 tahun misalnya dengan komorbid (penyakit penyerta) jantung.

Kondisi ini sangat membahayakan.

Sebaiknya orang dengan tanpa gejala  walaupun positif tidak melakukan isolasi di rumah yang ada orang tua dengan penyakit penyerta.

“Anak  muda tanpa komorbid,  walaupun positif tidak ada gejala kalaupun ada ringan.  Sangat berbahaya bila isolasi mandiri  dengan ada anak-anak, orang tua yang komorbid. Bila mengenai orang tua, infeksi corona  sulit ditanggulangi,” katanya. (lis)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved